



Manajemen Malut United Ungkap Pelanggaran Berat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena
- Manajemen Malut United memutuskan untuk memecat Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena.
Keduanya dianggap telah terlibat dalam penggelapan dana selama masa kerja di Malut United.
Imran Nahumarury telah menjabat sebagai pelatih tim selama dua tahun terakhir. Ia disokong oleh Yeyen Tumena yang bertugas sebagai Direktur Teknik Malut United.
Di bawah kepemimpinan mereka, Malut United berhasil meraih promosi ke Liga 1 untuk musim 2024-2025.
Pada musim pertamanya di Liga 1, tim ini berhasil menduduki posisi ketiga.
Manajemen bahkan memberikan perpanjangan kontrak kepada keduanya hingga tahun 2026.
Namun, pencapaian apik pada musim debut tim di Liga 1 tak menghindarkan Imran dan Yeyen dari pemecatan.
Direktur Utama PT Maluku Maju Sejahtera, Dirk Soplanit, mengungkapkan bahwa pemecatan dilakukan karena pelanggaran berat yang merugikan manajemen.
Keduanya dituduh melakukan tindakan tak terpuji sejak saat Malut United berkompetisi di Liga 2 musim 2023-2024.
Manajemen telah mengidentifikasi indikasi pelanggaran ini sejak dua tahun lalu dan berharap mereka dapat berubah.
"Dari sana kami punya banyak bukti transaksi uang dari siapa ke siapa dan itu bagi kami sudah sangat tidak bisa ditolelir," kata Dirk Soplanit dilansir dari pemberitaan BolaSport yang mengutip Siwalimanews.
Dirk menambahkan bahwa keputusan untuk memecat keduanya diambil demi menjaga integritas manajemen klub.
Manajemen Malut United mengaku telah menerima bukti transfer yang melibatkan pemain, asisten pelatih, serta agen pemain asing.
Bukti menunjukkan adanya permintaan uang dari Imran dan Yeyen.
"Saya ambil contoh untuk kontrak pemaing asing itu Rp 1 miliar, lalu ada fee nya sebesar 10 persen yakni Rp 100 juta dan diambil direktur teknik."
"Selama ini Malut United mengontrak pemain asing dari Liga 2sampai Liga 1."
"Artinya semuanya diambil direktur teknik," ucap Dirk Soplanit.
Dirk menegaskan bahwa manajemen membayar DP sebesar 25 persen kepada pemain setelah kontrak ditandatangani.
Agen pemain kemudian melakukan pemotongan fee 10 persen yang kemudian diambil oleh Yeyen Tumena.
Fee tersebut juga dibagikan kepada pelatih, yaitu Imran Nahumarury.
Situasi ini tidak hanya menyangkut kontrak pemain asing, tetapi juga melibatkan pemain lokal, dalam transaksi dengan nilai puluhan hingga ratusan juta.
"Dalam kasus ini bukan uang pemain yang diambil," kata Dirk Soplanit.
"Jadi misalnya gini, pelatih memanggil pemain untuk dipakai selama satu musim oleh Malut United dengan kontrak Rp 100 juta."
"Tapi di sini mereka tambah lagi Rp 100 juta jadi totalnya Rp200 juta."
"Nanti setelah manajemen membayar, baru mereka berdua mengambil uang Rp100 juta dan sisanya itu ke pemain," kata Dirk Soplanit.
Dirk Soplanit menyatakan bahwa jika keduanya terus membantah temuan yang ada, manajemen akan membawa kasus ini ke jalur hukum.
Menurutnya, informasi yang diperoleh berasal langsung dari pengakuan pemain, tanpa adanya rekayasa.
"Itu murni pengakuan mereka, tidak ada rekayasa," tutup Dirk Soplanit.
Tag: #manajemen #malut #united #ungkap #pelanggaran #berat #imran #nahumarury #yeyen #tumena