Trend Micro Bangun Data Center di Indonesia untuk Dukung ''Vision One''
- Perusahaan keamanan siber Trend Micro mengumumkan rencana pembangunan pusat data (data center) lokal di Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk mendukung "Vision One", sebuah platform keamanan siber berbasis kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI) yang menjadi ekosistem perusahaan.
Pusat data ini dijadwalkan akan mulai beroperasi pada paruh pertama tahun 2026, dan akan menjadi bagian dari strategi Trend Micro untuk memperkuat kedaulatan data serta ketahanan siber nasional di Indonesia.
Country Manager Trend Micro Indonesia, Fetra Syahbana mengatakan pembangunan pusat data lokal ini merupakan langkah penting untuk mendukung kepatuhan perusahaan terhadap regulasi di Indonesia.
Terutama terkait Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) serta berbagai pedoman keamanan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Dengan hadirnya Trend Vision One Data Center di Indonesia, kami ingin memastikan seluruh data pelanggan korporat dapat dikelola dan diproses di dalam negeri, sesuai dengan regulasi dan kebutuhan pasar lokal,” ujar Fetra kepada awak media di restoran Seribu Rasa, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat pada Rabu (12/11/2025).
Fitur Trend Vision One dan informasi soal data center Indonesia yang akan beroperasi di paruh pertama 2026, ditampilkan dalam acara ?Media Briefing Trend Vision One? di Seribu Rasa, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (12/11/2025).
"Data center ini juga bisa memfasilitasi layanan kami agar bisa berjalan lebih cepat dan andal, sekaligus memberikan ketenangan bagi organisasi-organisasi di Indonesia karena data mereka tersimpan dengan aman di dalam negeri," imbuh Fetra.
Nah, sebelum data center ini rampung, layanan Vision One, yang sudah ada di Indonesia sejak 2022-2023 ini, akan tetap berjalan menggunakan infrastruktur regional dengan standar keamanan global Trend Micro.
Nantinya, transisi penuh ke hosting lokal akan dilakukan setelah infrastruktur di Indonesia beroperasi.
Platform keamanan siber terpadu berbasis AI
Trend Micro Vision One merupakan platform keamanan siber terpadu berasis Software-as-a-Service (SaaS) yang menggabungkan berbagai fungsi keamanan siber dengan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Platform ini menawarkan perlindungan komprehensif yang mencakup jaringan, endpoint, cloud, email, identitas, data, dan keamanan berbasis AI. Platform ini mengintegrasikan beberapa kemampuan utama, yaitu meliputi:
- Cyber Risk Exposure Management (CREM): memberikan visibilitas menyeluruh, memantau serangan secara real-time, dan memprioritaskan ancaman dengan analisis risiko berbasis AI.
- Security Operations Platform: menggabungkan XDR, SIEM, dan SOAR dengan teknologi agentic SIEM dan digital twin untuk mitigasi risiko proaktif
- Fitur Trend Micro LLM Advantage dan Trend Companion untuk threat hunting berbasis AI.
- Integrated Threat Intelligence: memanfaatkan data dari lebih dari 450 peneliti global dan inisiatif Zero Day Initiative (ZDI), menghadirkan deteksi dini, analisis otomatis, dan layanan dukungan ahli 24/7, termasuk Managed Detection and Response (MDR) serta simulasi serangan dunia nyata.
Ilustrasi perlindungan proaktif dati Trend Micro Vision One, ditampilkan dalam acara ?Media Briefing Trend Vision One? di Seribu Rasa, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (12/11/2025).
Field CISO untuk wilayah Asia, Timur Tengah, dan Afrika (AMEA) Trend Micro, Sapna Sumbly, mengatakan platform ini mampu mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, mulai dari endpoint, server, jaringan, hingga aplikasi cloud.
Hal ini bertujuan untuk mendeteksi ancaman siber secara proaktif, lebih cepat dan efisien, dan tentunya otomatis.
“Dengan dukungan AI dan analisis ancaman global, Vision One akan memberikan visibilitas menyeluruh atas serangan siber yang sebelumnya sulit terlihat atau dideteksi oleh sistem keamanan konvensional,” jelas Sapna
Adapun sifat proaktif ini hadir berkat model bahasa besar (LLM) terbaru Trend Micro yang menjadi salah satu "tulang punggung" dari Vision One, yaitu Cybertron.
Model ini disebut mampu mendeteksi pola ancaman dan memberikan peringatan dini terhadap potensi serangan siber sekitar 40 hingga 60 hari sebelum serangan tersebut terjadi.
"Lewat Cybertron, Trend Micro Vision One dapat mengurangi risiko ransomware hingga 92 persen, serta mengurangi waktu deteksi ancaman hingga 99 persen supaya semuanya tetap aman," ungkap Sapna.
“Pendekatan kami kini bersifat proaktif, bukan reaktif. Dengan ini, kami ingin membantu organisasi melihat risiko lebih awal dan mengambil langkah pencegahan sebelum terjadi serangan,” tambah Sapna.
Solusi di tengah pasar keamanan siber yang naik
Ilustrasi Trend Micro Vision One yang bergerak proaktif bukan reaktif, ditampilkan dalam acara Media Briefing Trend Vision One di Seribu Rasa, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (12/11/2025).
Langkah Trend Micro membangun pusat data lokal sejalan dengan meningkatnya kebutuhan keamanan siber di Indonesia.
Menurut laporan Grand View Research, pasar keamanan siber nasional diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sekitar 17,2 persen pada periode 2025 hingga 2030.
Pertumbuhan ini didorong oleh percepatan transformasi digital di sektor perbankan, pemerintahan, dan industri manufaktur, yang semakin bergantung pada layanan berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI).
Seiring dengan meningkatnya kompleksitas ancaman, solusi seperti Trend Vision One yang didukung oleh AI Cybertron diharapkan dapat membantu organisasi di Indonesia.
Terutama untuk mengantisipasi risiko lebih awal serta menjaga keberlangsungan bisnis di tengah lanskap siber yang terus berubah.
Informasi mengenai platform Trend Vision One, begitu juga kesempatan uji coba, pemesanan, hingga pembelian untuk skala perusahaan, bisa dilihat dalam website resmi di tautan berikut ini.
Tag: #trend #micro #bangun #data #center #indonesia #untuk #dukung #vision