Usai Indonesia Tolak Atlet Israel, Presiden IOC Gemakan Spirit Olimpiade
Presiden Komite Olimpiade Internasional Kirsty Coventry tersenyum di tempat duduk dalam rapat pertamanya sebagai presiden IOC, di Olympic House di Lausanne, pada 25 Juni 2025. (Foto oleh Fabrice COFFRINI / AFP)(AFP/FABRICE COFFRINI)
12:12
29 Oktober 2025

Usai Indonesia Tolak Atlet Israel, Presiden IOC Gemakan Spirit Olimpiade

- Sikap tegas Indonesia untuk melarang atlet Israel berpartisipasi dalam ajang Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 memicu putusan dari IOC. Kini, IOC menyerukan pentingnya menjunjung semangat Olimpiade.

Seperti diketahui, Komite Olimpiade Internasional (IOC) merilis putusan pada Rabu (22/10/2025) silam.

Dalam putusan itu disebutkan bahwa IOC menyerukan kepada federasi olahraga internasional agar tidak menyelenggarakan kegiatan apa pun di wilayah Indonesia.

Indonesia disebut juga tidak bisa melanjutkan pengajuan diri untuk jadi tuan tumah ajang olahraga yang dipayungi IOC semodel Olimpiade dan Youth Olympic Games. 

Putusan itu keluar setelah Pemerintah Indonesia menolak memberikan visa kepada atlet Israel yang dijadwalkan mengikuti Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025 di Jakarta pada 19-25 Oktober 2025 silam.

Menyikapi hal ini, Presiden IOC, Kirsty Coventry, merasa perlu untuk menggelorakan lagi semangat Olimpiade.

Coventry menegaskan kembali nilai inti dari olahraga yang bersifat universal dan menyatukan,

“Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa olahraga kita tetap relevan, menciptakan wadah bagi para atlet untuk mewujudkan harapan dan impian mereka, dan memberi kesempatan bagi mereka untuk benar-benar menjalani harapan dan impian itu,” tuturnya dalam acara International Federation Forum.

"Semua dari Anda yang hadir di ruangan ini memiliki tanggung jawab dan kunci untuk membuka masa depan bagi para atlet di seluruh dunia,” tuturnya dilansir dari situs resmi Olimpiade.

Coventry sadar tentang adanya perbedaan pandangan di antara para pemangku kepentingan olahraga internasional. Karena itu, solidaritas dalam keberagaman menjadi penting.

“Saya yakin bahwa banyak dari Anda dan saya tidak akan selalu sepakat dalam beberapa tahun ke depan, tetapi itu tidak apa-apa juga, karena seperti dalam sebuah keluarga, saya berharap kita akan selalu berusaha mengambil keputusan demi kebaikan dan kekuatan keluarga itu,” ujarnya di situs resmi Olimpiade.

Kondisi politik global yang saat ini berdampak pada Gerakan Olimpiade, termasuk larangan bagi Rusia dan Belarus untuk berpartisipasi dalam sejumlah ajang, menjadi perhatian serius IOC.

“Gerakan kita telah bertahan selama beberapa generasi. Ia bertahan dari perang, dan tetap hidup karena kita memberi harapan. Itulah yang harus kita lakukan dan terus lakukan hari ini,” katanya.

“Kita harus memastikan bahwa semua atlet dari seluruh dunia memiliki kesempatan untuk datang ke Olimpiade, mewujudkan impian mereka, dan menampilkan sisi terbaik dari kemanusiaan,” tutur Coventry.

Menpora RI, Erick Thohir, membua langkah terobosan dengan menyederhanakan 191 peraturan menteri (permen) sejak 2009, menjadi 5 hingga 20.Dok. Kemenpora Menpora RI, Erick Thohir, membua langkah terobosan dengan menyederhanakan 191 peraturan menteri (permen) sejak 2009, menjadi 5 hingga 20.

Sikap Indonesia Sesuai Undang-undang

Adapun penolakan Indonesia kepada atlet Israel bukannya tanpa dasar. Diketahui, Indonesia memang tak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

Sikap ini dijelaskan lebih lanjut oleh Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Erick Thohir, dalam sebuah konferensi pers, Jumat (24/10/2025) lalu.

"Langkah ini sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku."

"Prinsip ini juga berdasarkan UUD 1945 yang menghormati keamananan dan ketertiban umum dan juga kewajiban Pemerintah Negara Indonesia untuk melaksanakan ketertiban dunia," ujarnya.

Tag:  #usai #indonesia #tolak #atlet #israel #presiden #gemakan #spirit #olimpiade

KOMENTAR