Mesir Buka Grand Egyptian Museum Senilai Rp 19 Triliun, Ada Koleksi Lengkap Tutankhamun
Topeng emas firaun Mesir Tutankhamun. Topeng ini ditemukan di Makam firaun Mesir, Tutankhamun. (britannica)
09:07
3 November 2025

Mesir Buka Grand Egyptian Museum Senilai Rp 19 Triliun, Ada Koleksi Lengkap Tutankhamun

- Kairo, Mesir kini memiliki ikon budaya baru yang siap menarik perhatian dunia. Grand Egyptian Museum (GEM) atau Museum Agung Mesir (proyek megah senilai 1,2 miliar dollar AS atau Rp 19 triliun), resmi dibuka di Giza.

Lokasi museum ini hanya beberapa langkah dari salah satu keajaiban dunia kuno, Piramida Agung Khufu.

Didesain sebagai museum arkeologi terbesar di dunia yang didedikasikan untuk satu peradaban, GEM menampung lebih dari 100.000 artefak yang menggambarkan perjalanan panjang sejarah Mesir, dari masa prasejarah hingga era Romawi.

Pusat peradaban Mesir di bawah bayang Piramida

Berdiri megah di area seluas 500.000 meter persegi (setara dengan 70 lapangan sepak bola), museum ini memadukan kemegahan arsitektur modern dengan warisan kuno Mesir.

Fasad kacanya yang berbentuk segitiga terinspirasi dari piramida, sementara interiornya dipenuhi hieroglif dan batu alabaster yang tembus cahaya.

Begitu memasuki museum, pengunjung disambut oleh patung raksasa Firaun Ramses II setinggi 11 meter dan obelisk menggantung sepanjang 16 meter yang berusia lebih dari 3.000 tahun.

Sebuah tangga besar enam lantai yang dipenuhi patung para raja dan ratu kuno membawa pengunjung ke galeri utama dengan jendela besar yang menawarkan pemandangan langsung ke Piramida Giza.

Koleksi lengkap Tutankhamun dipamerkan pertama kalinya

Daya tarik utama GEM tak lain adalah koleksi lengkap peninggalan Raja Tutankhamun (lebih dari 5.000 artefak dari makamnya di Lembah Para Raja, Luxor).

Untuk pertama kalinya sejak ditemukan oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada tahun 1922, seluruh isi makam sang raja muda dipamerkan secara utuh dalam satu ruang.

Koleksi ini mencakup topeng emas legendaris Tutankhamun, tahta kerajaan, kereta perang, hingga perhiasan dan perlengkapan pemakaman lainnya.

“Koleksi Tutankhamun adalah mahakarya dari museum ini,” ujar arkeolog paling terkenal di Mesir dan mantan Menteri Purbakala Zahi Hawass.

Menurut Presiden Asosiasi Internasional Ahli Mesir Kuno dan mantan kepala GEM, Tarek Tawfik, pameran ini dirancang agar pengunjung bisa merasakan pengalaman seperti yang dialami Howard Carter saat pertama kali menemukan makam tersebut.

“Tidak ada lagi yang tersisa di penyimpanan atau di museum lain. Inilah pengalaman yang lengkap,” jelasnya.

Simbol kebangkitan pariwisata dan kebanggaan Mesir

Pemerintah Mesir berharap kehadiran GEM akan menjadi titik balik bagi kebangkitan pariwisata nasional, sektor vital yang sempat terpukul akibat gejolak politik pasca-Arab Spring 2011, pandemi Covid-19, serta dampak perang di Ukraina.

Dengan target ambisius, Mesir berencana melipatgandakan jumlah wisatawan dari 15,7 juta pada tahun 2024 menjadi lebih dari 30 juta pada 2032.

Museum ini diharapkan mampu menarik hingga 8 juta pengunjung setiap tahun, memberikan dorongan besar bagi ekonomi dan citra budaya Mesir di dunia internasional.

“Kami berharap Grand Egyptian Museum akan menandai era keemasan baru bagi kajian Mesir Kuno dan pariwisata budaya,” ujar Ahmed Seddik, pemandu wisata dan calon ahli Mesir Kuno di Dataran Tinggi Giza.

Seruan pengembalian artefak Mesir dari luar negeri

Pembukaan GEM juga menguatkan kembali seruan para arkeolog Mesir untuk mengembalikan artefak-artefak penting yang saat ini berada di luar negeri, seperti Batu Rosetta di British Museum, Zodiak Dendera di Louvre, dan patung kepala Nefertiti di Berlin.

ilustrasi penyebab kematian raja Firaun Tutankhamun.canva.com ilustrasi penyebab kematian raja Firaun Tutankhamun.

Hawass bahkan telah membuat petisi online yang ditandatangani ratusan ribu orang untuk mendesak pengembalian benda-benda tersebut.

“Kami ingin tiga artefak itu kembali sebagai tanda penghormatan dari negara-negara tersebut. Mesir telah memberi banyak hadiah kepada dunia, kini saatnya dunia memberi kembali,” tegasnya.

Kolaborasi ilmiah dan konservasi modern

Selain menjadi tempat pameran, GEM juga berfungsi sebagai pusat riset dan konservasi berstandar internasional.

Tim konservator Mesir telah berhasil memulihkan berbagai benda berharga, termasuk baju zirah tekstil dan kulit milik Tutankhamun.

Menurut hukum Mesir, pekerjaan konservasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga ahli Mesir, sebagai wujud kemandirian dan kebanggaan nasional.

“Rekan-rekan dari seluruh dunia kagum dengan kualitas pekerjaan konservasi yang kami lakukan. Museum ini bukan hanya tentang sejarah Mesir kuno, tetapi juga tentang Mesir modern karena bangsa Mesir sendirilah yang membangunnya” ujar Tawfik.

Tag:  #mesir #buka #grand #egyptian #museum #senilai #triliun #koleksi #lengkap #tutankhamun

KOMENTAR