Awal Desember, Rupiah Mulai Bangkit Lawan Dolar Amerika Serikat
Ilustrasi petugas salah satu tempat penukaran mata uang asing menunjukkan uang rupiah dan dolar AS. [Suara.com/Alfian Winanto]
12:05
1 Desember 2025

Awal Desember, Rupiah Mulai Bangkit Lawan Dolar Amerika Serikat

Baca 10 detik
  • Rupiah menguat 0,10% menjadi Rp16.658 per Dolar AS pada pembukaan pasar Senin (1/12/2025) dibandingkan penutupan sebelumnya.
  • Penguatan Rupiah dipengaruhi faktor eksternal data ekonomi AS beragam dan ekspektasi pelonggaran suku bunga Desember.
  • Faktor internal terkait kebijakan pemindahan dana pemerintah ke Himbara diprediksi dorong pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025.

Nilai tukar Rupiah sedikit menguat pada pembukaan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah di pasar Senin (1/12/2025) dibuka di level Rp16.658 dolar Amerika Serikat (AS).

Alhasil, Rupiah menguat 0,10 persen dibanding penutupan pada Jumat yang berada di level Rp 16.675 per Dolar AS.

Sedangkan, kurs Rupiah berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia di level Rp16.661.

Selain itu, beberapa mata uang Asia menunjukkan fluktuatif terhadap dolar.

Salah satunya, Yen Jepang mencatat penguatan terbesar yakni 0,39 persen.

Lalu, Dolar Singapura menguat 0,10 persen. Disusul, Ringgit Malaysia menguat 0,09 persen, diikuti Baht Thailand menguat 0,06 persen.

Sedangkan, Peso Filipina menguat 0,03 persen. Selain itu, Won Korea menguat 0,0 persen dan Yuan China menguat 0,006 persen terhadap Dolar AS.

Sementara itu, Dolar Hong Kong dan Dolar Taiwan melemah terhadap Dolar AS pagi ini dengan pelemahan masing-masing 0,03 persen dan 0,07 persen.

Kemudian, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 99,36, turun dari akhir pekan lalu yang ada di 99,45.

Dalam hal ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah disebabkan dua faktor internal dan eksternal.

Adapun, eksternal dipengaruhi beberapa data ekonomi AS yang tertunda yang dirilis sejauh ini menunjukkan gambaran yang beragam akan kesehatan ekonomi Amerika Serikat, dengan Nonfarm Payroll (NFP) bulan September yang lebih kuat dari perkiraan.

Lalu, Indeks Harga Produsen (PPI) inti yang lebih lemah dan Pesanan Barang Tahan Lama yang optimis, kontras dengan Penjualan Ritel yang lebih lemah dan peningkatan Tingkat Pengangguran.

Namun meskipun sinyal ekonomi beragam, para pedagang tetap yakin The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada pertemuannya di bulan Desember, dengan pasar memperkirakan probabilitas sekitar 85 persen untuk pengurangan suku bunga sebesar 25 basis poin, menurut CME FedWatch Tool.

Sedangkan dalam negeri dipengaruhi ileh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, mengklaim kebijakan pemindahan dana pemerintah dari Bank Indonesia (BI) ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan meningkatkan pertumbuhan ekonomisekitar 0,2 persen pada kuartal IV-2025.

Dengan begitu, optimistis pertumbuhan ekonomi sepanjang Oktober, November, dan Desember tahun ini akan mampu mencapai dikisaran 5,6 persen — 5,7 persen yang juga akan didorong paket stimulus pemerintah.

"Sejumlah paket itu adalah pemberian diskon tarif tiket transportasi selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026/26, termasuk penambahan bantuan langsung tunai(BLT)," katanya.

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (26/11/2025). [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih] PerbesarMenkeu Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta. [Suara.com/Fakhri Fuadi Muflih]

Lalu dipengaruhi oleh kebijakan Purbaya menyalurkan anggaran negara yang disimpan di BI kepada lima bank milik negara senilai total Rp200 triliun.

Perinciannya, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) masing-masing memperolehlikuiditas sebesar Rp55 triliun.

Kemudian, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

Teranyar, kemenkeu kembali menambahkan likuiditassenilai total Rp7 triliun. Pemberian dilakukan Bank Mandiri, Bank BNI, dan BRI masing-masing Rp25 triliun.

Kemudian, Bankk DKI mendapat Rp1 triliun. Jadi total, guyuran sudah mencapai Rp276 triliun.

Editor: Dythia Novianty

Tag:  #awal #desember #rupiah #mulai #bangkit #lawan #dolar #amerika #serikat

KOMENTAR