Program Makan Gratis Disorot Dunia: Rela Inflasi Demi Perbaikan Gizi?
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) menyampaikan gagasan antikorupsi saat acara PAKU Integritas di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/1/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
11:27
5 Maret 2024

Program Makan Gratis Disorot Dunia: Rela Inflasi Demi Perbaikan Gizi?

Makan siang gratis yang menjadi program calon presiden Prabowo Subianto mendapat sorotan dari beberapa lembaga asing. Menurut Fitch Ratings dan Moody's, ada risiko fiskal jangka menengah yang menghantui Indonesia seiring dengan realisasi beberapa janji kampanye Prabowo, termasuk program makan siang dan susu gratis di sekolah yang diperkirakan dapat menghabiskan biaya sekitar 2% PDB setiap tahunnya. 

Selain itu, pernyataan Prabowo tentang kemampuan Indonesia untuk mempertahankan rasio utang terhadap PDB yang lebih tinggi juga dianggap sebagai risiko terhadap proyeksi fiskal dasar oleh Fitch Ratings.

Program makan gratis yang diusung Prabowo Subianto dengan tujuan memberikan makan siang dan susu gratis kepada 78,5 juta siswa di sekitar 400.000 sekolah di seluruh Indonesia memiliki tujuan mengentaskan masalah kekurangan gizi yang berdampak pada stunting.

Dengan adanya program ini, diharapkan calon penerus bangsa ini bisa berkembang lebih baik tanpa kekurangan nutrisi.

Program ini direncanakan akan berjalan hingga tahun 2029 dan memerlukan dana sekitar Rp 450 triliun. Menurut perwakilan tim kampanye Prabowo, pemerintahannya membutuhkan anggaran sekitar Rp100 triliun hingga Rp120 triliun untuk menjalankan program ini pada tahun pertama.

"Jika (Program Makan Siang Gratis) diterapkan, hal ini akan menunjukkan langkah yang berbeda dengan rekam jejak Indonesia sebelumnya dalam hal keuangan anggaran dan rasio utang yang dikelola secara konservatif," ujarwakil presiden dan pejabat senior lembaga Moody's Investors Service, Anushka Shah.

Saat ini, dampak terhadap kelayakan kredit Indonesia dinilai netral. Namun, lanjut dia, arah kebijakan pemerintah Indonesia masih abu-abu seiring belum jelasnya komposisi parlemen.

Di sisi lain, dalam sebuah artikel yang dimuat oleh lembaga Foreign Policy dengan judul "How Will Prabowo Lead Indonesia?", seorang penulis yang berada di New York, Amerika Serikat (AS), Salil Tripathi, juga mengamati program makan gratis Prabowo. Program ini disebut sebagai langkah populis untuk mendapatkan dukungan di dalam negeri.

Menurutnya, proyek tersebut diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar US$7,68 miliar pada tahun pertama. Walaupun diapresiasi, rencana pemberian makan subsidi ini diyakini akan memberikan beban pada anggaran Indonesia dan mungkin akan meningkatkan defisit fiskal negara. 

Editor: M Nurhadi

Tag:  #program #makan #gratis #disorot #dunia #rela #inflasi #demi #perbaikan #gizi

KOMENTAR