Menyusuri Rumah Cut Nyak Dien ”Museum”-nya Sejarah Perjuangan sang Ratu Aceh
KOKOH: Rumah Cut Nyak Dien disangga oleh 65 pilar yang terbuat dari kayu ulin. (ILHAM DWI WANCOKO/JAWA POS)
10:56
3 Maret 2024

Menyusuri Rumah Cut Nyak Dien ”Museum”-nya Sejarah Perjuangan sang Ratu Aceh

Berlokasi di Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar

Destinasi yang satu ini terbilang komplet. Sebab, selain menawarkan wisata edukasi tentang perjuangan para tokoh dan rakyat Serambi Makkah, juga menyajikan begitu majunya peradaban Nusantara di masa itu.

MEMANDANG rumah Cut Nyak Dien yang terletak di Desa Lampisang itu seakan menunjukkan bagaimana kuatnya ketokohan sang pahlawan nasional. Sebuah panggung beratap rumbia dan disangga oleh 65 tiang kayu ulin.

Rumah itu didominasi warna hitam yang dipadu dekorasi khas Aceh yang artistik. Sajian tersebut seakan menunjukkan sebuah harmoni tentang karakter Cut Nyak Dien yang dikenal berani, tegar, tapi peduli pada keindahan.

Rumah seluas 25 meter x 17 meter itu memiliki lima ruangan. Salah satunya adalah ruang tamu di bagian depan bangunan. Di ruangan tersebut, pengunjung bakal disuguhi foto-foto bersejarah tentang sosok Cut Nyak Dien, sang suami Teuku Umar, serta tokoh-tokoh dan para pejuang Aceh. Foto-foto itu terpasang rapi di sepanjang dinding.

UNTUK ISTIRAHAT: Seperti inilah wajah kamar Cut Nyak Dien yang terletak di bagian belakang. (ILHAM DWI WANCOKO/JAWA POS)

Di sudut lainnya, traveler juga bisa menyaksikan sebuah sumur di bagian pojok luar rumah. Hingga kini air sumur itu masih melimpah ruah. Tak sedikit pengunjung yang meminumnya. Selain untuk melepas dahaga, juga menapaktilasi perjuangan Cut Nyak Dien dan para pengikutnya. ”Banyak yang minum dan menyegarkan diri dengan air sumur ini. Asli dibangun Cut Nyak Dien,” kata Asiah, juru pelihara (jupel) rumah Cut Nyak Dien.

Sejumlah sudut ruangan itu juga dijadikan tempat penyimpanan aneka benda pusaka. Yang cukup banyak adalah aneka senjata khas Aceh yang dipakai untuk melawan penjajah Belanda. Mulai parang singrong, parang cot lamtreng, parang ladieng, hingga tombak.

Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan ragam benda-benda peninggalan Cut Nyak Dien lainnya. Salah satunya adalah perabot yang terbuat dari keramik. Seluruh benda tersebut seakan menjadi bukti bagaimana majunya peradaban masyarakat Aceh di masa itu.

PASANGAN: Di salah satu sudut rumah Cut Nyak Dien terdapat sebuah etalase berisi foto sang Ratu Aceh dengan suaminya, Teuku Umar. (ILHAM DWI WANCOKO/JAWA POS)

Sebenarnya, rumah megah itu sempat tak berbentuk akibat dibakar penjajah Belanda pada 1896 silam. Berdasar sejarah, pembakaran tersebut mereka lakukan akibat gagal menangkap Cut Nyak Dien.

Barulah pada 1987 rumah tersebut dipugar berdasar sisa-sisa fondasi yang masih terlihat.

Dari pemugaran itulah, akhirnya ditemukan berbagai barang simpanan Cut Nyak Dien. Dari hasil kajian para peneliti, diperkirakan sang Ratu Aceh sengaja mengubur berbagai barang tersebut. ”Agar tidak diambil Belanda. Sebab, saat itu Cut Nyak Dien dalam pelarian,” kata perempuan yang sudah menjaga rumah Cut Nyak Dien selama 18 tahun tersebut. (idr/c6/ris)

---

SISI LAIN RUMAH CUT NYAK DIEN

KOKOH: Rumah panggung beratap rumbia khas Aceh. Warna bangunan ini didominasi hitam. (ILHAM DWI WANCOKO/JAWA POS)

  • Merupakan replika dari bangunan aslinya yang dibakar kompeni Belanda pada tahun 1896. Mulai dibangun pada 1981, rumah Cut Nyak Dien diresmikan pada 1987.
  • Satu-satunya bangunan asli yang tersisa di rumah ini adalah sumur setinggi 2 meter di bagian luar.
  • Di rumah ini, kamar Cut Nyak Dien ternyata berada di bagian belakang. Bagian depan berisi kamar dayang-dayang. Ini adalah strategi untuk mengecoh kompeni yang hendak menangkapnya.
  • Rumah Cut Nyak Dien didesain antigempa. Terbukti, saat gempa dan tsunami 2004 terjadi, rumah ini tetap kokoh berdiri.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #menyusuri #rumah #nyak #dien #museum #sejarah #perjuangan #sang #ratu #aceh

KOMENTAR