Bantah Perekonomian RI Rapuh dan Kehabisan Tenaga, Airlangga Beberkan Buktinya
- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah pernyataan ekonom yang menyebut perekonomian Indonesia rapuh dan kehabisan tenaga.
Menurutnya, perekonomian Indonesia masih solid. Bahkan pertumbuhan ekonomi nasional menempati posisi ketiga di antara negara G20.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi RI Kuartal III 2025 sebesar 5,04 persen. Realisasi ini lebih tinggi dari dua negara G20 yakni China dan Korea Selatan yang masing-masing sebesar 4,8 persen dan 1,7 persen.
"Indonesia ekonomi masih solid, di antara G20 kita nomor tiga," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Menurutnya, ekonomi pada Kuartal III 2025 lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 4,95 persen.
Meski dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,12 persen, pertumbuhan ekonomi Kuartal III mengalami penurunan.
"Dengan angka yang 5,04 persen itu berarti kita bisa menjaga di level 5 persen," kata Airlangga.
Airlangga juga optimistis target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2 persen bakal tercapai.
Meski pertumbuhan ekonomi kuartal I hingga III masih di bawah target, ekonomi masih berpeluang tumbuh lebih cepat di akhir tahun dengan momen libur Natal dan Tahun Baru pada akhir tahun nanti.
Pemerintah juga menjaga daya beli masyarakat lewat bantuan sosial dan stimulus ekonomi.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan senilai Rp 130 triliun untuk mendorong permintaan dan investasi di sektor perumahan.
"On track, kita optimis Kuartal IV bisa naik," tukasnya.
Sebelumnya, Ekonom dari Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai pertumbuhan ekonomi nasional mulai kehabisan tenaga. Sebab pertumbuhan ekonomi Kuartal III lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Kuartal II 2025.
Bahkan secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Kuartal III 2025 hanya 1,43 persen, merosot cukup dalam dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 4,04 persen.
"Ini menandakan dorongan yang rapuh di tengah gejolak eksternal dan domestik," ujarnya kepada media, Rabu.
Padahal kinerja ekspor pada periode ini yang sebesar 74,39 miliar dollar AS meningkat 8,96 persen secara tahunan dan meningkat 8,14 persen secara kuartalan.
Namun, kinerja ekspor yang positif itu tidak tertransmisikan ke daya beli dan investasi pada periode ini.
BPS mencatat, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen, lebih rendaah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 4,97 persen dan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,91 persen.
Pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 5,04 persen juga tumbuh lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 6,99 persen dan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,08 persen.
"Ekspor memang meningkat tiap bulan Juli-September, tetapi transmisi ke daya beli dan investasi belum solid. Fakta ini menegaskan bahwa mesin pertumbuhan bekerja, tetapi tidak pada putaran optimal," tutur Syafruddin.
Tag: #bantah #perekonomian #rapuh #kehabisan #tenaga #airlangga #beberkan #buktinya