Industri Pindar Lokal Cari Pendanaan Investor ke Hong Kong
-
AFPI pimpin delegasi fintech Indonesia di Hong Kong FinTech Week.
-
Partisipasi bertujuan tarik investor dan perluas kemitraan global.
-
Pemberian edukasi pinjol legal ke pekerja migran juga dilakukan AFPI.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) memimpin delegasi Indonesia dalam ajang Hong Kong FinTech Week (HKFW) 2025. Salah satunya, pameran dan konferensi financial technology (fintech) terbesar di dunia yang mempertemukan regulator, investor, dan pelaku utama industri keuangan digital global.
Ketua Umum AFPI, Entjik S Djafar, mengatakan AFPI untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan fintech lending di kawasan Asia Tenggara. Hal ini untuk menarik minat investor global terhadap model bisnis fintech lending Indonesia yang inovatif dan berorientasi pada perlindungan konsumen.
Ini juga memberikan kesempatan memperluas kemitraan strategis lintas negara untuk ekosistem Pindar.
PerbesarIlustrasi pinjol. (ist)"Melalui Hong Kong FinTech Week, kami ingin memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki ekosistem fintech lending yang berkembang pesat dengan tata kelola yang kuat dan prinsip perlindungan konsumen sebagai prioritas. Model bisnis kami bukan hanya inklusif, tetapi juga investor-friendly karena dijalankan di bawah kerangka regulasi yang jelas dan berintegritas tinggi," ujar Entjik, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Dalam forum ini, AFPI berperan aktif sebagai exhibitor bersama anggotanya yakni Amartha, Pinjamin, Privy, dan MonetaPay, sekaligus berkesempatan menampilkan potensi kolaborasi, model bisnis berkelanjutan, serta kontribusi fintech lending terhadap inklusi keuangan nasional.
Lebih lanjut, Entjik menekankan pentingnya kolaborasi dengan Hong Kong dalam memperkuat konektivitas regional.
"Hong Kong memiliki peran strategis sebagai pusat finansial dan inovasi di Asia bahkan di dunia. Kolaborasi dalam bidang teknologi, pendanaan, dan tata kelola akan membantu mempercepat pengembangan sektor fintech Indonesia agar semakin kompetitif dan berstandar internasional," tambahnya.
Pindar menjadi salah satu pendorong utama inklusi keuangan di Indonesia, dengan menjangkau masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sebelumnya belum terlayani lembaga keuangan formal.
Didukung infrastruktur digital yang semakin merata mulai dari identitas digital, konektivitas internet, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan, Pindar kini mampu memperluas akses pembiayaan hingga ke pelosok daerah.
"Melalui infrastruktur digital yang kuat, platform fintech lending dapat menilai kelayakan kredit dengan lebih akurat dan menjangkau UMKM di seluruh Indonesia. Dalam konteks regional, hal ini juga membuka peluang bagi kolaborasi lintas negara, khususnya di kawasan ASEAN dan China," jelas Entjik.
Partisipasi AFPI dan para anggotanya di HKFW diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan fintech di Asia Tenggara, serta membuka peluang investasi dan kerja sama internasional yang berkelanjutan.
Dalam kunjungan ke Hong Kong, AFPI juga berkesempatan menjadi pembicara dalam sesi yang digelar Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI). Direktur Eksekutif AFPI Yasmine Meylia Sembiring memberikan edukasi kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengenai pentingnya memahami dan memilih pinjaman daring yang legal dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Yasmine mengajak para PMI agar tidak mudah tergiur tawaran pinjol ilegal yang kerap menjerat dengan bunga tinggi dan praktik penagihan tidak beretika. Edukasi ini juga menekankan bagaimana memeriksa legalitas platform pinjaman secara mandiri serta mengenali ciri-ciri pinjol ilegal yang perlu diwaspadai.
"Dengan pemahaman yang baik, PMI dapat menggunakan layanan Pindar untuk tujuan positif seperti mendukung kebutuhan usaha, pendidikan, atau membantu keluarga di Tanah Air," ujar pungkasnya.
Tag: #industri #pindar #lokal #cari #pendanaan #investor #hong #kong