Chainalysis: Indonesia Peringkat 3 Negara yang Adopsi Kripto Terbanyak Sepanjang 2024
Ilustrasi Bitcoin dan Ethereum. Pesona aset kripto belakangan sukses memikat investor asal Indonesia hingga RI mencapai peringkat sepuluh teratas sebagai negara dengan jumlah adopsi kripto global tahunan terbanyak di dunia. 
17:48
12 September 2024

Chainalysis: Indonesia Peringkat 3 Negara yang Adopsi Kripto Terbanyak Sepanjang 2024

Pesona aset kripto belakangan sukses memikat investor asal Indonesia hingga RI mencapai peringkat sepuluh teratas sebagai negara dengan jumlah adopsi kripto global tahunan terbanyak di dunia.

Mengutip laporan firma analitik blockchain Chainalysis, Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara di Asia dengan jumlah pengadopsi kripto global tahunan terbanyak, mengalahkan Amerika Serikat hingga Rusia dalam indeks adopsi kripto global.

Sementara dalam laporan terbaru “Chainalysis Global Crypto Adoption Index” untuk posisi pertama negara yang mengadopsi kripto terbanyak ditempati oleh India dan posisi kedua oleh Nigeria.

“India tetap menjadi pemimpin global dalam adopsi kripto selama dua tahun berturut-turut, meskipun menghadapi regulasi ketat dan pajak perdagangan yang tinggi,” ujar laporan Chainalysis, mengutip Yahoo Finance.

Peringkat TOP 3 sukses disabet Indonesia lantaran nilai transaksi aset kripto pada Juli 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai Rp 42,34 triliun. Angka tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 3,69 persen dari bulan sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp 40,83 triliun.

Sedangkan jumlah total investor hingga Juli 2024 mencapai 20,59 juta investor. Jumlah ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 20,24 juta investor.

“Indonesia memiliki pertumbuhan tahun-ke-tahun tertinggi, yaitu hampir 200 pesen dan nilai mata uang kripto tertinggi yang diterima, yaitu sekitar 157,1 miliar dolar AS,” jelas laporan Chainalysis.

Senada dengan pernyataan analis Chainalysis, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap nilai transaksi aset kripto di Indonesia selama Januari hingga Agustus 2024 tumbuh 354 persen, hingga nilainya mencapai Rp 42,34 triliun.

“Secara kumulatif nilai transaksi aset kripto pada Juli tumbuh, dari Rp 40,85 triliun pada Juni 2024 menjadi Rp 42,34 triliun di bulan Juli 2024," terang Hasan dikutip dari siaran Youtube OJK, Jumat (6/9/2024).

Asia Pegang Kendali Pasar Kripto Global

Sejak tahun 2023, Chainalysis mengklaim wilayah Asia merupakan kunci pasar kripto paling dinamis di dunia, ini lantaran negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi terletak di wilayah Asia.

Adapun daftar negara-negara di Asia yang memimpin dalam adopsi kripto di 2023 diantaranya yakni India (peringkat 1), Vietnam (3) Filipina (peringkat 6), Indonesia (peringkat 7), Pakistan (peringkat 8), dan Thailand (peringkat 10).

Adopsi kripto di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara menunjukkan perkembangan signifikan tercermin dari peningkatan volume transaksi, daya beli, dan jumlah populasi yang ada di wilayah tersebut.

Dalam hal volume transaksi mentah (raw volume transaction), negara pengadopsi kripto di wilayah Asia Tengah & Selatan dan Oseania (CSAO) dalam pasar kripto berada pada posisi terbesar ketiga, hampir sebanding dengan Amerika Utara, Eropa Tengah, Utara & Barat (CNWE), dan hanya sedikit di bawah 20 persen dari aktivitas global.

Selain itu, sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) juga memainkan peran kunci di Asia, tercermin dari total volume transaksi regional yang mencapai 55,8 persen, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 35,2 persen.

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #chainalysis #indonesia #peringkat #negara #yang #adopsi #kripto #terbanyak #sepanjang #2024

KOMENTAR