Jumlah Investor Tembus 14 Juta Orang, Transaksi Rp 35 Triliun: Sinyal Positif Indonesia jadi Pusat Kripto Asia
Ilustrasi pasar kripto yang sedang bearish. Termasuk anjloknya harga bitcoin. (Dhimas Ginanjar/Dall E/JawaPos.com)
14:27
11 Juni 2025

Jumlah Investor Tembus 14 Juta Orang, Transaksi Rp 35 Triliun: Sinyal Positif Indonesia jadi Pusat Kripto Asia

- Minat masyarakat Indonesia terhadap aset kripto terus menunjukkan tren positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa jumlah investor kripto di Tanah Air hingga April 2025 telah mencapai 14,16 juta orang. Angka ini meningkat 3,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 13,71 juta.

Tak hanya dari sisi jumlah investor, nilai transaksi aset kripto juga mengalami lonjakan. Tercatat, total transaksi kripto pada April mencapai Rp35,61 triliun, naik hampir 10 persen dari bulan Maret yang sebesar Rp 32,45 triliun.

Melihat tren ini, Robby, Chief Compliance Officer (CCO) Reku sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO-ABI) menilai bahwa lonjakan tersebut menjadi pertanda baik. Menurutnya, Indonesia punya peluang besar untuk menjadi pusat kripto di kawasan Asia.

“Pertumbuhan ini adalah sinyal positif, terlebih lagi Indonesia kini berada di peringkat ketiga dunia dalam adopsi kripto menurut laporan The 2024 Geography of Crypto Report dari Chainalysis,” ujar Robby melalui keterangannya.

Dalam laporan tersebut, Indonesia disebut unggul di sektor Decentralized Finance (DeFi) dan Retail DeFi, menandakan tingginya partisipasi investor ritel dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi. Peringkat ini naik dua posisi dibanding tahun sebelumnya, mengungguli Amerika Serikat yang kini berada di posisi keempat, meskipun memiliki ekosistem layanan kripto yang lebih mapan.

Meski demikian, Robby menekankan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan Indonesia untuk memperkuat ekosistem kripto secara menyeluruh, terutama dari sisi inovasi.

“Sekarang aset kripto di Indonesia sudah mulai dipandang sebagai instrumen investasi, bukan sekadar komoditas. Ini membuka ruang besar untuk pengembangan inovasi yang lebih beragam dan inklusif,” jelasnya. 

Ia menambahkan, peluang tersebut bisa dimanfaatkan untuk menarik investor dari berbagai profil risiko, baik individu maupun institusi.

Lebih lanjut, Robby juga menyoroti pentingnya teknologi blockchain yang menjadi fondasi utama dari aset kripto. Ia melihat potensi besar teknologi ini untuk diterapkan di berbagai sektor, mulai dari keuangan, logistik, hingga pendidikan.

“Pemanfaatan blockchain bisa melibatkan banyak pihak, dari pelaku usaha, asosiasi, perguruan tinggi, hingga komunitas. Edukasi dan kajian mendalam perlu terus dilakukan agar teknologi ini dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat,” katanya.

Peran Regulator Sangat Vital

Dalam mendorong ekosistem kripto yang sehat dan inovatif, peran regulator menjadi sangat krusial. Robby menyebut bahwa kolaborasi erat antara pelaku industri dan regulator seperti OJK harus terus diperkuat.

“Regulator seperti OJK memiliki peran strategis, tidak hanya dalam pengawasan dan perizinan, tapi juga perlindungan konsumen dan pengembangan regulasi yang adaptif terhadap kemajuan teknologi,” jelasnya.

Melalui inisiatif regulatory sandbox, pelaku industri bisa mengusulkan berbagai kajian dan inovasi yang mencakup lebih dari sekadar jual-beli aset kripto.

Ke depan, Robby menyatakan bahwa Reku bersama ASPAKRINDO-ABI dan para pemangku kepentingan lainnya siap mendukung pertumbuhan industri kripto dan blockchain di Indonesia. Upaya ini akan ditempuh melalui edukasi publik dan dialog aktif bersama regulator.

“Aset kripto kini sudah bisa diklasifikasikan sejajar dengan instrumen keuangan lainnya. Maka, inovasi dalam layanan maupun variasi produknya harus terus dikembangkan agar semakin relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #jumlah #investor #tembus #juta #orang #transaksi #triliun #sinyal #positif #indonesia #jadi #pusat #kripto #asia

KOMENTAR