Indonesia Bakal Produksi Baja Anti Karat Pertama untuk Proyek Migas
Ilustrasi industri baja.(SHUTTERSTOCK/NORDRODEN)
17:28
11 Juni 2025

Indonesia Bakal Produksi Baja Anti Karat Pertama untuk Proyek Migas

Indonesia akan memproduksi baja anti korosi atau anti karat pertama yang merupakan hasil kerjasama antara PT CT Advance Technology dan Tubacex Group.

Kerja sama ini bertujuan untuk memproduksi material baja tahan karat berkualitas tinggi, termasuk Austenitic, Duplex, Super Duplex, dan 6Mo, serta produk pipa dan fitting berbahan baku paduan tinggi lainnya.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, mengungkapkan investasi untuk memproduksi baja anti karat tersebut mencapai Rp 100 miliar pada tahap awal.

"Terkait dengan investasi Rp 100 miliar, ini pure dari teman-teman di CT Advance Technology, karena yang melakukan pengembangan di sektor hulunya, hulunya ini adalah bahan-bahan barang setengah jadi," ucap Setia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (11/6/2025).

Setia menjelaskan bahwa CT Advance Technology akan mengolah barang setengah jadi yang diimpor melalui Tubacex Group.

Barang setengah jadi tersebut nantinya akan diproduksi menjadi baja anti karat yang sangat dibutuhkan oleh sektor minyak dan gas (migas).

"Supaya barang setengah jadinya nanti kita yang memproduksinya lagi nanti. Jadi hanya untuk step awal saja yang mereka butuh, karena kebutuhannya sangat besar di Indonesia," ungkapnya.

Dia juga menilai bahwa kerjasama ini dapat mensubstitusi impor produk atau barang setengah jadi yang selama ini masih sering diimpor dari China.

Selain itu, kemitraan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap penguatan industri baja nasional, khususnya dalam mendukung sektor migas.

“Kami berharap ini menjadi awal dari industri dalam negeri yang lebih kuat yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan sektor migas nasional, tetapi juga mampu bersaing di pasar global,” ujarnya.

Sementara itu, Owner Paradise Perkasa Group, Henry Leo, menyatakan bahwa melalui kemitraan ini, pihaknya akan membuka 50 lapangan kerja baru.

Selain itu, mereka juga akan memproduksi sebanyak 10.000 ton baja anti karat yang diperlukan dalam proyek-proyek besar seperti BP Tangguh UCC dan Kutei North Hub.

"Totalnya ini yang kita akan bisa produksi setahun itu sekitar 10.000 ton," terang Henry Leo.

Tag:  #indonesia #bakal #produksi #baja #anti #karat #pertama #untuk #proyek #migas

KOMENTAR