Tulis Pesan untuk Kedua Putranya saat Bacakan Pledoi, Harvey Moeis: Anak-anakku, Papa Bukan Koruptor
Terdakwa kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022 Harvey Moeis saat menjalani sidang Pembacaan Tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2024). Harvey Moeis menitipkan pesan untuk kedua anaknya saat pembacaan pledoi. 
14:42
19 Desember 2024

Tulis Pesan untuk Kedua Putranya saat Bacakan Pledoi, Harvey Moeis: Anak-anakku, Papa Bukan Koruptor

- Harvey Moeis tak ingin anak-anaknya mengecap dirinya sebagai koruptor.

Saat membacakan pledoi atau nota pembelaan dalam sidang lanjutan kasus korupsi tata niaga timah, Rabu (18/12/2024) kemarin, Harvey sekaligus menitipkan pesan kepada kedua putranya.

Sesekali terisak dan berusaha menenangkan diri, Harvey berharap kedua putranya tak memandangnya sebagai pesakitan.

"Anak-anakku, R dan M. Papa buka koruptor, Papa bukan pejabat yang bisa menyalahgunakan wewenang," ucapnya terbata-bata, dikutip dari YouTube KompasTV, Kamis (19/12/2024).

Seolah tak ingin kedua putranya memiliki ingatan buruk soal sang ayah, Harvey mengaku sebagai sosok yang tak pernah menyalahgunakan wewenangnya.

"Papa tidak pernah dituduh dan terbukti mencuri apa pun, apalagi uang negara. Dan Papa tidak pernah dituduh dan terbukti melakukan suap atau gratifikasi apa pun yang orang katakan," sambungnya.

Ia meyakini, suatu saat Tuhan yang akan membuktikan kebenaran.

"Sekarang atau nanti, Tuhan, sejarah dan waktu akan membuktikan, malaikat-malaikatku."

"Maafkan Papa, karena harus tiba-tiba hilang dari hidup kalian yang baru saja dimulai," tandasnya.

Harvey merasa, hak anak-anaknya untuk mendapatkan kasih sayang seorang ayah telah dirampas.

"Hak kalian untuk memiliki sosok ayah dirampas begitu saja. Nanti kalau kalian sudah bertambah besar, Papa harap kalian bisa mengerti bahwa dunia memang tidak selalu berjalan sesuai dengan kehendak dan ekspektasi kita."

"Dan kadang-kadang kalian akan merasa bahwa dunia itu tidak adil, namun satu hal yang Papa tekankan, jangan jadi orang jahat. Tetaplah menjadi orang baik tanpa kepahitan, jangan menjadi serupa dengan mereka yang menghakimi kalian atau keluarga kita. Tetap peduli sesama dan menjadi berkat untu semua orang di mana pun kalian berada," tutupnya.

Dalam kesempatan itu, Harvey juga mengungkap rasa terima kasihnya pada sang istri.

"Hal paling menonjol apa yang saya dapatkan selama proses hukum ini setelah saya renungkan, saya berpikir satu Yang Mulia.

Bukan proses penyidikan atau penyelidikan atau persidangan, saya hanya terpikir bagaimana hebatnya dan pentingnya peranan seorang istri Yang Mulia, khususnya istri saya Sandra Dewi Yang Mulia," ujarnya mulai menangis.

Dirinya menyebut, dalam kasus ini Sandra menjadi orang yang paling dimanfaatkan.

"Sebagai pihak yang paling dimanfaatkan untuk pencitraan pada saat yang sama paling dirugikan dalam kasus ini," lanjut Harvey.

"Dia tidak pernah lelah, tidak pernah bimbang, tidak pernah kenal lelah selalu tabah dan setia bersinar memberi harapan dan kekuatan bagi saya," sambun Harvey.

Harvey tak segan memuji kesetiaan istrinya itu.

"Saya menjadi sadar bahwa anugerah terbesar dalam hidup saya itu adalah istri saya Yang Mulia."

"Sumpah yang kami ucapkan tujuh tahun lalu untuk saling menjaga pada saat susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan pada waktu yang sehat maupun sakit sampai maut memisahkan kita, dijalankan dan ditunaikan Sandra tanpa keluhan," tuturnya lagi.

Harvey kemudian meminta izin menyampaikan curahan hatinya untuk Sandra Dewi.

"Izinkan saya untuk menyampaikan curahan hati tentang keluarga kecil saya Yang Mulia," tandasnya.

"Kembali ke istri saya Sandra Dewi, wanita, manusia paling kuat yang pernah saya tahu. Ketika dia difitnah, dihujat, dan dicaci maki. Kehilangan nama baik, karier, pekerjaan. Lalu diparadekan untuk kepentingan publisitas kasus."

"Ini dia sebenarnya punya akses langsung untuk berbicara ke publik, untuk melawan Yang Mulia. Tapi dia memilih untuk diam karena di agama kita diajarkan 'Ketika ada kekuatan besaryang sedang menindas kita, maka yang harus kita lakukan adalah diam'," bebernya.

Pria yang sudah menikahi Sandra Dewi selama tujuh tahun lamanya ini tampak membacakan sebuah kutipan Alkitab.

"Firman Tuhan berkata, Tuhan akan berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja. Dan bahwa pembalasan adalah hakku," ucap Harvey.

"Istriku, kita sudah pernah melewati masa susah ketika Papa sakit kamu selalu di sampingku. Lalu ketika senang, kita menikah, dapat anak-anak lucu yang sempurna, kamu juga ada di sampingku."

Terdakwa Harvey Moeis cs saat jalani sidang lanjutan kasus korupsi tata niaga komoditas timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (18/12/2024). Harvey berkesempatan membacakan pledoi atau nota pembelaannya. Terdakwa Harvey Moeis cs saat jalani sidang lanjutan kasus korupsi tata niaga komoditas timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (18/12/2024). Harvey berkesempatan membacakan pledoi atau nota pembelaannya. (Tribunnews.com/Fahmi Ramadhan)

"Sekarang kita susah lagi, kamu tidak pernah bersungut-sungut, tidak pernah mengeluh, tidak pernah menyalahkan keadaan bahkan menjadi pilar penyangga kaki keluarga kita. Tanpa kamu aku runtuh," Harvey mulai menangis sembari terbata membacakan pesan demi pesan untuk istrinya.

Setelah sempat terdiam, isaknya lagi-lagi terdengar saat menyinggung soal anak-anaknya sembari berterima kasih pada istrinya.

"Terima kasih Sandra Dewi, yang namanya Dewi-dewi itu biasanya hebat Yang Mulia," selorohnya di sela-sela pembacaan pledoi.

"Tenang, kita dari susah, senang, sekarang susah lagi, kita tinggal tunggu senangnya aja. Masa susah terus. Titip anak-anak, jangan lupa berdoa biar Papa wamilnya cepat selesai," ujarnya terbata.

(Tribunnews.com/ Salma)

Editor: Ayu Miftakhul Husna

Tag:  #tulis #pesan #untuk #kedua #putranya #saat #bacakan #pledoi #harvey #moeis #anak #anakku #papa #bukan #koruptor

KOMENTAR