Penumpang Tahu Nyaman Saja, Ternyata ini Perbedaan Jenis Bus Non-HD, HD, SHD, DD, dan UHD
Salah satu jenis bus modern yang membawa konsep kabin tinggi. (Rian Alfianto/JawaPos.com)
13:08
18 Mei 2024

Penumpang Tahu Nyaman Saja, Ternyata ini Perbedaan Jenis Bus Non-HD, HD, SHD, DD, dan UHD

  - Dunia transportasi khususnya bus mengalami perkembangan yang terbilang pesat di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya seperti India, Pakistan atau Bangladesh dan negara Asia lainnya jika melihat banyaknya konten-konten bus yang beredar di media sosial, transportasi bus kita ternyata masih sangat-sangat lebih baik.   Baik dalam arti desainnya bagus tidak hanya dari luar. Tapi juga dari dalam, saat ini berbagai karoseri bus dan pabrikan komponen pendukungnya di Indonesia sudah keren-keren, inovatif dan berorientasi kepada kenyamanan penumpang.   Menyoal desain, kiblat dari tampilan bus di Indonesia sedikit banyak mengikuti tren bus-bus yang ada di Eropa sana. Baik dari tampilan depan, belakang atau gaya kabinnya. Nah, khusus untuk ini, belakangan kita mendengar istilah non-HD, HD, SHD dan sejenisnya.   Hal ini mengacu pada kecelakaan bus pariwisata di Subang tepat sepekan lalu yang menewaskan 11 penumpang. Usut punya usut, bus nahas tersebut merupakan bus tua yang dimodifikasi, dari kondisi non-HD menjadi HD.   Lalu, apa sih arti dari istilah-istilah demikian yang biasa ada pada bus? Berikut selengkapnya.   Bus Non-HD   Pertama adalah jenis bus non-HD atau normal deck. Bus tipe normal deck atau non-High Deck (non HD) adalah bus yang memiliki satu lantai dan tidak termasuk kategori high decker. Bus ini banyak digunakan pada tahun-tahun sebelum 2010.    Namun, sampai sekarang juga masih ada di jalanan Indonesia. Bus-bus yang sudah terlihat tua atau besutan karoseri lama biasanya masih menggunakan tipe atau jenis non HD ini.    Bus jenis ini memiliki tinggi yang sama antara tempat duduk supir dan penumpang. Selain itu, ciri khas yang bisa dikenali adalah terdapat gundukan mesin di samping kursi supir. Bentuk bus ini umumnya persegi panjang dengan tinggi berkisar 3 – 3,3 meter.    Bagasi dari bus non HD relatif sempit dan memang kebanyakan berfokus pada mengangkut penumpang saja. Saat ini, bus non-HD umumnya melayani trayek yang tidak jauh-jauh atau biasa digunakan untuk armada wisata.   Bus HD   Kebalikan dari bus non-HD, selanjutnya ada jenis HD atau High Deck. Dilansir via Tiberman, bus High Deck merupakan jenis bus yang memiliki lantai yang lebih tinggi dari pada Non HD. Trend bus ini mulai muncul pada tahun 2009 ketika New Marcopolo dari karoseri Adiputro, Trisakti Phoenix, dan Laksana Legacy diperkenalkan.   Hingga saat ini, bus ini tetap menjadi pilihan yang populer di kalangan pengguna bus. Pertumbuhan penggunaan Bus High Deck di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012.   Perbedaan antara bus High Deck dan Non HD dapat dilihat dari tinggi bus yang berkisar antara 3.400 hingga 3.500 mm. Secara visual, memang sulit untuk membedakan keduanya dari luar. Namun, perbedaannya dapat dilihat pada interior bus.    Misalnya, tempat duduk pengemudi pada bus High Deck lebih rendah daripada tempat duduk penumpang, dan tidak ada tonjolan di samping pengemudi yang biasa disebut ‘kuburan mesin’.   Bus SHD   Jenis bus selanjutnya adalah yang paling populer saat ini, yaitu bus Super High Deck (SHD). Bus tipe ini diperkenalkan dalam acara GIIAS 2015. Awalnya, bus ini dikonstruksi di atas Chassis Scania K360iB, dan kemudian menjadi salah satu armada utama beberapa Perusahaan Otobus (PO) di Indonesia.    Mayoritas dari bus ini dibangun dengan menggunakan Chassis Hino RK8, Mercedes Benz OH1839, dan Scania K360iB. Bus tipe ini sudah memakai ukuran ban bus terbaru yaitu ban ukuran 11R22.5.   Ciri khas dari bus SHD ini adalah tinggi sekitar 3.900 mm dan memiliki ruang bagasi yang lebih luas, bahkan mampu menampung sepeda motor. Ciri yang paling mencolok adalah desain kaca depan yang menggunakan kaca ganda dan terdapat sekat pembatas atau bar kaca depan.    Bagian belakangnya memiliki grill yang lebih tinggi dibandingkan dengan bus High Deck biasa. Tampilan panjang dan gagah dari bus SHD menunjukkan kesan yang elegan, menjadikannya primadona di jalan raya, nggak heran kalau banyak bus lawas melakukan modifikasi untuk bisa tampil ala bus SHD, seperti halnya pada bus Putera Fajar yang terlibat kecelakaan saat mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok pekan lalu.   Mengenai interior, desain bus SHD didesain untuk memberikan kenyamanan yang mewah kepada penumpang, memungkinkan mereka menikmati pemandangan selama perjalanan dengan kepuasan. Dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan dan fasilitas super canggih, rancangan interior bus ini memang menarik dan menghadirkan pengalaman perjalanan yang istimewa.   Bus HDD   Belum rampung, masih ada lagi jenis bus lainnya yakni bus High Decker Double Glass (HDD) merupakan perkembangan lanjutan dari bus SHD yang ideal digunakan pada Chassis yang berbeda dari spesifikasi SHD, seperti Hino RN dan Mercedes Benz OH1526. Perbedaan yang paling mencolok adalah tinggi bodi yang lebih rendah dan setara dengan tinggi bodi bus HD.   Secara dimensi, tinggi bus ini hanya sekitar 3700 mm, yang lebih rendah sekitar 30 cm dari bus SHD. Wiper pada Bus High Deck Double Glass ditempatkan di bagian atas atau di bagian atap dengan hanya satu wiper. Sekat pembatas kaca depan memiliki potongan box di atas fender wheel yang lebih tipis.    Jarak kaca belakang dengan lubang sirkulasi pada bus ini juga lebih sempit. Sebagai bus dengan dek yang tinggi, di atas rata-rata tinggi dek standar, akses penumpang dari depan serta pijakan kaki untuk naik dirancang agar mengurangi kesan curam saat naik.   Bus DD   Kemudian ada lagi bus DD atau Double Deck. Ya, double deck artinya dek ganda alias bus tingkat. Jadi, tren sejak era 80-90an akhir lalu dan sempat hilang, bus tingkat kini balik lagi. Desainnya juga mengikuti perkembangan zaman.   Bus dengan kabin ganda ini biasanya juga menawarkan kelas sleeper (kursi rebahan) yang terletak di dek bawah di belakang kabin pengemudi, sehingga konsumen di segmen ini mendapatkan cukup banyak opsi.   Di Indonesia sendiri, cukup banyak karoseri yang memiliki produk bus tingkat, antara lain Adiputro dengan Jetbus 3+ SDD, Laksana Legacy SR2 Double Decker, Nusantara Gemilang dengan bodi Conqueror, Tentrem Avante D2, dan Morodadi Prima dengan bodi Grand Tourismo DD.   Bus UHD   Terakhir adalah bus UHD atau Ultra High Deck. Bus ini bisa dikatakan merupakan jenis baru di industri transportasi bus Indonesia. Bus ini menggabungkan fungsi bus SHD dengan bus DD. Jadi di dek bawah khusus kabin driver dan kru, serta kompartemen bagasi, sedangkan dek atas khusus untuk kabin penumpang.   Bus UHD memiliki ketinggian sekitar 4 meter atau berada di antara bus DD dan SHD. Di Tanah Air, kehadiran bus UHD dipelopori oleh Adiputro Jetbus 3+ UHD. Bus ini biasanya digunakan untuk armada Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) karena memiliki kapabilitas tinggi untuk mengangkut penumpang dan barang.   Demikian penjelasan mengenai jenis-jenis bus berdasarkan istilahnya. Sebagai orang awam, kita tentunya hanya tahu nyaman saja. Walaupun, tanpa sadar kita pasti pernah menaiki salah satu dari jenis-jenis bus tersebut.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #penumpang #tahu #nyaman #saja #ternyata #perbedaan #jenis

KOMENTAR