Pertarungan Epik: Ilia Topuria vs Max Holloway di UFC 308, Siapa yang Akan Menjadi Raja Featherweight?
Ilia Topuria punya target besar dapatkan sabuk Islam Makhachev. (Instagram @iliatopuria)
11:10
26 Oktober 2024

Pertarungan Epik: Ilia Topuria vs Max Holloway di UFC 308, Siapa yang Akan Menjadi Raja Featherweight?

   — Pertarungan antara Ilia Topuria dan Max Holloway di UFC 308 menjadi salah satu duel paling ditunggu tahun ini. Duel generasi ini akan menjadi puncak acara di Abu Dhabi dan menjanjikan pertarungan sengit antara dua striker elit dalam kelas featherweight UFC.

Ilia Topuria, juara baru di kelas featherweight, akan mempertahankan gelarnya melawan legenda hidup UFC, Max Holloway, yang juga menyandang status BMF.

Meskipun hanya dua tahun lebih muda dari Holloway, Topuria baru saja memasuki tujuh pertarungan di UFC, sementara Holloway sudah merasakan kerasnya persaingan di Octagon sejak 2012.

Holloway memiliki pengalaman bertarung dengan banyak petarung kelas dunia, termasuk nama-nama besar seperti Dustin Poirier, Conor McGregor, Charles Oliveira, dan Alexander Volkanovski.

Dari sekian banyak lawan tersebut, Holloway hanya kalah dari beberapa petarung saja, yang menunjukkan betapa tangguhnya dia sebagai legenda di UFC.

Namun, duel kali ini bukanlah pertarungan mudah bagi Holloway. Topuria, yang tak terkalahkan di ajang profesional, telah membuktikan dirinya sebagai petarung yang berbahaya dengan rekor sempurna 15-0, serta sukses mencatatkan tujuh kemenangan di UFC.

Di atas kertas, Topuria memang sedikit diunggulkan karena dia memiliki kemampuan gulat dan submission yang jauh lebih tajam dibandingkan Holloway. Tetapi, Holloway sendiri memiliki kemampuan bertahan yang sangat solid dan terbukti hanya pernah kalah submission sekali dalam 33 laga profesionalnya.

Dalam hal striking, Holloway memiliki sedikit keunggulan dengan catatan statistik yang mengesankan, mencatatkan 7,17 significant strikes per menit, lebih tinggi dibandingkan 4,40 milik Topuria.

Meski begitu, kedua petarung ini sama-sama memiliki teknik striking yang kuat, sehingga sulit untuk memprediksi siapa yang akan dominan dalam pertukaran pukulan di laga ini.

Kelebihan Holloway sebagai striker juga semakin lengkap dengan akurasi yang sedikit lebih baik, yaitu 48 persen dibandingkan 46 persen milik Topuria. Dengan pengalamannya menghadapi lawan-lawan terkuat, Holloway jelas akan memiliki kepercayaan diri lebih di area striking.

Namun, keunggulan Topuria dalam grappling dan gulat bisa menjadi pembeda. Dia telah membuktikan dirinya sebagai grappler andal dengan mencatatkan kemenangan submission lebih dari setengah dari total 15 kemenangannya, termasuk kemenangan lewat arm-triangle choke atas Bryce Mitchell yang juga merupakan grappler berbakat.

Topuria juga tercatat lebih rajin melakukan submission attempt di UFC dengan rata-rata 1,3 submission per 15 menit.

Statistik ini menunjukkan Topuria sangat memahami setiap peluang untuk melakukan submission, sebuah ancaman nyata bagi Holloway jika pertarungan berpindah ke matras.

Dalam hal gulat, Topuria kembali menunjukkan angka yang lebih mengesankan dengan mencatatkan takedown rate sebesar 56 persen.

Dalam beberapa pertandingan, dia terbukti mampu memanfaatkan skill gulatnya, seperti ketika mencatatkan lima takedown atas Youssef Zalal dan tiga takedown atas Josh Emmett.

Sebaliknya, Holloway bukanlah seorang wrestler dan jarang menggunakan teknik takedown dalam pertandingannya. Statistik menunjukkan bahwa dia hanya mencatatkan 0,25 takedown per 15 menit, yang berarti kemungkinan besar dia tidak akan mencoba untuk menjatuhkan Topuria di laga ini.

Faktor pengalaman dan momentum juga akan berperan besar dalam menentukan pemenang laga ini. Holloway unggul dalam hal pengalaman, dengan jumlah pertarungan yang jauh lebih banyak dibandingkan Topuria, dan memiliki riwayat mengalahkan petarung terbaik di dua kelas.

Namun, Topuria sedang berada di puncak kepercayaan diri setelah sukses mengalahkan nama besar seperti Volkanovski, lawan yang bahkan gagal dikalahkan Holloway dalam tiga pertemuan.

Keberhasilan tersebut menambah motivasi bagi Topuria yang tengah mengejar status legenda dengan rekornya yang sempurna.

Dari prediksi yang ada, Topuria diperkirakan akan keluar sebagai pemenang dalam laga ini melalui keputusan mutlak.

Meski Holloway memiliki keunggulan dalam striking, kemampuan Topuria dalam bertarung di ground dan grappling bisa membuatnya lebih mendominasi keseluruhan pertarungan.

Namun, perlu diingat bahwa Holloway pernah membungkam publik saat melawan Justin Gaethje, dan dalam dunia MMA, kejutan selalu mungkin terjadi.

Sebagai petarung yang sudah matang dengan pengalaman bertarung melawan nama-nama besar, Holloway tetap memiliki peluang untuk memberikan perlawanan kuat.

Jika prediksi ini benar dan Topuria mampu memenangkan laga ini, maka ia akan semakin dekat dengan status sebagai salah satu petarung terbaik di kelas featherweight.

Sebaliknya, jika Holloway berhasil menaklukkan sang juara, maka gelar dan reputasinya sebagai legenda UFC akan semakin tak terbantahkan.

Pertarungan ini akan menjadi salah satu laga yang tak terlupakan bagi para penggemar MMA di seluruh dunia. Siapapun pemenangnya, UFC 308 dipastikan akan menghadirkan duel klasik yang sarat emosi dan aksi.

Editor: Edi Yulianto

Tag:  #pertarungan #epik #ilia #topuria #holloway #siapa #yang #akan #menjadi #raja #featherweight

KOMENTAR