Lepas Ekspor Rp 980 Miliar, Mendag Sebut Ada Kontribusi Kopdes Merah Putih
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso secara serentak melepas produk ekspor ke berbagai negara dari delapan wilayah, Selasa (17/12/2025).(KOMPAS.com/ AGUSTINUS RANGGA RESPATI)
05:12
18 Desember 2025

Lepas Ekspor Rp 980 Miliar, Mendag Sebut Ada Kontribusi Kopdes Merah Putih

- Kementerian Perdagangan (Kemendag) secara serentak melepas produk ekspor ke berbagai negara dari delapan wilayah dengan nilai 58,77 juta dollar AS, atau hampir setara Rp 1 triliun.

Secara lebih perinci, nilai ekspor ini berkisar Rp 980,80 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.686 per dollar AS.

Pelepasan ekspor serentak tersebut berpusat di PT Denso Manufacturing Indonesia, Cikarang, Jawa Barat.

Sementara itu, tujuh titik pelepasan lainnya berada di Mojokerto, Yogyakarta, Semarang, Kepulauan Riau, Samarinda, Makassar, dan Bali.

Ekspor tersebut rencananya akan tersebar ke beberapa negara seperti negara-negara di ASEAN, Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, China, hingga India.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Budi Santoso mengatakan, dalam pelepasan ekspor ini terdapat perusahaan yang baru pertama kali melakukan ekspor.

Selain itu, ada juga partisipasi dari Koperasi Desa Merah Putih yang turut dalam pelepasan ekspor tersebut. "Kami bersama pelaku usaha, pemerintah daerah, terus ingin meningkatkan ekspor. Ekspor itu tidak hanya yang besar atau menengah. (Pengusaha) kecil juga harus bisa menikmati ekspor," kata dia dalam kegiatan Pelepasan Ekspor Produk Indonesia di 8 Titik, Rabu (17/12/2025).

Desa Didorong Siap Ekspor

Budi menambahkan, ke depan pemerintah berharap kegiatan ekspor tidak hanya dilakukan di wilayah perkotaan.

Lebih daripada itu, ekspor juga harus menjadi tujuan pengusaha yang ada di desa.

Kementerian Perdagangan memiliki program Desa Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor untuk mendorong potensi ini. "Kami sudah melakukan pemetaan, ada sekitar 741 desa yang siap ekspor," imbuh dia.

Menurut dia, produk yang dihasilkan desa juga tak kalah saing dengan produk ekspor lainnya.

Pemerintah sendiri akan melakukan pelatihan untuk meningkatkan kapabilitas produk di desa. "Sebenarnya produk di desa-desa itu banyak yang bagus, cuma belum terstandarisasi," ungkap dia.

Untuk itu, pemerintah akan melakukan pelatihan dari mulai desain hingga manajemennya.

UMKM yang bergabung di program UMKM BISA Ekspor memiliki peluang untuk ekspor dengan bantuan sebanyak 46 atase perdagangan yang terdapat di 33 negara.

Atase perdagangan merupakan pejabat pemerintah yang ditunjuk untuk mewakili kepentingan perdagangan dan bertugas mempromosikan produk ekspor.

Sebagai catatan, Kemendag mencatat sepanjang Januari–Oktober 2025, penjajakan kerja sama bisnis (business matching) yang diikuti pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor telah mencatatkan transaksi senilai 130,17 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 2,17 triliun.

Nilai tersebut terdiri atas purchase order (PO) 56,99 juta dollar AS dan potensi transaksi 73,18 juta dollar AS.

Koperasi Desa Merah Putih Ikut Pelepasan Ekspor

Budi menjelaskan, dalam pelepasan ekspor kali ini terdapat koperasi desa yang baru pertama kali melakukan ekspor, yaitu Koperasi Desa Merah Putih Desa Sidomulyo asal Mojokerto.

Ada pula CV Sorajati Dharma Biru Furniture asal Yogyakarta yang juga pertama kali melakukan ekspor furniture ke Bora Bora Island di Polinesia Perancis.

Ke depan, Kemendag juga telah berencana untuk memperluas cakupan pasar, terutama di Eropa dan Amerika Latin.

Budi menjelaskan, Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan Indonesia-Peru CEPA telah ditandatangani.

Sementara Indonesia-Tunisia PTA hampir rampung dan tinggal menunggu penandatanganan.

Adapun, pada tanggal 21 Desember 2025, Kemendag dijadwalkan menandatangani Indonesia-Eurasia Economic Union Free Trade Agreement (FTA), sebagai upaya memperluas akses pasar ekspor Indonesia.

Produk Ekspor yang Dilepas Bervariasi

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi menjelaskan, terdapat berbagai produk yang diekspor, termasuk di dalamnya adalah produk manufaktur, komoditas primer, furniture, hingga produk kreatif.

Produk ekspor kali ini juga terdiri dari komponen elektrik kendaraan, makanan olahan, hasil pertukangan, hingga produk dekorasi.

Pelepasan ekspor kali ini diikuti oleh sebanyak 31 perusahaan, baik yang berukuran besar maupun UMKM.

Kegiatan ekspor hari ini juga dilakukan serentak di 8 daerah di 8 provinsi berbeda. "Termasuk satu di antaranya adalah koperasi merah putih," ujar dia.

Dalam kesempatan kali ini, PT Denso Manufacturing Indonesia melepas enam kontainer dengan nilai 26,4 juta dollar AS. "Pelaksanaan kegiatan hari ini merupakan hasil koordinasi yang dilakukan dengan baik dan intensif dengan pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten, kota, serta didukung juga oleh Ekspor Center Kementerian Perdagangan di berbagai wilayah," terang dia.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Denso Manufacturing Indonesia Hirotsugu Kano mengatakan, perusahaannya telah mengembangkan produk kelistrikan kendaraan bermotor sejak 1997. "Pelanggan utama kami adalah pembuat mobil dari Jepang, Amerika Selatan, Eropa, dan negara lainnya. Saat ini sekitar 72 persen produk kami telah diekspor," terang dia.

Dalam melakukan produksi, Denso juga berupaya untuk mengurangi jejak karbon tahunan hingga 1,2 juta ton. "Denso tidak hanya membuat produk, tetapi juga memproduksi kebahagiaan bagi para pekerja. Kami berkontribusi positif kepada masyarakat," tutup dia.

Suasana Koperasi Desa Merah Putih Girimukti di Lebak yang jadi contoh koperasi yang berhasil menjalankan unit usaha, Rabu (15/10/2025).KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN Suasana Koperasi Desa Merah Putih Girimukti di Lebak yang jadi contoh koperasi yang berhasil menjalankan unit usaha, Rabu (15/10/2025).

Ekspor Tumbuh, Indonesia Pertahankan Surplus Neraca Perdagangan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Indonesia sepanjang Januari hingga Oktober 2025 mencapai 234,04 miliar dollar AS, atau meningkat 6,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa ekspor nonmigas tetap menjadi motor utama kinerja perdagangan Indonesia.

Nilainya tercatat 223,12 miliar dollar AS, tumbuh 8,42 persen secara tahunan. "Sepanjang Januari hingga Oktober 2025, total nilai ekspor mencapai 234,04 miliar dollar AS, atau naik 6,96 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujarnya dalam konferensi pers Rilis Berita Resmi Statistik di Jakarta pada Senin (1/12/2025).

Pudji mengatakan, ada beberapa komoditas yang mengalami peningkatan signifikan berasal dari sektor industri pengolahan, yakni minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, barang perhiasan dan barang berharga, kimia dasar organik berbasis hasil pertanian, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya.

Dari sisi negara tujuan, ekspor nonmigas ke China tercatat mencapai 52,45 miliar dollar AS, naik 8,19 persen dibanding Januari-Oktober 2024.

Secara kumulatif, ekspor nonmigas ke Amerika Serikat, ASEAN, dan Uni Eropa juga tercatat meningkat, sementara ekspor ke India mengalami penurunan. Sementara itu, ekspor migas justru melemah.

Pudji menjelaskan bahwa sepanjang Januari hingga Oktober 2025, ekspor migas tercatat 10,93 miliar dollar AS, turun 16,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus pada Oktober 2025 dengan surplus mencapai 2,39 miliar dollar AS.

Untuk neraca perdagangan kumulatif atau periode Januari hingga Oktober 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 35,88 miliar dollar AS.

Surplus tersebut ditopang oleh surplus komoditas nonmigas yang mencapai 51,51 miliar dollar AS, sementara komoditas migas masih mencatat defisit sebesar 15,63 miliar dollar AS.

Tag:  #lepas #ekspor #miliar #mendag #sebut #kontribusi #kopdes #merah #putih

KOMENTAR