Harga Emas Antam Melonjak Tajam Hari Ini, Cek Rinciannya
- Harga emas Antam pada Kamis, 13 November 2025, untuk 1 gram mencapai Rp 2.396.000, naik Rp 29.000 dari hari sebelumnya.
- Harga 1 gram emas Antam tercatat naik Rp 29.000, sementara harga beli kembali ditetapkan sebesar Rp 2.261.000 per gram.
- Harga emas dunia menembus USD 4.195 per ons didorong optimisme akhir penutupan pemerintah Amerika Serikat menjelang pemungutan suara DPR.
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari Kamis, 13 November 2025 untuk ukuran satu dibanderol di harga Rp 2.396.000 per gram.
Dikutip dari situs Logam Mulia, harga emas antam itu lompat tinggi Rp 29.000 dibandingkan hari Rabu, 12 November 2025 sebelumnya.
Sementara itu, harga Buyback (beli kembali) emas Antam dibanderol di harga Rp 2.261.000 per gram.
Harga buyback itu juga melonjak Rp 29.000 dibandingkan dengan harga buyback hari Rabu kemarin.
PerbesarPetugas melayanai warga yang memesan emas Antam di Butik Emas Logam Mulia Antam, TB Simatupang, Jakata (14/4/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]Seperti dilansir dari laman resmi Logam Mulia Antam, berikut adalah harga emas antam pada hari ini:
- Emas 0,5 Gram Rp 1.248.000
- Emas 1 Gram Rp 2.396.000
- Emas 2 gram Rp 4.732.000
- Emas 3 gram Rp 7.073.000
- Emas 5 gram Rp 11.755.000
- Emas 10 gram Rp 23.455.000
- Emas 25 gram Rp 58.512.000
- Emas 50 gram Rp 116.945.000
- Emas 100 gram Rp 233.812.000
- Emas 250 gram Rp 584.265.000
- Emas 500 gram Rp 1.168.320.000
- Emas 1.000 gram Rp 2.336.600.000
Perlu diingat, harga tersebut belum termasuk pajak penghasilan (PPh) sebesar 0,45 persen bagi pemegang NPWP dan 0,9 persen yang tidak memiliki NPWP. Pengenaan PPh ini sesuai dengan PMK Nomor 34/OMK.19/2017.
Harga Emas Dunia Melonjak Lagi
Harga emas dunia melanjutkan reli dan menembus kisaran USD 4.195 per ons pada perdagangan sesi Asia awal Kamis (13/11/2025).
Logam mulia ini naik ke level tertinggi sejak 21 Oktober, seiring meningkatnya optimisme pasar menjelang pemungutan suara untuk mengakhiri penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari FXStreet, para pelaku pasar menilai berakhirnya penutupan pemerintah akan membawa kejelasan ekonomi dan membuka jalan bagi langkah kebijakan selanjutnya dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS tengah bersidang untuk membahas dan memberikan suara atas kesepakatan pendanaan yang telah disahkan Senat. Rancangan undang-undang itu akan memulihkan pendanaan bagi lembaga-lembaga pemerintah hingga 30 Januari, mengakhiri penutupan terpanjang dalam sejarah AS.
Ekspektasi berakhirnya penutupan pemerintah dan dimulainya kembali publikasi data ekonomi menambah keyakinan bahwa The Fed dapat memangkas suku bunga pada Desember mendatang. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, pasar memperkirakan peluang sekitar 64 persen untuk pemangkasan suku bunga bulan depan.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung harga emas karena menurunkan biaya peluang dalam memegang aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia.
Namun, para pembuat kebijakan The Fed masih terbelah mengenai arah kebijakan suku bunga. Gubernur The Fed Stephen Miran menilai kebijakan moneter saat ini terlalu ketat dan percaya bahwa inflasi yang melandai, terutama dari sektor perumahan, akan meredakan tekanan harga.
Sebaliknya, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menegaskan suku bunga sebaiknya tetap dipertahankan sampai ada bukti jelas bahwa inflasi telah kembali ke target 2%. Bostic juga mengumumkan akan mengundurkan diri dari jabatannya awal tahun depan.
Pasar kini menanti pidato sejumlah pejabat The Fed, termasuk Neel Kashkari, Alberto Musalem, dan Beth Hammack, pada Kamis malam waktu AS. Pernyataan bernada hawkish dari para pejabat tersebut berpotensi menguatkan Dolar AS (USD) dan menekan harga emas dalam jangka pendek.