Perjuangan UMKM Tembus Pasar Ekspor, Upaya Kaytama Meyakinkan Produknya Bisa Diterima di Mancanegara
Ilustrasi ekspor. (Dok. JawaPos.com)
10:09
29 Januari 2024

Perjuangan UMKM Tembus Pasar Ekspor, Upaya Kaytama Meyakinkan Produknya Bisa Diterima di Mancanegara

Tak semua orang berani melakukan langkah yang ditempuh Yudi Eko Santosa. Keluar dari zona nyaman bekerja di sebuah BUMN yang dijalaninya 17 tahun untuk memulai bisnis di bidang perkayuan.

Memutuskan keluar dari perusahaan yang memberinya banyak pengalaman bekerja, Yudi, begitu dia biasa disapa mulai membangun, Kaytama, dari Jalan Cigayam, Sukasari, Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Jauh dari hiruk pikuk Jakarta, usahanya yang berbasis kayu itu malah berkibar hingga mancanegara.

Berprinsip “Ndeso Rasa Bule”, Yudi menyiapkan bisnis perkayuan dari nol. "Saya memang bekerja di BUMN yang berhubungan dengan kayu, tapi ya gitu. Tapi, banyak yang saya lakukan di bisnis dengan belajar secara telaten, dan akhirnya bisa. Contoh, saya bisa punya pelanggan di luar negeri ya karena belajar, itu belajar secara otodidak," ungkapnya.

Kini, sejumlah produk perkayuan yang diproduksinya telah menembus ke 17 negara.
“Kami memiliki tagline Ndeso rasa bule, karena biasanya eksportir itu berkantor pusat di Jalan Jendral Sudirman di Jakarta. Nah, teman buyer saya nggak pernah mau saya ajak kesini (Banjarsari) karena gurauan mereka: tempat kamu itu ga ada di google map. Namun, Alhamdulillah, saya bukannya minder, malah justru sering menantang teman-teman dari kota-kota besar, Ayo, saya saja yang di kampung bisa,” ujar Yudi.

Adapun tentang negara – negara yang menjadi sasaran ekspor produknya, Yudi menambahkan, “Alhamdulillah kami telah mengekspor kayu olahan ke berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Korea Selatan, USA, Germany, Polandia, Belanda, Belgia, Prancis, Slovakia, Yunani, Ukraina, China, Vietnam, Singapura, Taiwan dan UAE,” paparnya.

Saat ini, Kaytama adalah pemasok produk kayu olahan yang menawarkan berbagai macam jenis kayu dalam berbagai bentuk produk jadi. Mulai dari Exterior Decking (R1F/E4E/Groove/AntiSkid), Structural Engineered Timber Products (Glue Laminated & Plywood), Solid Timber Panel (Edge Glued & Finger Jointed Panels) dan Industrial components (Laminated Scantlings, Beams, Door Jambs & Frames).

Produk kayu olahan produksi Kaytama sudah dilengkapi dengan Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) No. : 0133-VLK-MMS-017- IDN dengan Tanda SVLK No. : VLHH-32-09-0004. Saat ini, Kaytama juga telah menjadi perwakilan resmi perusahaan Australia.

‘Kami bangga bahwa seluruh fasilitas kami telah mematuhi skema yang merupakan implementasi dari Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang ditandatangani oleh Negara-negara Uni Eropa,” jelasnya.

“Hal ini seiring dengan upaya Pemerintah Indonesia untuk mengkampanyekan pengakuan yang lebih luas khususnya untuk produk kayu olahan di pasar lain,’ sambungnya.

Bagaimana Yudi membangun Kaytama pada saat – saat awalnya berbisnis? Mantan karyawan Perhutani ini pun mengakui, pada awal dirinya mengawali usaha kayu olahan, ada bank yang membantunya memberi modal awal, sebesar Rp 150 juta pada tahun 2014. Saat itu perusahannya baru dari tahap merintis usaha jasa ekspor impor kayu olahan.

Bank yang Yudi maksud adalah PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI. Beruntung, bank ini tidak hanya menyalurkan kredit, tetapi juga membangun sebuah program yang khusus didesain untuk membantu para pelaku UMKM agar mengglobal, yaitu BNI Xpora.

Dari BNI Xpora inilah, ujar Yudi, dia memperoleh bonus berupa informasi terkait calon buyer di luar negeri. Kaytama dapat terhubung dengan para buyer di luar negeri melalui business match-making yang diinisiasi oleh BNI Expora melalui jaringan kantor cabang BNI di luar negeri.

“Kami selaku perusahaan ekportir sangat terbantu dengan hadirnya BNI Expora, dimana kami bisa mendapatkan informasi apa saja yang dicari dan dinginkan buyer di luar negeri,” ujarnya.

Yudi menyebutkan akan terus menjalin kerja sama dan terus berharap mendapatkan dukungan dari BNI. Terbaru, Yudi berujar telah memperoleh pinjaman sebesar Rp 1,5 miliar dari bank yang sama.

“Saya dibesarkan oleh BNI sejak tahun 2014, dan kini sudah jalah 10 tahun, ini sebuah penghormatan dan penghargaan bagi saya dan perusahaan saya. Kedepan kami berharap terus mendapatkan dukungan dari BNI, untuk mewujudkan cita-cita dan impian kami,” ungkapnya.

Dia ingin BNI dapat terus mendukung Kaytama terutama dalam mewujudkan impiannya yakni memiliki pabrik pengolahan kayu sendiri.

“Impian kami ingin memiliki pabrik Industri Penggergajian dan Pengolahan Kayu, kami sudah memiliki rencana untuk membangun pabrik tersebut di daerah Lamongan, Jawa Timur,” harapnya.

Sementara itu, Branch Service Manager BNI Kantor Cabang Banjar, Yoli Rinadi mengatakan, BNI Expora merupakan satu dari sejumlah inovasi dan transformasi yang dilakukan BNI untuk mendukung UMKM menembus pasar global.

Dalam BNI Expora ini, lanjutnya, BNI memaksimal kekuatan kantor cabang luar negeri yang berada di pusat-pusat perdagangan dunia, seperti Inggris, Singapura, Hong Kong, Seoul, New York, hingga sub branch di Osaka.

Kaytama merupakan salah satu mitra BNI dari empat UMKM terbesar yang ada di Banjar. Kisah sukses Kaytama ini diharapkan bisa menjadi pemicu UMKM lainnya di Kabupaten Ciamis dan sekitarnya.

“Tentunya kami berharap keberhasian Pak Yudi bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat Banjar,” ungkapnya.

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #perjuangan #umkm #tembus #pasar #ekspor #upaya #kaytama #meyakinkan #produknya #bisa #diterima #mancanegara

KOMENTAR