Tiruan Megawati Sulit Dicari, Kuota Pemain Asing Asia Liga Voli Korea Bikin Pusing GS Caltex
Sejak kuota pemain asing Asia diperkenalkan musim lalu oleh KOVO, Liga Voli Korea mendapatkan eksposur tinggi, khususnya di wilayah ASEAN.
Setidaknya musim ini ada tiga pevoli dari Asia Tenggara yang menambah pengalaman di Negeri Ginseng, meliputi Megawati Hangestri Pertiwi (Indonesia), Thanacha Soksood (Thailand), dan Wipawe Srithong (Thailand).
KOVO juga melebarkan jaringan pemain asing Asia yang bisa mendaftar di Liga Voli Korea 2024/2025, yang semula 10 menjadi lebih dari 60 negara.
Pevoli andalan GS Caltex, Stefanie Weiler di antar keluar lapangan menggunakan kursi roda. (KOVO)Hanya saja dengan sistem draft KOVO yang mengharuskan pevoli mengikuti try-out, menyulitkan para pelatih tim Liga Voli Korea, mencari sosok pemain yang benar-benar tepat sesuai kebutuhan tim.
Beberapa di antaranya memilih untuk putus kerjasama di awal musim seperti Hi-Pass yang memilih melepas Yunieska Robles (Kazakhstan) dan digantikan oleh Thanacha.
Dan paling gres adalah GS Caltex. Tim voli putri asal Seoul ini kesulitan untuk mencari pengganti Stefani Wailer.
Pevoli asal Australia ini sejatinya secara permainan sudah nyetel dengan tim. Namun menjadi masalah bagi klub adalah cedera parah sang pevoli.
Wailer divonis tidak bisa melanjutkan permainan bersama GS Caltex hingga akhir musim karena cedera achilles.
Situasi itu diperparah dengan cedera yang dialaman point maker GS Caltex asal Kuba, Gyselle Silva. Dia juga mengalami cedera.
Akan tetapi pihak klub memilih mempertahankannya karena kemungkinan untuk segera pulih dalam waktu dekat terbilang besar.
Kini yang harus dicari solusi oleh GS Caltex adalah pengganti Stefanie Wailer.
Sayangnya, mencari pengganti pemain asing Asia bukan perkara mudah bagi tim biru langit tersebut.
KOVO selaku federasi bola voli Korea Selatan juga memiliki kebijakan, bahwa pemain pengganti asing Asia, juga harus diambil dari draft try-out awal musim ini.
Sementara itu, Megawati Hangestri, opposite kebanggaan Indonesia merupakan kuarter Asia terbaik di Liga Voli Putri Korea saat ini.
Bahkan pevoli asal Jember, Jawa Timur ini mengukir sejarah sebagai pevoli asing Asia pertama yang mengukir rekor 1000 poin di kompetisi bola voli Negeri Ginseng.
Bagi tim-tim lain, mencari pevoli asing Asia seperti Mega di kubu Red Sparks, nyaris tidak mungkin.
Hal itu disampaikan langsung oleh ptinggi GS Caltex.
"Mendatangkan pemain yang berkontribusi untuk tim menjadi prioritas utama, namun mencari yang seperti itu nyaris tidak ada saat ini," keluh petinggi tim GS Caltex, dikutip dari laman Sports Seoul.
"Jika memiliki klub, tim berani menebusnya dengan catatan memang berkontribusi dalam permainan."
GS Caltex telah mematok waktu kapan pengganti Stefanie Wailer akan diumumkan. Dia menyebut, pekan ini menjadi deadline kuota pemain asing Asianya bisa terisi.
"Saya pikir kami harus mengkonfirmasi rekrutmennya dalam minggu ini sehingga dia bisa bermain minggu depan,” katanya.
Jika menilik tingkat kebutuhan GS Caltex, dua pevoli Indonesia yang gagal terpilih saat try-out, Aulia Suci dan Yolla Yuliana sangat kecil untuk didatangkan.
Mengingat GS Caltex membutuhkan sosok hitter dengan postur tinggi. Sementara Yolla yang secara postur memang mendukung untuk dijadikan block, menempati posisi natural quicker.
Yang perlu di garis bawahi adalah GS Caltex tidak menutup peluang untuk mendatangkan pemain asing Asia, meski harus menebus sejumlah biaya. Dengan catatan sesuai dengan permainan pelatih Lee Yong-taek.
(Tribunnews.com/Giri)
Tag: #tiruan #megawati #sulit #dicari #kuota #pemain #asing #asia #liga #voli #korea #bikin #pusing #caltex