Pembiayaan Ultramikro Masih Minim, Biaya dan Risiko Jadi Tantangan
Ilustrasi rupiah, uang rupiah.(PIXABAY/DARNO BEGE)
18:48
3 Februari 2025

Pembiayaan Ultramikro Masih Minim, Biaya dan Risiko Jadi Tantangan

— Penyaluran pembiayaan ke segmen ultramikro masih belum menjadi prioritas bagi pelaku usaha jasa keuangan. Biaya tinggi dan risiko besar menjadi alasan utama.

Ekonom Segara Research Institute Piter Abdullah menilai, pembiayaan ultramikro kurang menarik bagi lembaga keuangan, termasuk perbankan dan multifinance.

"Ya sulit karena memang tidak menarik. Bukan hanya sulit, tapi pembiayaan mikro itu mahal," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (3/2/2025).

Menurutnya, pembiayaan di segmen ini memiliki nominal kecil, tetapi tetap membutuhkan biaya tenaga kerja, provisi, notaris, hingga materai yang relatif sama dengan kredit bernilai besar.

Selain itu, usaha ultramikro umumnya bersifat informal dan bergantung pada satu individu.

Jika pemilik usaha mengalami kendala, bisnis rentan terganggu, sehingga risiko kredit semakin tinggi.

Meski begitu, Piter menilai pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan segmen ini.

Namun, program yang ada, seperti dana bergulir, CSR Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan PNM Mekaar, dinilai masih belum terstruktur dan terintegrasi dengan baik.

"Program yang ada masih parsial, tidak terintegrasi secara holistik," katanya.

Sebagai informasi, Holding Ultra Mikro (UMi) telah menyalurkan kredit sebesar Rp 617,9 triliun pada kuartal I-2024.

Penyaluran dilakukan melalui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani.

Editor: Agustinus Rangga Respati

Tag:  #pembiayaan #ultramikro #masih #minim #biaya #risiko #jadi #tantangan

KOMENTAR