Pendapatan GoTo Rp 4,74 Triliun pada Kuartal III 2025, Ditopang Gojek dan GoPay
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan pendapatan bersih pada kuartal III 2025 tercatat Rp 4,74 triliun.
Pendapatan bersih GoTo tumbuh 21 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp 3,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga September 2025, pendapatan bersih GoTo meningkat 14 persen menjadi Rp 13,30 triliun dari Rp 11,66 triliun.
CEO GoTo Patrick Walujo.
Selain itu, untuk pertama kalinya, perseroan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp 62 miliar, menandai peralihan dari tren rugi dalam beberapa periode sebelumnya.
Laba sebelum pajak yang disesuaikan ini dihitung berdasarkan rugi periode berjalan yang kemudian ditambahkan dengan beban pajak penghasilan serta bagian kerugian bersih dari Tokopedia.
Dengan capaian tersebut, GoTo menaikkan panduan EBITDA yang disesuaikan tahun 2025 dari sebelumnya Rp 1,4 triliun sampai 1,6 triliun menjadi Rp 1,8 triliun sampai 1,9 triliun.
Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyatakan, hasil positif ini menunjukkan kemajuan nyata dalam upaya perseroan mencapai profitabilitas yang berkelanjutan.
“Pada kuartal ketiga, kami mencatatkan tonggak sejarah baru dengan mencapai laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kali sebesar Rp 62 miliar,” kata Patrick dalam keterangan resmi, Rabu (29/10/2025).
“Melalui momentum ini, kami menaikkan panduan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan setahun penuh, yang menegaskan kepercayaan terhadap kemampuan kami untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan," tutur Patrick.
Patrick menambahkan, fokus perusahaan tetap pada penyediaan layanan yang konsisten dan efisien bagi konsumen, serta peningkatan penghasilan mitra pengemudi dan pedagang.
Ilustrasi logo GoTo.
Direktur Keuangan Grup GoTo Simon Ho menuturkan, peningkatan laba dan EBITDA mencerminkan kemajuan dalam efisiensi operasional serta disiplin keuangan.
“Kami mencapai rekor lain untuk EBITDA Grup yang disesuaikan dan menghasilkan arus kas bebas yang disesuaikan positif, didukung oleh pertumbuhan pendapatan dan manajemen biaya yang disiplin,” ujar Simon.
“Berkat eksekusi yang disiplin dan investasi yang terarah, kami mampu berkembang, melayani lebih banyak pengguna, dan melakukannya dengan lebih efisien.”
Secara keseluruhan, EBITDA grup yang disesuaikan melonjak 239 persen menjadi Rp 516 miliar di kuartal III 2025, dari Rp 152 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Hingga September 2025, GoTo mencatat EBITDA positif Rp 1,34 triliun, berbalik dari negatif Rp 79 miliar pada tahun lalu.
Kinerja Gojek dan GoTo Financial
Dari sisi unit bisnis, on-demand service (ODS) yang diwakili Gojek membukukan pendapatan bersih Rp 3,21 triliun di kuartal III-2025, naik 10 persen dari Rp 2,90 triliun.
Hingga September 2025, pendapatan bersih Gojek naik 18 persen menjadi Rp 9,20 triliun.
EBITDA yang disesuaikan untuk ODS juga melonjak 115 persen menjadi Rp336 miliar dari Rp 156 miliar, menandai peningkatan selama lima kuartal berturut-turut.
Sementara itu, unit bisnis GoTo Financial (GTF) mencatat lonjakan pendapatan bersih 55 persen menjadi Rp 1,54 triliun dari Rp 993 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Sampai September 2025 pendapatan GTF naik 71 persen menjadi Rp 4,10 triliun dari Rp 2,40 triliun.
GoTo juga mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna bertransaksi bulanan (Monthly Transacting Users/MTU), yang naik 29 persen YoY menjadi 24,2 juta pengguna.
Lonjakan ini didorong oleh meningkatnya adopsi GoPay di segmen pengguna premium dan pasar massal, serta penggunaan lintas platform di ekosistem GoTo.
Fintech GoTo pun mencetak rekor baru dengan lebih dari 500 juta transaksi dalam sebulan untuk pertama kalinya pada September 2025.
Tag: #pendapatan #goto #triliun #pada #kuartal #2025 #ditopang #gojek #gopay