Wall Street Menguat 4 Hari Berturut-turut, Ini Penopangnya
- Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (26/11/2025) waktu setempat.
Kombinasi euforia saham teknologi dan spekulasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada Desember membuat Wall Street bergerak mantap di zona hijau.
Mengutip Reuters, Kamis (27/11/2025), Dow Jones Industrial Average naik 0,82 persen menjadi 47.501,03, sementara S&P 500 menguat 0,79 persen ke 6.819,20.
Indeks Nasdaq Composite, yang sarat saham teknologi, juga naik 0,86 persen menjadi 23.224,17.
Dari 11 sektor utama S&P 500, teknologi mencatat kenaikan tertinggi, sementara jasa komunikasi menjadi sektor paling tertekan.
Reli ini memperpanjang kenaikan tiga hari sebelumnya, setelah kekhawatiran soal valuasi saham teknologi yang sempat menekan pasar mulai mereda.
Sentimen investor kembali membaik setelah Nvidia melaporkan kinerja kuartalan yang kuat dan menyampaikan proyeksi cerah.
Optimisme itu diperkuat oleh outlook Dell Technologies yang melampaui ekspektasi pasar.
“Nvidia telah meredakan sejumlah kekhawatiran jangka pendek. Sejak itu, komentar dovish pejabat The Fed, terutama dari Gubernur The Fed New York, memberi sinyal potensi pemangkasan suku bunga bulan depan. Itu yang belakangan mendorong pasar,” ujar Managing Partner Keator Group, Matthew Keator.
Harapan pelonggaran kebijakan moneter semakin menebal.
Jajak pendapat Reuters memperkirakan S&P 500 dapat naik sekitar 12 persen hingga akhir 2026, ditopang ekonomi yang masih solid, kuatnya sektor teknologi, dan kebijakan The Fed yang lebih akomodatif.
Beige Book The Fed yang dirilis pekan ini tidak banyak mengubah ekspektasi pemangkasan suku bunga.
Berdasarkan CME FedWatch, pasar kini menilai probabilitas 84,9 persen bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember.
Saham maskapai juga terbang tinggi pada hari yang menjadi salah satu puncak musim perjalanan di AS.
Indeks S&P 1500 Airlines melonjak 3,4 persen, seiring tingginya aktivitas perjalanan udara yang kerap dianggap sebagai indikator kesehatan belanja konsumen.
Momentum ini menjadi sinyal positif menjelang rangkaian belanja akhir tahun, mulai dari Thanksgiving, Black Friday, hingga Cyber Monday, periode krusial bagi peritel yang menghadapi tekanan margin akibat tarif impor dan gelombang PHK korporasi.
Meski penjualan liburan 2025 diperkirakan untuk pertama kalinya menembus 1 triliun dollar AS, pandangan pelaku ritel tidak sepenuhnya seragam.
Walmart dan Target, misalnya, memberikan proyeksi berbeda mengenai kekuatan permintaan konsumen.
Sementara itu, data ekonomi terbaru juga memberi gambaran campuran.
Pesanan core capital goods pada September 2025 tercatat melampaui ekspektasi, menandakan belanja modal perusahaan lebih kuat dari perkiraan, meski pelaporannya tertunda akibat penutupan pemerintahan (government shutdown).
Di sisi lain, klaim awal tunjangan pengangguran tercatat lebih rendah dari konsensus, namun klaim lanjutan terus naik, sejalan dengan survei yang menunjukkan persepsi masyarakat terhadap pasar tenaga kerja masih melemah.
Tag: #wall #street #menguat #hari #berturut #turut #penopangnya