Kementerian ESDM Buka Suara Soal Warga Pamulang Meninggal Usai Antre Gas LPG 3 Kg
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Achmad Muchtasyar menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita atas meninggalnya warga usai mengantre LPG 3 kg. (Nurul F/ JawaPos.com)
14:09
4 Februari 2025

Kementerian ESDM Buka Suara Soal Warga Pamulang Meninggal Usai Antre Gas LPG 3 Kg

- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya buka suara soal warga Pamulang, Tangerang Selatan yang meninggal setelah mengantre gas LPG 3 kg di pangkalan resmi Pertamina, pada Senin (3/2).   Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Achmad Muchtasyar menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita atas meninggalnya warga usai mengantre LPG 3 kg.   “Intinya kita dari pemerintah memohon maaf sebesar besarnya, dan turut berduka cita kalau memang ada kejadian seperti itu,” kata Achmad Muchtasyar disela sidak ketersediaan LPG 3 kg di Depok, Jawa Barat, Selasa (4/2).  

  Meski begitu, pihaknya masih belum bisa memastikan apakah warga tersebut meninggal gara-gara antre LPG 3 kg di tengah kebijakan pemerintah yang menetapkan pengecer dilarang jual LPG 3 kg.   “Namun, menurut berita di lapangan ternyata tanpa kita membela diri ada saja yang mengkait-kaitkan dengan kondisi ini (larangan pengecer jual LPG 3 kg). Kita harus cek kebenarannya seperti apa,” sambungnya.   Lebih lanjut, Dirjen Migas menyebut bahwa dirinya telah memperoleh informasi yang cukup valid bahwa kabar warga meninggal usai antre LPG 3 kg karena kondisinya memang sedang sakit.   Kendati demikian, Muchtasyar mengaku lupa dan enggan menyebut warga meninggal di daerah mana yang ia maksud. Bahkan, ia mengakui telah banyak mendapat laporan warga meninggal di tengah kabar kelangkaan LPG 3 kg yang membuat banyak warga mengantre untuk mendapatkannya.  

  “Saya enggak tahu di mana, katanya ada isu yang meninggal. Di sana, di sini banyak banget. Tetapi yang pasti, ada informasi yang cukup valid, saya lupa daerahnya katanya yang ada meninggal itu karena sakit, tapi saya enggak tahu yang di mana,” beber Muchtasyar.   “Cuma tanpa menafikan itu, kok banyak banget yang meninggal, kalian yang lebih tahu lah,” tutupnya.   Sebelumnya, Yonih, 62, warga Jalan Beringin I RT 01/07, Pamulang Barat, Pamulang, Tangerang Selatan, meninggal dunia setelah mengantre gas LPG 3 Kg di pangkalan LPG di dekat rumahnya, Senin (3/2).   Rohaya menceritakan bagaimana kejadian antrean gas LPG 3 Kg berujung maut yang dialami sang kakak. Mulanya, sang kakak hendak membeli gas melon di pangkalan LPG di dekat rumahnya.   Yonih kemudian menenteng dua tabung gas melon kosong menuju ke pangkalan gas yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumahnya. Namun, Yonih kembali pulang ke rumah karena tidak membawa KTP untuk proses pembelian LPG di pangkalan.  

  Sampai di pangkalan LPG, para lansia harus mengantre selama satu jam untuk mendapatkan gas melon itu. Setelah mendapatkan gas LPG 3 Kg, tubuh Yonih tiba-tiba lemas. Tetangganya pun menyuruhnya agar beristirahat terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah.   Setiba di rumah, Yonih pun langsung pingsan. Kondisi kesehatan Yonih pun semakin memburuk hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Namun sayang nyawanya sudah tidak terselamatkan.   ”Dia ngomong Allahuakbar, allahuakbar, saya ajak ngomong udah kagak nyaut. Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal,” jelas Rohaya.

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #kementerian #esdm #buka #suara #soal #warga #pamulang #meninggal #usai #antre

KOMENTAR