Teknologi Edge AMD Pangkas Latensi dan Dongkrak Otomasi Industri
- Transformasi industri modern semakin bergeser ke arah otomatisasi dan penggunaan sensor dalam jumlah besar. Pabrik, robot, dan perangkat medis kini menghasilkan data dalam volume yang jauh lebih tinggi dibanding satu dekade lalu.
Tantangannya, seluruh data itu harus diproses dalam hitungan milidetik agar mesin bisa mengambil keputusan cepat dan tetap hemat energi. Inilah alasan edge computing menjadi kunci masa depan industri, dan AMD mengambil posisi strategis melalui pendekatan komputasi adaptif.
Menurut Steven Fong, Corporate Vice President APJ Embedded Business AMD, arsitektur komputasi tradisional seperti CPU atau GPU tidak cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan industri yang terus berubah.
“Arsitektur komputasi tradisional tidak dapat mengubah software setelah diproduksi dan sepenuhnya bergantung pada instruksi software untuk menjalankan serangkaian operasi yang telah ditentukan," ujarnya dalam wawancara khusus dengan JawaPos.com.
Hal ini membuat perangkat sulit beradaptasi ketika algoritma baru diperlukan atau beban kerja berubah.
AMD menawarkan pendekatan berbeda melalui komputasi adaptif. Teknologi ini menggabungkan logika terprogram, prosesor tertanam, mesin AI, dan mesin DSP dalam satu platform heterogen.
“Arsitektur komputasi adaptif AMD memungkinkan hardware itu sendiri untuk dikonfigurasi ulang setelah produksi,” jelas Fong.
Artinya, perangkat industri bisa terus diperbarui tanpa mengganti komponen fisik, cukup melalui pembaruan perangkat lunak.
Keunggulan ini sangat penting untuk industri yang menggunakan robot, sistem visi mesin, atau alat medis. Ketika standar, algoritma, atau kebutuhan pasar berubah, perangkat bisa beradaptasi dengan cepat.
Contohnya adalah sistem bantuan parkir AISIN dan LiDAR Sony Semiconductor Solutions yang menggunakan Zynq UltraScale+ MPSoC.
“AMD Zynq UltraScale+ MPSoC memberikan peningkatan berkelanjutan melalui pembaruan firmware dan AI,” ungkapnya . Pendekatan ini memperpanjang umur perangkat sekaligus menekan biaya pengembangan.
Di pabrik modern, ratusan sensor bekerja bersamaan untuk memantau kualitas produk, suhu mesin, getaran, hingga posisi robot. Jika data dari sensor harus dikirim jauh ke cloud, respons bisa terlambat.
Komputasi adaptif di edge memungkinkan proses terjadi di tempat. Dengan menggabungkan antarmuka sensor, prosesor AI, dan pemrosesan jaringan dalam satu platform, AMD membantu pabrik mengurangi latensi dan konsumsi daya.
“Produsen dapat mengurangi latensi dengan menghilangkan kebutuhan data untuk melintasi komponen terpisah sekaligus meningkatkan efisiensi komputasi dan menurunkan konsumsi daya,” terangnya.
Teknologi ini juga mendukung otomatisasi yang lebih cerdas, seperti inspeksi kualitas berbasis AI. Studi kasus Xnext menunjukkan bagaimana deteksi kontaminan dapat dilakukan dalam hitungan milidetik tanpa menghentikan lini produksi. Sistem XSpectra yang didukung SoC adaptif AMD mampu menangani data hingga 8 GB per detik.
Walaupun banyak yang menganggap AI akan menggantikan tenaga manusia, AMD menegaskan sebaliknya. “Alih-alih menggantikan pengawasan manusia, teknologi AMD meningkatkan kontrol kualitas dengan mempercepat akurasi dan konsistensi deteksi," kata Fong.
Di balik semua ini adalah inovasi arsitektur AMD Versal. Chip ini dirancang untuk menghadirkan pemrosesan paralel, konektivitas cepat, dan latensi rendah dalam satu paket.
“Perangkat Versal menghadirkan kepadatan komputasi hingga tiga kali lipat lebih tinggi dan hingga tiga kali lipat TOPS per watt dibandingkan generasi sebelumnya. NoC terprogram Versal mengurangi latensi hingga 58 persen dibandingkan pesaing," ujarnya.
Kemampuan ini penting untuk robot, kendaraan otomatis di pabrik, hingga sistem visualisasi medis yang membutuhkan respons sangat cepat.
Selain performa, AMD juga memperkuat integrasi antara sistem OT (operational technology) dan IT (information technology) di industri. Melalui platform Embedded+, AMD menggabungkan SoC adaptif Ryzen Embedded dan Versal AI Edge dalam satu papan.
“Desain terkonsolidasi ini membantu mengurangi latensi dan menyederhanakan integrasi untuk sistem real-time sekaligus memungkinkan analitik edge yang efisien," urainya.
Dengan semakin banyak beban kerja industri bergantung pada sensor, kontrol presisi, dan kecerdasan real-time, komputasi adaptif menjadi fondasi penting untuk mesin masa depan. AMD melihat tren ini sebagai evolusi alami.
“Pelanggan kami menginginkan platform yang dapat berevolusi: hardware yang adaptif, dapat dikonfigurasi ulang, dan siap menghadapi masa depan,'' jelasnya.
Teknologi yang dapat berubah bersama kebutuhan industri ini membuka jalan menuju pabrik yang lebih cerdas, robot yang lebih responsif, serta perangkat medis yang lebih akurat.
Masa depan otomatisasi industri kini berada di edge, dan AMD berupaya menjadi fondasi utama untuk menghadirkan kemampuan ini ke berbagai sektor.
Tag: #teknologi #edge #pangkas #latensi #dongkrak #otomasi #industri