Tesla Disebut Dalam Debat Cawapres Tidak Lagi Pakai Nikel untuk Baterai EV, Benarkah?
Ilustrasi: Sel baterai kendaraan listrik. (RianAlfianto/JawaPos.com).
13:28
22 Januari 2024

Tesla Disebut Dalam Debat Cawapres Tidak Lagi Pakai Nikel untuk Baterai EV, Benarkah?

Pada Minggu (21/1), tiga Calon Wakil Presiden (Cawapres) kembali dipertemukan di acara debat. Dalam kesempatan tersebut, Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

"Indonesia negara besar kita harus bersyukur Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Di antaranya kita memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, timah terbesar nomor 2 di dunia. Oleh karena itu, program hilirisasi harus dilanjutkan dan diperluas cakupannya," kata Gibran.   Statement Cawapres nomor urut 2 ini kemudian ditanggapi oleh Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar. Pria yang karib disapa Cak Imin itu menanggapi pertanyaan Gibran Rakabuming Raka soal pengelolaan nikel di Indonesia.  

  Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa masalah eskplorasi sumber daya alam di Indonesia masih seringkali tak memperhatikan masalah lingkungan. Sehingga, hal itu menjadi perhatian terlebih dahulu.   "Saya setuju bahwa potensi sumber daya alam kita harus terus kita promosikan. Tetapi harus dicatat, gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya, buruh kita diabaikan malah hanya tenaga asing dan juga yang terjadi korban kecelakaan," ucap Cak Imin.   Singkatnya, debat tersebut berlangsung cukup sengit hingga keluar pernyataan bahwa nikel yang selama ini dianggap jadi bahan baku tambang incaran dunia untuk material baterai kendaraan listrik tidak lagi diminati. Gantinya adalah LFP atau lithium ferro phosphate. Tesla bahkan dikatakan tidak lagi mengincar nikel sebagai pokok bahan baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle-nya.  

  Lantas, benarkah nikel tidak lagi "seksi" seperti yang digembar-gemborkan? Benarkah Tesla yang selama ini dikeker pemerintah Indonesia untuk jadi pembeli nikel potensial justru tidak lagi pakai nikel untuk baterai EV-nya?    Dilansir dari Automotive News Europe, pertengahan tahun lalu, Tesla memang gencar mengumumkan bahwa pihaknya akan beralih ke resources baterai EV yang lebih mudah didapat yakni LFP. Tesla mengatakan pihaknya berencana untuk memperluas penggunaan baterai berbahan besi yang lebih murah.   Langkah tersebut dimulai untuk pengembangan baterai EV versi truk listrik semi berat dan kendaraan listrik yang terjangkau. CEO Tesla Elon Musk sendiri dalam beberapa kesempatan memang diketahui telah memperjuangkan teknologi baterai lithium iron phosphate atau LFP tadi yang didominasi oleh pemasok Tiongkok, dengan mengatakan pada bulan Maret bahwa sebagian besar proyek elektrifikasi adalah sel berbasis besi.  

  Namun, meminta pemasok Tiongkok membangun pabrik baterai di Amerika Serikat (AS) merupakan sebuah tantangan lantaran masalah ketegangan politik AS-Tiongkok yang tensinya masih tinggi sampai saat ini.   Produsen mobil listrik terbesar di dunia tersebut mengatakan dalam makalahnya tentang Master Plan Bagian 3 bahwa mereka akan menggunakan baterai LFP untuk truk listrik berat jarak pendek, yang disebutnya “Semi Light,” tanpa memberikan rincian seperti tanggal peluncuran.   Sementara itu, produsen mobil tersebut mengatakan kendaraan listrik kecil yang diusulkannya akan menggunakan baterai LFP berkapasitas 53 kilowatt-jam, dibandingkan 75 kWh untuk Model Y dan Model 3.   Elon Musk dan para pendukung LFP lainnya menyebut kelimpahan dan harga besi yang lebih murah sebagai faktor utama yang mengatasi kelemahan yang menghambat adopsi sel LFP secara global. Sel ini lebih besar dan lebih berat, serta umumnya memiliki energi yang lebih sedikit dibandingkan sel berbasis nikel sehingga memberikan jangkauan yang lebih pendek.   

  Kendati demikian, jenis material baterai EV tersebut memiliki keunggulan. Sel baterai LFP cenderung menimbulkan risiko kebakaran dan ledakan yang lebih kecil dibandingkan sel berbasis nikel.   Selain Tesla Model 3 (RWD only) dan Tesla Model Y (RWD only), ada juga beberapa pabrikan mobil listrik lainnya yang mulai beralih ke sel baterai LFP yakni BYD Dolphin, BYD Attp 3 dan BYD Seal. MG 4 (Excite 51 only) dan GWM Ora (Standard Range only) juga disebut sudah menggunakan baterai LFP, demikian mengutip WhichCar.   Selain itu, menurut Electrek, saat ini Hyundai Kona EV dan New Kia Ray EV di beberapa pasar juga sudah menggunakan ditenagai baterai LFP dari CATL China. Langkah ini dilakukan ketika Hyundai bertujuan untuk melepaskan diri dari Tiongkok dengan memproduksi baterai LFP yang lebih murah sendiri.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #tesla #disebut #dalam #debat #cawapres #tidak #lagi #pakai #nikel #untuk #baterai #benarkah

KOMENTAR