



Alasan Juventus Kembali Diselidiki Terkait Dugaan Pelanggaran Aturan Finansial
- Klub Serie A, Juventus, mengonfirmasi bahwa mereka sedang berada di bawah penyelidikan badan sepak bola Eropa (UEFA) terkait dugaan pelanggaran aturan keuangan.
Hal tersebut diumumkan dalam laporan keuangan klub yang akan dipresentasikan pada rapat umum pemegang saham tahunan, 7 November mendatang.
Dalam pernyataannya, Juventus menyebut bahwa UEFA telah memberi tahu klub pada 18 September lalu mengenai dibukanya proses investigasi atas dugaan pelanggaran Peraturan Pemasukan Sepak Bola periode 2022 hingga 2025.
Keputusan atas penyelidikan ini diperkirakan akan diumumkan pada musim semi tahun depan.
Aturan tersebut membatasi kerugian klub maksimal sebesar 60 juta euro (sekitar Rp1,04 triliun) dalam periode tiga tahun.
Namun, batas tersebut dapat meningkat hingga 90 juta euro apabila klub memenuhi empat kriteria yang dianggap UEFA mencerminkan kondisi finansial sehat.
Jika terbukti melanggar, Juventus berpotensi menerima sanksi berupa denda finansial atau pembatasan dalam mendaftarkan pemain untuk kompetisi antar-klub Eropa.
Masih dalam Bayang-bayang Sanksi Sebelumnya
Kasus ini menjadi babak baru dalam hubungan Juventus dengan otoritas keuangan sepak bola Eropa.
Pada Juli 2023, klub berjuluk I Bianconeri itu telah dijatuhi larangan tampil di kompetisi Eropa selama satu musim oleh UEFA akibat pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP) dan perizinan klub.
Selain itu, Juventus juga dikenai denda sebesar 20 juta euro (sekitar Rp342 miliar), dengan separuhnya bersifat bersyarat dan hanya akan diberlakukan jika ditemukan ketidakwajaran dalam laporan keuangan klub untuk 2023, 2024, atau 2025.
UEFA memperkenalkan aturan baru bernama Squad Cost Rule (SCR) pada 2022, yang mengatur batas pengeluaran klub terhadap pendapatan sepak bolanya.
Aturan ini diterapkan secara bertahap: 90 persen pada musim 2023-2024, 80 persen pada musim lalu, dan 70 persen pada musim ini.
Situasi Finansial dan Performa Juventus
Juventus, yang telah berada di bawah kendali keluarga Agnelli selama hampir satu abad, kembali mencatatkan kerugian dalam laporan keuangannya.
Klub melaporkan defisit sebesar 58 juta euro untuk tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni 2025. Terakhir kali Juventus membukukan laba bersih tahunan terjadi pada musim 2016-2017.
Dari sisi olahraga, Juventus saat ini menempati peringkat kelima klasemen sementara Serie A dengan torehan 12 poin dari enam pertandingan—hasil dari tiga kemenangan dan tiga kali imbang.
Meski performa di lapangan menunjukkan awal musim yang stabil, penyelidikan terbaru dari UEFA kembali menempatkan Juventus di bawah sorotan terkait pengelolaan keuangannya.
Klub asal Turin itu kini harus membuktikan bahwa mereka telah mematuhi aturan finansial baru yang diberlakukan UEFA demi menghindari sanksi tambahan di masa mendatang.
Tag: #alasan #juventus #kembali #diselidiki #terkait #dugaan #pelanggaran #aturan #finansial