Antisipasi Melonjaknya Harga Minya Dunia Dampak Perang Iran-Israel, Bahlil Ungkap Presiden Prabowo Perintahkan Naikkan Produksi Minyak Domestik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (Nurul Fitriana/JawaPos.com)
11:36
25 Juni 2025

Antisipasi Melonjaknya Harga Minya Dunia Dampak Perang Iran-Israel, Bahlil Ungkap Presiden Prabowo Perintahkan Naikkan Produksi Minyak Domestik

- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui, konflik yang terjadi di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran serta potensi penutupan Selat Hormuz, menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Ia mengamini, situasi ini dapat berdampak signifikan pada harga minyak dunia.

"Dalam konteks minyak, ketika Selat Hormuz ditutup ini akan berdampak kenaikan harga minyak dunia,” kata Bahlil kepada wartawan, Rabu (25/6).

Penutupan Selat Hormuz akan berdampak pada melonjaknya harga minyak dunia, di atas asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yakni 82 USD per barel, meskipun saat ini masih terkendali di bawah 80 USD per barel.

Bahlil menyatakan, untuk menghadapi potensi kenaikan harga minyak global, pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, salah satunya meningkatkan produksi minyak domestik (lifting). Hal itu juga sebagaimana arahan langsung Presiden Prabowo Subianto.

Sebab, lifting minyak Indonesia sejak 2008 cenderung menurun, namun pemerintah bertekad untuk membalikkan tren tersebut. 

"Perintah Pak Presiden Prabowo kepada kami itu adalah bagaimana caranya kita mengoptimalkan kenaikan lifting. Sumur kita itu ada hampir kurang lebih sekitar 40 ribu. Dari jumlah itu ada 16-17 ribu yang produktif dan lainnya belum. Ada yang idle well dan macam-macam," ujarnya.

Ia mengungkapkan, sumur idle well dalam konteks industri migas, adalah sumur yang sebelumnya aktif berproduksi tetapi saat ini tidak lagi digunakan atau dihentikan operasinya untuk sementara waktu. Menurutnya, peran sumur tersebut bisa menjadi potensi untuk diproduksikan kembali.

Ketua Umum Partai Golkar itu juga menuturkan, berbagai upaya akan dilakukan untuk mencapai target lifting yang telah ditetapkan. Selain itu, pihaknya juga akan mengevaluasi kinerja Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan memberikan teguran keras kepada pihak-pihak yang tidak mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur yang sudah siap.

Bahkan, pemerintah tidak menutup kemungkinan akan mengambil alih sumur-sumur yang tidak dikelola dengan baik, agar dapat ditawarkan kepada investor lain yang lebih kompeten.

Serta, pemanfaatan teknologi menjadi kunci dalam upaya peningkatan produksi minyak domestik. Bahlil mencontohkan, teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sumur-sumur tua di Indonesia. 

"Salah satu teknologi yang kita sudah kembangkan sekarang adalah EOR. Ini dalam rangka meningkatkan produktivitas lifting kita," papar Bahlil.

Lebih lanjut, Bahlil mengungkapkan beberapa proyek EOR telah menunjukkan hasil positif, seperti penambahan produksi di Natuna dan Cepu. Ia menekankan pentingnya membangun ketahanan energi dari dalam negeri.

Karena Indonesia belakangan ini sangat bergantung pada pasokan global yang penuh ketidakpastian, sehingga dapat menimbulkan kerentanan.

“Kita sudah mapping dengan beberapa teman-teman dari KKKS. Contoh, katakanlah kemarin dapat 20 ribu barel di Natuna yang punya Medco. Kita lagi Insya Allah tanggal 26 Juni ini ada penambahan lagi 30 ribu barel di Cepu milik ExxonMobil. Jadi perlahan kita mencapai lifting minyak kita,” pungkasnya.

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #antisipasi #melonjaknya #harga #minya #dunia #dampak #perang #iran #israel #bahlil #ungkap #presiden #prabowo #perintahkan #naikkan #produksi #minyak #domestik

KOMENTAR