Wall Street Ditutup Hijau Setelah Inflasi AS Melandai dan Saham AI Melonjak
Ilustrasi Wall Street.()
07:52
19 Desember 2025

Wall Street Ditutup Hijau Setelah Inflasi AS Melandai dan Saham AI Melonjak

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (18/12/2025) waktu setempat. Data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Selain itu, proyeksi kinerja yang kuat dari produsen chip Micron Technology turut menjadi sinyal solidnya permintaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Mengutip Reuters, Jumat (19/12/2025), indeks Dow Jones Industrial Average naik 65,88 poin atau 0,14 persen ke level 47.951,85. Indeks S&P 500 menguat 53,33 poin atau 0,79 persen ke posisi 6.774,76, sedangkan Nasdaq Composite melonjak 313,04 poin atau 1,38 persen ke level 23.006,36.

Laporan Indeks Harga Konsumen AS (Consumer Price Index/CPI) menunjukkan harga konsumen secara tahunan hingga November meningkat lebih rendah dari perkiraan. Namun, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) tidak merilis data perubahan CPI bulanan karena penutupan sebagian pemerintahan selama 43 hari menghambat pengumpulan data Oktober.

Kepala riset pasar modal U.S. Bank Asset Management Group, Bill Merz, mengatakan laporan inflasi tersebut mulai meredakan tekanan terhadap pembuat kebijakan.

“Laporan CPI yang konstruktif ini mulai meredakan tekanan terhadap para pembuat kebijakan, sehingga mereka berpotensi lebih nyaman memangkas suku bunga tahun depan. Namun, kami masih ingin melihat konfirmasi pada bulan depan untuk memastikan tidak ada distorsi berlebihan akibat penutupan pemerintahan,” ujarnya.

Penguatan ini membuat ketiga indeks utama Wall Street bangkit dari posisi terendah dalam tiga pekan terakhir. Indeks Russell 2000, yang melacak saham-saham berkapitalisasi kecil dan sensitif terhadap suku bunga, turut menguat 0,8 persen.

Dari sisi data ekonomi, laporan klaim tunjangan pengangguran mingguan menunjukkan jumlah pengajuan baru turun pada pekan lalu, berbalik arah dari lonjakan pada pekan sebelumnya.

Hal ini mengindikasikan kondisi pasar tenaga kerja AS tetap stabil pada Desember. Sebelumnya, laporan ketenagakerjaan resmi menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS kembali meningkat pada November, meski tingkat pengangguran naik ke 4,6 persen.

Pelaku pasar kini melihat peluang sebesar 58 persen bagi The Fed untuk mengambil langkah kebijakan yang lebih longgar atau dovish pada Maret mendatang, berdasarkan CME FedWatch Tool.

Secara sektoral, enam dari 11 sektor dalam indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan, dipimpin sektor consumer discretionary yang menguat 1,78 persen. Saham Lululemon melonjak 3,5 persen setelah laporan menyebutkan investor aktivis Elliott telah mengakuisisi saham senilai lebih dari 1 miliar dollar AS di perusahaan pakaian olahraga tersebut. Saham Starbucks juga menguat 4,9 persen.

Di sektor teknologi, Micron Technology melesat 10,2 persen setelah memproyeksikan laba kuartalan hampir dua kali lipat dari ekspektasi analis, didorong kuatnya permintaan terkait AI. Saham perusahaan memori lainnya, termasuk SanDisk dan Western Digital, turut menguat, sementara indeks Philadelphia SE Semiconductor naik 2,6 persen.

Meski demikian, belanja besar-besaran perusahaan yang dibiayai utang untuk pengembangan teknologi AI serta ketidakpastian strategi monetisasinya sempat membebani minat risiko pasar sepanjang kuartal ini.

Saham Oracle naik 0,9 persen, pulih dari penurunan pada perdagangan Rabu setelah rencana pendanaan pusat data Stargate sebelumnya memicu aksi jual di pasar. Sementara itu, saham Trump Media & Technology melonjak 41 persen setelah perusahaan tersebut dan perusahaan energi fusi TAE Technologies sepakat bergabung dalam transaksi seluruh saham dengan valuasi lebih dari 6 miliar dollar AS.

Tag:  #wall #street #ditutup #hijau #setelah #inflasi #melandai #saham #melonjak

KOMENTAR