Ajax Resmi Kontrak Pemain Keturunan Indonesia Lyfe Oldenstam, PSSI Minat Naturalisasi?
Pemain keturunan, Lyfe Oldenstam dapat kontrak dari Ajax Amsterdam. (Instagram/@lyfe.32)
06:36
1 Agustus 2024

Ajax Resmi Kontrak Pemain Keturunan Indonesia Lyfe Oldenstam, PSSI Minat Naturalisasi?

Muncul pemain keturunan Indonesia yang potensial. Ia adalah Lyfe Oldenstam yang baru mendapatkan kontrak profesional dari klub top Eredivisie Belanda, Ajax Amsterdam.

Kabar Lyfe Oldenstam mendapatkan kontrak profesional pertamanya ini diungkapkan oleh akun Instagram @indobloodtalent.

"Lyfe Oldenstam menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Ajax. Pemain muda ini menandatangani kontrak tiga tahun sampai pertengahan Juni 2027," tulis laporan tersebut.

Hal ini menandakan bahwa Lyfe Oldenstam adalah pemain potensial. Sebab, Ajax Amsterdam merupakan klub papan atas di Belanda.

Baca Juga: Bek Keturunan Seharga Rp69,53 Miliar Dibidik Como 1907, Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?

Adapun darah Indonesia Lyfe Oldenstam berasal dari pihak ibunya. Disebutkan bahwa nenek dan kakeknya lahir di Jakarta.

Meski begitu, belum diketahui apakah Lyfe Oldenstam bersedia untuk membela timnas Indonesia walau punya darah keturunan. Apalagi pemain berusia 17 tahun ini sering menjadi andalan di timnas kelompok umur Belanda.

Melansir dari Transfermarkt, Lyfe Oldenstam sudah bermain dengan Belanda U-15 sebanyak dua kali. Lalu ia mentas tujuh pertandingan bersama U-16.

Kini pemain yang berposisi sebagai bek kanan ini menjadi andalan di Belanda U-17. Ia juga akan masuk di skuad Ajax U-19 usai mendapatkan kontrak profesional pertamanya.

Nah, jika di masa mendatang Lyfe Oldenstam tak mendapatkan panggilan dari timnas Belanda senior, bukan tak mungkin dirinya bakal menjadi incaran untuk memperkuat skuad Garuda.

Baca Juga: Siapa Aiden Utan? Pemain Keturunan Berdarah Spanyol yang Bisa Dipanggil Nova Arianto ke Timnas Indonesia U-16

Editor: Galih Prasetyo

Tag:  #ajax #resmi #kontrak #pemain #keturunan #indonesia #lyfe #oldenstam #pssi #minat #naturalisasi

KOMENTAR