Patrick Kluivert Peringatkan Pemain Naturalisasi: Kalian Nggak Selalu Main!
Pesepak bola Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri berebut bola dengan pemain Timnas China dalam pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]
16:12
6 Juni 2025

Patrick Kluivert Peringatkan Pemain Naturalisasi: Kalian Nggak Selalu Main!

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengambil sikap tegas soal peran pemain naturalisasi dalam skuad Merah Putih. Dalam upaya memperkuat komposisi tim, eks bintang Ajax Amsterdam ini menekankan bahwa kualitas menjadi satu-satunya tolok ukur dalam pemilihan pemain, tanpa memandang asal usul kewarganegaraan.

Langkah nyata Kluivert terlihat ketika ia mencoret lima pemain dari total 28 nama yang mengikuti pemusatan latihan menjelang laga melawan China.

Di antara nama-nama tersebut, dua pemain naturalisasi yakni Jordi Amat dan Shayne Pattynama tidak masuk dalam daftar akhir pemain yang dibawa untuk pertandingan.

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert bersama dengan Ole Romeny dalam konferensi pers usai laga kontra China (Suara.comAdie Prasetyo Nugraha).Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert bersama dengan Ole Romeny dalam konferensi pers usai laga kontra China (Suara.comAdie Prasetyo Nugraha).

Dalam laga melawan China, Kluivert mengandalkan pemain-pemain lokal sebagai starter, termasuk Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, Yakob Sayuri, dan Rizky Ridho.

Keempat nama ini tampil sejak menit awal, menunjukkan kepercayaan besar sang pelatih terhadap kualitas talenta lokal.

"Semuanya berdasarkan kemampuan pemain. Saya juga memang memberi kesempatan bagi pemain lokal kalau memang mereka layak. Saya juga sudah bilang sejak awal diumumkan sebagai pelatih lokal bahwa saya ingin lihat semua pemain lokal karena saya sangat menghormati para pemain lokal," kata Patrick Kluivert.

Babak kedua menjadi ajang pembuktian bagi pemain muda lainnya. Beckham Putra Nugraha diberikan kesempatan bermain dan memperlihatkan potensinya.

Tidak hanya itu, di menit-menit akhir pertandingan, Ramadhan Sananta juga mendapat menit bermain, menjadi sinyal bahwa regenerasi pemain terus didorong dalam tim nasional.

Kebijakan pemilihan pemain yang diambil Kluivert bukan tanpa alasan. Dirinya menilai bahwa para pemain lokal memiliki kapasitas untuk bersaing secara kompetitif, bahkan bisa mengimbangi atau melampaui kemampuan pemain naturalisasi.

Ekspresi pemain Timnas Indonesia usai memenangkan pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]Ekspresi pemain Timnas Indonesia usai memenangkan pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/6/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]

Pelatih asal Belanda itu juga menekankan bahwa kesempatan bermain dalam tim tidak diberikan secara cuma-cuma, melainkan harus diperoleh lewat kerja keras dan performa konsisten.

Dalam konferensi pers usai pertandingan, Kluivert menjelaskan bahwa pendekatannya murni berbasis kemampuan di lapangan.

Ia menyebutkan bahwa komposisi antara pemain lokal dan diaspora justru bisa menciptakan sinergi yang lebih baik.

Namun, ia kembali mengingatkan bahwa tidak ada jaminan bagi pemain naturalisasi untuk selalu menjadi pilihan utama.

Lebih lanjut, Kluivert menegaskan bahwa tidak ada rencana penambahan pemain naturalisasi dalam waktu dekat.

Dirinya merasa puas dengan kedalaman skuad yang dimiliki saat ini, dan percaya para pemain yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tim di berbagai kompetisi internasional.

Langkah tegas yang diambil Kluivert menjadi penegasan arah baru dalam pembinaan sepak bola nasional.

Fokus pada kualitas dan kompetisi sehat antar pemain diyakini menjadi strategi jangka panjang untuk membangun tim nasional yang tangguh dan berprestasi.

Situasi ini juga menjadi cerminan bahwa naturalisasi bukan lagi jalan pintas untuk memperkuat tim nasional.

Evaluasi menyeluruh terhadap performa setiap pemain, baik lokal maupun diaspora, menjadi syarat mutlak untuk memperoleh tempat di tim utama.

Sebagai pelatih yang pernah malang melintang di kompetisi elite Eropa, Kluivert membawa pendekatan profesional dan meritokratis ke tubuh Garuda.

Ia berharap sikap ini bisa menjadi contoh dalam membangun semangat kompetitif di kalangan pemain muda Indonesia.

Keputusan untuk mengutamakan performa sebagai acuan seleksi pemain juga sejalan dengan visi PSSI yang tengah mengembangkan ekosistem sepak bola nasional.

Langkah ini dipandang sebagai bagian dari pembangunan jangka panjang, yang tidak hanya fokus pada hasil instan, tetapi juga proses pembinaan dan pengembangan pemain lokal.

Dengan pendekatan tersebut, publik sepak bola Tanah Air kini menantikan bagaimana transformasi ini akan berdampak pada performa Timnas Indonesia di berbagai ajang internasional mendatang.

Apakah strategi Kluivert akan membawa Garuda terbang lebih tinggi, atau justru memunculkan tantangan baru?

Yang jelas, satu pesan telah tersampaikan: di bawah kendali Kluivert, tidak ada pemain yang mendapat tempat secara cuma-cuma.

Semua harus membuktikan diri, dan Timnas Indonesia akan selalu menjadi tempat bagi yang terbaik, tanpa memandang asal usul paspor.

Editor: Pebriansyah Ariefana

Tag:  #patrick #kluivert #peringatkan #pemain #naturalisasi #kalian #nggak #selalu #main

KOMENTAR