Cukupi Kebutuhan Data Center di Indonesia, BDDC Operasikan JST1 Pusat Data Tier IV di Jakarta
Peresmian data center BDDC di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (9/10). (RianAlfianto/JawaPos.com).
18:54
9 Oktober 2024

Cukupi Kebutuhan Data Center di Indonesia, BDDC Operasikan JST1 Pusat Data Tier IV di Jakarta

Perkembangan digital di Indonesia di berbagai aspek menuntut fasilitas pusat data atau data center yang memadai. Untuk itu, Bersama Digital Data Centres (BDDC) secara resmi mengoperasikan JST1 Pusat Data Tier IV sekaligus menjadi Indonesia Internet Exchange Kedua di Jakarta (IIX–JK2).

Pusat data tersebut dibangun berdasarkan kolaborasi strategis dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Diklaim juga kalau hadirnya BDDC JST1 dan IIX–JK2, merupakan bagian dari komitmen BDDC untuk mendukung Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan digital nasional melalui layanan onshore data center.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menjelaskan industri data center terus berkembang pesat secara global seiring meningkatnya perkembangan teknologi digital. Dirinya ikutan hadir di acara peresmian pusat data tersebut di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (9/10).

“Dalam hal ini artinya BDDC berkontribusi dalam penguatan dan pengadaan infrastruktur digital di Indonesia khususnya industri data center,” ujar Budi Arie. Budi juga menyoroti terkait pemusatan data center dalam negeri di mana data yang berada di server luar negeri dapat disimpan di data center di Indonesia.

“Ini perlu kita tanyakan industri, kalau industri setuju semua data yang beroperasi di Indonesia harus disimpan di data center di Indonesia, pemerintah harus mendengarkan itu,” kata Budi Arie menambahkan.

Tren pertumbuhan ini juga terjadi di Asia Tenggara dengan ukuran pasar data center diproyeksikan mencapai 2.733 MW di tahun 2028. Sementara di Indonesia, pasar data center tumbuh mencapai USD 3,37 miliar dan dari sisi investasi mencapai USD 634 juta pada 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif mengatakan pertumbuhan industri yang pesat dan adanya fokus pada perlindungan data memerlukan IIX yang lebih andal dengan skalabilitas yang semakin tinggi.

Saat ini dengan puncak trafik yang telah mencapai lebih dari 13 Tbps APJII tengah fokus untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas infrastruktur yang menjadi tulang punggung ISP Indonesia, yakni berkolaborasi dengan BDDC JST1 membangun IIX–JK2.

“IIX-JK2 dirancang untuk memberikan dukungan penuh terhadap pertumbuhan penyelenggara jasa internet indonesia (ISP) serta memperkuat lalu lintas data pada Indonesia Internet Exchange. Kehadiran IIX–JK2 akan menghubungkan lebih banyak ISP dan juga partisipasi data center lainnya, sehingga peningkatan penetrasi dan kualitas internet di Tanah Air dapat dilakukan dengan lebih cepat,” kata Arif.

Adapun interconnectivity partner yang menjadi pelopor dalam kolaborasi APJII dengan BDDC JST1 yaitu Conversant, JLM, TBG, Siapnet, Weave, DC Connect, dan Moratel. Sebagai titik kumpul penyedia layanan internet, IIX–JK2 akan mendorong konektivitas yang lebih maksimal karena didukung dengan kapasitas yang lebih besar serta penerapan teknologi terbaru.

Arif mengatakan APJII memilih BDDC JST1 sebagai penempatan IIX–JK2 karena masing-masing pihak memiliki komitmen yang sama dalam mendorong kesiapan infrastruktur digital di Tanah Air.

Sementara itu, Presiden Komisaris BDDC, Setyanto Hantoro menjelaskan lokasi data center menjadi semakin krusial, seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap layanan penyimpanan dan pengelolaan data. Penempatan data yang bersifat sensitif, seperti data pribadi, di server luar negeri berpotensi meningkatkan risiko kebocoran.

“Inilah mengapa keberadaan pusat data dalam negeri menjadi sangat penting.
Inisiatif BBDC membangun kolaborasi dengan APJII dengan menjadikan JST1 sebagai IIX-JK2 untuk mendukung perkembangan infrastruktur dalam hal onshoring data center dan menjadi bagian dari upaya untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang berlaku Oktober tahun ini,” jelasnya.

Setyanto menambahkan, keberadaan pusat data lokal memberikan nilai tambah bagi perusahaan dengan mengurangi latensi, meningkatkan performa layanan, dan menurunkan biaya operasional terkait pemrosesan data di luar negeri.

“Pusat data di Indonesia memungkinkan perusahaan untuk tetap kompetitif di tengah persaingan global, dengan menjaga kecepatan layanan serta keamanan yang semakin tinggi, sekaligus memastikan bahwa mereka memenuhi ketentuan hukum yang berlaku," tambahnya.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #cukupi #kebutuhan #data #center #indonesia #bddc #operasikan #jst1 #pusat #data #tier #jakarta

KOMENTAR