
![[POPULER MONEY] Respons Bahlil Diskon Tarif Listrik Batal: Saya Tidak Tahu | Mentan: Tengkulak Beras Dapat Rp 42 T, Petani Rp 1 Juta](https://jakarta365.net/uploads/2025/06/04/kompas/populer-money-respons-bahlil-diskon-tarif-listrik-batal-saya-tidak-tahu-mentan-tengkulak-beras-dapat-rp-42-t-petani-rp-1-juta-1540301.jpg)


[POPULER MONEY] Respons Bahlil Diskon Tarif Listrik Batal: Saya Tidak Tahu | Mentan: Tengkulak Beras Dapat Rp 42 T, Petani Rp 1 Juta
1. Diskon Tarif Listrik Batal, Bahlil: Saya Tidak Tahu, Tanyakan yang Umumkan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan tak mengetahui rencana pemberian diskon tarif listrik 50 persen di Juni-Juli 2025.
Maka dari itu, dirinya tak mengetahui pula terkait keputusan membatalkan kebijakan tersebut. Menurutnya, urusan diskon tarif listrik sebaiknya ditanyakan kepada pihak yang pernah mengumumkan.
"Menyangkut diskon listrik, tanyakan kepada yang pernah mengumumkan," ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta International Convention Center (JICC), Selasa (3/6/2025).
"Saya kan, dari awal kalian tanya, saya bilang saya belum mendapat konfirmasi dan belum tahu. Karena saya tidak tahu, saya juga jawab tidak tahu. Tanya kepada yang mengumumkan," tambah dia.
Selengkapnya klik di sini.
2. Jasa Marga Beri Diskon 20 Persen di 9 Ruas Tol saat Idul Adha
PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan memberikan diskon tarif tol sebesar 20 persen di sembilan ruas jalan tol, baik di Jawa maupun Sumatera, selama periode libur Idul Adha dan libur sekolah. Namun, Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono belum dapat merinci ruas tol apa saja yang akan diberlakukan diskon.
“Sembilan ruas ini sedang kami ajukan kepada pak Menteri Perhubungan, juga badan pengatur jalan tol (BPJT), segera akan kami publikasikan, tetapi 9 ruas ini signifikan karena pasti dilewati ketika masyarakat liburan,” kata Rivan di Jakarta, dilansir dari Antara, Selasa (3/6/2025).
Ia juga belum dapat membocorkan tanggal pemberlakuan diskon tarif tol tersebut. Ia hanya menyebut diskon akan berlaku selama 10 hari selama libur Idul Adha, awal libur sekolah, dan akhir libur sekolah.
Selengkapnya klik di sini.
3. Terungkap, Ini Pemilik Tambang Maut Gunung Kuda Cirebon
Dilansir dari laman resmi Kementerian ESDM, pemilik tambang Cirebon rupanya adalah sebuah koperasi milik pondok pesantren.
Berdasarkan data perizinan di Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, lokasi kejadian memiliki Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi atas nama Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Azhariyah.
Status pemilik tambang Gunung Kuda Cirebon ini berdasarkan Surat Keputusan Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Barat nomor 540/64/29.1.07.0/DPMPTSP/2020 tanggal 5 November 2020 dengan luas 9,16 hektare, jenis komoditas tras.
Tras adalah sejenis batuan lunak dari batuan vulkanik. Batuan ini berwarna putih kekuningan karena mengalami perubahan komposisi kimia akibat pelapukan dan pengaruh air tanah.
Akibat kejadian ini, Gubernur Jawa Barat telah memberikan sanksi administratif berupa pencabutan Izin Usaha Pertambangan khususnya kepada IUP Koperasi Pondok Pesantren Al Azhariyah.
Pencabutan usaha tambang pemilik tambang Gunung Kuda Cirebon ini diteken Dedi Mulyadi melalui SK Gubernur nomor 4056/KUKM.02.04.03/PEREK, tanggal 30 Mei 2025 hal Sanksi Administratif Pencabutan Izin Usaha.
Selengkapnya klik di sini.
4. Deflasi Mei 2025 Dorong Kekhawatiran soal Daya Beli Kelas Menengah
Deflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Mei 2025 mencerminkan kondisi ekonomi nasional yang masih dalam proses pemulihan. Meski begitu, sejumlah ekonom menilai situasi ini belum mengarah pada krisis atau alarm bahaya.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyebut deflasi ini terjadi terutama karena dampak siklikal usai Lebaran dan belum pulihnya daya beli masyarakat.
“Ini belum merupakan alarm bahaya, hanya peringatan bahwa kondisi ekonomi belum kembali ke level normal,” ujar Wijayanto, Selasa (3/6/2025) dikutip dari Antara.
Senada, Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo juga memandang deflasi kali ini sebagai bagian dari tren musiman pasca-Ramadhan. Namun, ia mengingatkan potensi risiko jika tren pelemahan ekonomi berlanjut.
“Yang perlu diwaspadai adalah apabila pelemahan terus berlanjut dan menyebar ke kelompok lainnya, yang kemudian bisa memicu perlambatan ekonomi lebih lanjut,” katanya.
Selengkapnya klik di sini.
5. Sebut Tengkulak Beras Dapat Rp 42 Triliun, Mentan: Petani Hanya Rp 1 Juta...
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) mengungkapkan bahwa para tengkulak beras alias middleman bisa meraup keuntungan hingga Rp 42 triliun.
Dana jumbo itu mereka peroleh ketika masuk dalam rantai pasok beras. Di mana, para tengkulak menjadi perantara bagi petani dan konsumen. Perkaranya, saat mereka berperan dari sentra produksi ke tempat distribusi hingga pengecer, harga beras menjadi lebih mahal.
Artinya, mereka mengambil beras dari petani dengan harga murah, namun menjualnya kepada konsumen dengan harga yang cukup tinggi.
Amran menuturkan, keuntungan yang didapatkan tengkulak dihitung dari selisih harga rata-rata di tingkat penggilingan dengan eceran. Seperti, Rp 2.000 per kilogram (kg) dikalikan 21 juta ton beras.
"21 juta ton dikali Rp 2.000 (selisih harga), itu Rp 42 triliun yang didapatkan dari middleman," ujar Amran saat ditemui di gedung Kementerian Pertanian, Selasa (3/6/2025).
Di balik keuntungan para tengkulak itu, para petani justru mendapat keuntungan kecil, padahal mereka bekerja lebih keras. Amran mencatat, keuntungan per bulan yang diperoleh petani hanya Rp 1 juta sampai Rp1,5 juta saja.
Selengkapnya klik di sini.
Tag: #populer #money #respons #bahlil #diskon #tarif #listrik #batal #saya #tidak #tahu #mentan #tengkulak #beras #dapat #petani #juta