Rupiah Diprediksi Menguat, Analis Ungkap Efek Besar Akhir Shutdown AS ke Indonesia
-
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,28% menjadi Rp16.700 per Dolar AS pada Selasa (11/11).
-
Penguatan didorong oleh sentimen risk on dari harapan berakhirnya government shutdown AS.
-
Analis memprediksi rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.600–Rp16.700 per Dolar AS.
Nilai tukar rupiah mengawali perdagangan hari ini dengan optimisme tinggi, mencatatkan penguatan signifikan terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Pergerakan positif ini didorong oleh sentimen risk on global, yang dipicu oleh perkembangan terbaru mengenai potensi berakhirnya penutupan kegiatan pemerintahan (government shutdown) di AS.
Pada pembukaan perdagangan Selasa (11/11/2025) di Jakarta, nilai tukar rupiah tercatat menguat sebesar 46 poin atau 0,28 persen, bergerak ke level Rp16.700 per Dolar AS, dari posisi penutupan sebelumnya di Rp16.654 per Dolar AS.
Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, memprediksi penguatan rupiah didukung oleh sentimen risk on dari harapan berakhirnya shutdown pemerintah AS.
"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS didukung sentimen risk on dari harapan berakhirnya shutdown pemerintah AS," ujar Lukman Leong kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Presiden AS Donald Trump sendiri menyatakan bahwa penutupan kegiatan pemerintahan akan segera berakhir.
Sinyal positif ini semakin kuat setelah Senat AS dikabarkan menunjukkan kesediaan untuk menerima paket Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendanaan yang dapat mengakhiri shutdown.
Sebanyak 60 Senator berhasil mendukung paket RUU tersebut dalam pemungutan suara prosedural. Jumlah ini memenuhi ambang batas yang dibutuhkan (60 suara) untuk meloloskan RUU di tingkat Senat.
Paket yang disetujui ini mencakup pendanaan untuk beberapa departemen penting, termasuk kegiatan Kongres, Departemen Pertanian (termasuk program bantuan pangan SNAP), Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), program veteran, serta proyek konstruksi Pentagon untuk tahun fiskal 2026.
Badan-badan pemerintahan lainnya akan didanai melalui resolusi lanjutan hingga 30 Januari 2026.
Paket RUU ini juga secara efektif membatalkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pegawai federal yang berlaku sejak 1 Oktober 2025.
Setelah pemungutan suara di Senat, RUU tersebut masih harus melalui pemungutan suara final, disahkan oleh DPR, dan ditandatangani oleh Presiden Donald Trump untuk resmi menjadi undang-undang.
Analisis Prospek Rupiah dan Aset Berisiko
Lukman Leong menjelaskan bahwa potensi berakhirnya penutupan pemerintah AS secara umum akan mendukung aset berisiko.
Meskipun Dolar AS sendiri seharusnya juga terdukung, sentimen risk on di pasar cenderung lebih positif terhadap mata uang dan aset berisiko dari negara berkembang seperti Indonesia.
Di samping perkembangan global, investor juga masih menantikan rilis data penjualan ritel Indonesia yang seharusnya dirilis kemarin. Lukman memperkirakan data penjualan ritel domestik ini akan bertumbuh sebesar 3,2 persen.
Berdasarkan gabungan faktor sentimen global positif dan ekspektasi data domestik, kurs rupiah diperkirakan akan bergerak dalam rentang yang relatif stabil, yakni antara Rp16.600 hingga Rp16.700 per Dolar AS pada perdagangan hari ini.
Tag: #rupiah #diprediksi #menguat #analis #ungkap #efek #besar #akhir #shutdown #indonesia