



Bapanas Ungkap Beras Subsidi Dioplos Mafia Hingga Outlet Fiktif Penyalur SPHP
- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui bahwa Beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dikemas ulang alias dioplos oleh mafia pangan. Hal ini disampaikan Kepala Komisi IV DPR RI saat rapat dengar pendapat (RDP), Selasa (1/7/2025).
Pengakuan tersebut berdasarkan temuan Bapanas ketika melakukan pengecekan langsung di lapangan. Bahkan, ada sejumlah outlet fiktif yang ikut menyalurkan beras SPHP.
Arief menyebut, outlet fiktif terdaftar sebagai penyalur SPHP, namun lokasi atau alamatnya tidak sesuai dengan data yang didaftarkan di dinas terkait.
Bapanas pun terus menelusuri praktik oplosan beras SPHP dan outlet fiktif penyalur SPHP tersebut.
"Alamatnya tidak sesuai dengan datanya. Tentunya dari dinas yang tadi kita melakukan verifikasi. Justru ini yang kita telusur sehingga ke depan ini tidak boleh terjadi lagi. Jadi, bisa dibilang lokasinya tidak sesuai sama yang tertera," paparnya.
Adapun penyaluran beras SPHP sebelumnya menggunakan beras dengan tingkat patahan (broken) sebesar 5 persen. Sekalipun broken, kualitas adalah premium.
Arief mengatakan, jenis beras ini bila di-mix maka bisa memberi keuntuntungan bagi mafia beras.
“Karena kemarin itu menggunakan beras impor dengan broken 5 persen sebenarnya, itu beras premium, kalau dibuka di mix memang akan mendapatkan keuntungan. Ini yang nggak boleh sehingga beras SPHP memang menggunakan kemasan 5 kilogram dan memang benar di tempat yang baik," bebernya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya meminta para pelaku usaha yang mengoplos beras SPHP agar segera menghentikan praktik curang tersebut. Ia menegaskan, tindakan semacam itu tidak hanya merugikan masyarakat, tapi juga mencederai tujuan utama program SPHP.
Beras oplosan merupakan mencampur beras jenis satu dengan yang lainnya. Dalam kasus ini, para oknum yang mencampur beras bersubsidi dengan kualitas lainnya untuk mendapatkan laba yang lebih besar.
“Kami minta tolong kalau itu terjadi, jangan dilakukan, jangan diulangi. Sekali lagi, saudaraku yang bergerak sektor pangan mulai hari ini, tadi kami sepakat nanti disampaikan Pak Satgas Pangan, mulai hari ini dihentikan,” kata Amran dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Pertanian.
Menurut laporan yang diterimanya, distribusi beras SPHP ke penyalur diduga mencapai 60 hingga 80 persen. Beras tersebut lalu diubah kemasannya tidak sesuai ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah yakni menjadi kemasan beras premium.
“SPHP yang dijual ke penyalur itu 20-40 persen itu dijual sesuai standar. Kemudian selebihnya dibongkar, kemudian dijual, dikemas ulang, dijual dengan harga premium, medium—bukan SPHP. Ini laporan dari bawah,” papar Amran.
Ia menyebut praktik tersebut sebagai bagian dari modus mafia beras yang mencoba mengakali pasar demi keuntungan pribadi. Salah satu bentuk kecurangan itu adalah mencampur beras subsidi dengan jenis beras lain yang kualitasnya berbeda, lalu dijual dengan harga lebih tinggi.
Tag: #bapanas #ungkap #beras #subsidi #dioplos #mafia #hingga #outlet #fiktif #penyalur #sphp