Ekonomi Pariwisata Terus Dikembangkan, Perbankan Beri Dukungan Nyata
- Potensi sektor pariwisata terus digenjot. Khususnya, desa wisata dan objek wisata daerah. Dengan begitu, akan menciptakan nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Saat ini terdapat 26 desa yang mendapat binaan secara intensif dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Terdapat 12 desa diantaranya merupakan binaan kolaborasi BCA dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pengembangan keterampilan dan peningkatan ekonomi.
Pengayaan praktik tata kelola desa wisata berkelanjutan juga terus digalakkan. Meliputi tata kelola yang bertanggung jawab, ekonomi kreatif secara berkelanjutan, hingga sosial budaya dalam upaya pelestarian budaya nusantara.
"Kami menyadari sektor pariwisata merupakan pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang dapat mendorong pembangunan daerah dan memperluas lapangan pekerjaan," kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, Selasa (6/2).
Menurut dia, optimalisasi infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) dapat menjadi kunci untuk mewujudkannya. Terutama, dalam memanfaatkan potensi wisata berbasis komunitas di Desa Bakti BCA. Seperti di Desa Wisata Bilebante, BCA menghadirkan berbagai pelatihan yang relevan dengan kebutuhan komunitas lokal yang mengelola desa wisata.
Hera memastikan desa-desa wisata yang sudah terekspos terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Sehingga menjadi destinasi yang terus dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi komunitas dan daerah setempat secara berkelanjutan.
"Dampak langsung dari pendampingan yang kami berikan adalah menjamin pengelolaan desa wisata yang mampu berdaya saing dan sustain," ujarnya.
Desa Wisata Bilibante saat ini memberdayakan 60 tenaga kerja yang berasal dari penduduk setempat. Mayoritas tenaga kerja wanita dan pemuda.
Desa ini menawarkan sekitar 17 kuliner produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Terdiri dari ayam merangkat, bakso rumput laut, aneka olahan keripik, plecing, dan sebagainya.
Pendapatan rata-rata UMKM wanita di Desa Wisata Bilebante sebesar Rp4 juta per bulan. Dengan demikian, mampu menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat desa setempat
Sementara itu, Kemenparekraf juga berkolaborasi dengan Bizhare untuk fasilitasi akses pendanaan kepada Bobocabin di Desa Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Nilainya mencapai Rp 6,5 miliar melalui mekanisme securities crowdfunding alias urun dana. Model pendanaannya berasal partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi investor.
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, sudah lebih dari 190 investor telah melakukan pre-order pendanaan pada Bobocabin Dieng Wonosobo. Dengan total 23 ribu lembar saham atau setara Rp 1 miliar. Seiring berjalannya waktu, nilainya akan terus bertambah.
"Ini adalah securities crowdfunding pertama untuk fasilitas pariwisata yangdiinovasikan dan direpresentasikan oleh Bizhare dan Bobocabin. Kita harapkan semakin banyak terobosan-terobosan investasi ke depan di sektor pariwisata," ujar Sandi.
Founder dan CEO Bizhare Heinrich Vincent menyatakan, masyarakat dapat berkontribusi menjadi pemilik usaha di sektor pariwisata melalui skema urun dana. Sehingga memunculkan rasa kepemilikan yang tinggi karena telah menjadi investor.
"Dengan begitu, masyarakat akan tergerak ikut membantu mempromosikan bisnis Bobocabin miliknya itu," ungkapnya.
Menurut dia, masih banyak potensi untuk inovasi pada sisi supply. Mengingat, selama ini Bobocabin hanya memiliki satu investor dengan ticket size yang cukup besar. Sehingga membuat para investor yang ingin menanamkan modal dengan jumlah kecil sulit untuk menjadi bagian dari Bobocabin.
Tag: #ekonomi #pariwisata #terus #dikembangkan #perbankan #beri #dukungan #nyata