Film Memori Air di JAFF 2024 Terinsipirasi dari Kisah Anak yang Alami Trauma dan Kehilangan
Film pendek berjudul ‘Memori Air’ (The Water Fairy) karya sutradara Imam Syafi'i menjadi salah film yang menjadi sorotan dalam Jogja Netpac Asian Film Festival atau JAFF 2024 
10:14
9 Desember 2024

Film Memori Air di JAFF 2024 Terinsipirasi dari Kisah Anak yang Alami Trauma dan Kehilangan

-- Film pendek berjudul ‘Memori Air’ (The Water Fairy) karya sutradara Imam Syafi'i menjadi salah film yang menjadi sorotan dalam Jogja Netpac Asian Film Festival atau JAFF 2024

Memori Air menceritakan tentang kisah pertemanan dua orang anak yang mengalami perubahan drastis setelah insiden traumatis.

Banyu trauma karena menyaksikan kematian sahabatnya Dhika.

Banya terus kembali ke umbul tempat kejadian mencari cara untuk membebaskan dirinya dari rasa bersalah, kesedihan, dan tuduhan dari ibu Dhika.

Cerita film pendek ini terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh orang terdekat dari pembuat film.

Imam Syafi’i menjelaskan, film pendek ini  ingin menunjukkan pentingnya peran orangtua sebagai pendengar dan pemberi dukungan yang empatik ketika anak menghadapi masalah.

"Ini merupakan kisah yang cukup personal bagi saya dan ingin saya angkat pesannya," kata dia ditulis di Jakarta, Senin (9/12/2024).

Produser Thea Filisa menambahkan film ini menceritakan tentang perseteruan atau struggle yang dirasakan seorang anak ketika mengalami trauma kehilangan. 

“Kami ingin menunjukkan bahwa ketika ada kejadian seperti ini, anak juga memiliki perspektif sendiri yang berbeda dengan orangtua. Bagaimana mereka memproses kehilangan mungkin tidak dapat langsung kita pahami, namun sangat penting untuk diberi waktu dan pemahaman agar mereka bisa menghadapinya dengan baik di usia tersebut.”

Film yang direkam di Klaten ini membawa nuansa budaya dan alam Jawa.

Menggunakan bahasa Jawa dalam dialog dan kisahnya, penonton akan menemukan beberapa elemen tradisional Jawa yang berbau mistis.

Pencipta ini juga menekankan pentingnya peran Kementerian serta mentor dari Layar Indonesiana.

“Kami merasa terhormat dan bersyukur menjadi salah satu dari 10 finalis yang terpilih oleh Kementerian Kebudayaan diantara ratusan proposal film yang masuk. Tidak hanya dari segi dana, namun juga networking dan akses kepada mentor-mentor expert yang memberikan banyak masukan positif dan konstruktif semenjak hari pertama”, tambah Thea.

‘Memori Air’ (The Water Fairy) dengan co-producer Rivandy Kuswara, dan Riani Singgih ini juga turut didukung oleh rumah produksi Ficcionaire Collective, Seven10 Media, serta Content Collision.

Festival JAFF yang diadakan di Empire XXI Yogyakarta mulai 30 November sampai 7 Desember 2024 kembali digelar pada tahun ini dengan tema “Metanoia” (yang berarti perubahan atau transformasi pikiran).

Ada sejumlah segmen dan program menarik, salah satunya adalah program “Layar Indonesiana” yang menayangkan 10 film pendek lokal pemenang pendanaan Kompetisi Produksi Film Pendek Layar Indonesiana dari Kementerian Kebudayaan.

 Film-film pendek yang ditayangkan sudah melewati proses kurasi, mentoring, dan produksi dari para ahli film tanah air untuk para produser dan sutradara muda.

Perjalanan ‘Memori Air’ dan sembilan film lainnya yang terpilih dalam seleksi Layar Indonesiana (‘Bong’, Hear The Ping Pong Sing’, ‘Darah Ksatria’, ‘Under The Whether’)  akan dipromosikan di lebih banyak festival film nasional dan mancanegara.

Pihaknya berharap film Memori Air akan ditayangkan di kancah internasional, terutama yang memiliki segmen atau ruang khusus untuk menayangkan film anak-anak.

 

 

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #film #memori #jaff #2024 #terinsipirasi #dari #kisah #anak #yang #alami #trauma #kehilangan

KOMENTAR