Dimeriahkan 16 Ribu Peserta, Jakarta Running Festival 2024 Bakal Jadi Lebih dari Sekadar Ajang Lari
Donny Tjahyadikarta, Chief Operating Officer KLAB & Race Director JRF; Dickie Widjaja, Chief Executive Officer KLAB; dan Fransiskus Kesuma, Chief Product Officer KLAB. (Dimas Ramadhan/JawaPos.com)
19:58
2 Oktober 2024

Dimeriahkan 16 Ribu Peserta, Jakarta Running Festival 2024 Bakal Jadi Lebih dari Sekadar Ajang Lari

- Terobosan baru dilakukan oleh PT Kelompok Lari Anak Bangsa (KLAB) dalam menyelenggarakan ajang lari. Setelah dipercaya menyukseskan Jakarta Marathon 2023, KLAB pada tahun 2024 ini berencana menggelar Jakarta Running Festival (JRF).

Chief Operating Officer KLAB & Race Director JRF, Donny Tjahyadikarta menjelaskan, ajang ini dibuat sebagai bagian dari upaya KLAB dalam membuat sebuah ajang yang lebih dari lomba lari biasa.

JRF digelar dengan mengandalkan lima pilar, yakni standarisasi, safety, sustainability, inclusivity, dan festivity. Tiga pilar pertama telah dilaksanakan KLAB pada ajang Jakarta Marathon. Sementara inclusivity dan festivity adalah dua pilar tambahan yang hanya akan ada di JRF.

Donny memastikan bahwa, standarisasi JRF akan sesuai dengan standar yang diterapkan oleh Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), World Athletics, dan The Athletics Integrity Unit.

"Kemudian secara safety juga kita mengikuti semua standarnya, malah melebihi dari standar internasional, karena kita melihat di Jakarta ini kan cuaca cukup panas, tropical, jadi disini kita melebihi standar yang ada untuk secara safety ya," katanya dalam media briefing di Zona Blu x Gofit, Ring Road Stadion Utama Glora Bung Karno, Rabu (2/10).

Kemudian untuk sustainability, kata Donny, JTF akan jadi event pertama yang mengusung konsep netralitas karbon. "Jadi tahun ini pun kita akan terus meningkatkan kita punya sustainability, selain dari soal pengambilan sampah-sampah," terangnya.

"Nah, tahun ini pun juga kita akan bekerja sama dengan MRT untuk memastikan bahwa event kita ini lebih sustainable gitu, jadi kita bisa mengharapkan peserta untuk naik MRT ke GBK," imbuh Donny.

Terkait kategori lomba, JRF akan mempertandingkan lima kategori. Yakni Le Mineral Marathon, Jakarta Half Marathon, Electrum 10K, Wonder 5K, dan Taro Junior Dash. Ajang ini rencananya akan diikuti kurang lebih 16.000 peserta.

Lima kategori lomba tersebut akan digelar dalam dua hari, yakni junior dash, 5K, dan 10K pada Sabtu (12/10). Sementara pada Minggu (13/10) adalah maraton serta half maraton.

Untuk rute, kata Donny, kategori 5K terbilang sederhana karena dimulai dari pintu 7 Gelora Bung Karno menuju Jalan Sudirman-jembatan Semanggi, hingga bunderan senayan, dan finish di GBK lagi.

"Nah, untuk 10K-nya, start-finish tempat yang sama, naik sampai budaran HI, muter di budaran kecil, sampai di budaran Senayan, muter balik, kemudian finish," terang Donny.

"Jadi cukup straightforward dan simple untuk course-nya. Nah untuk course-course ini pun juga sebenarnya untuk pada 10K ini sudah diukur dan disertifikasi oleh PASI," tambahnya.

Sementara untuk rute half marathon dan full marathon, rutenya berpusat pada Semanggi yang kemudian mengarah ke 4 arah berbeda. Rute itu sudah disiapkan KLAB sebagai rute tetap untuk gelaran rutin selama lima tahun ke depan.

Menurut Donny, rute tetap ini diperlukan oleh setiap pelari. Nah dia ingin JRF punya itu agar para peserta nantinya tak bertanya-tanya lagi soal rute dan mereka bisa berlatih dengan rute yang sesuai sebelum ajang digelar.

"Maka rute ini kita pilih untuk menyiapkan Jakarta Running Festival untuk grow. Jadi kalau misalkan tahun ini mungkin kayak maratonnya 5 ribu, 10K itu 5 ribu, tahun depan kita berharap bisa lebih banyak lagi. Jadi rute ini sudah siap menampung," ungkap Donny.

Selain itu, Donny menjamin bahwa sepanjang lomba digelar, semua jalan yang masuk dalam rute JRF akan ditutup. Ini dilakukan untuk mencegah kendaraan masuk selama lomba. Di satu sisi, Donny juga tak ingin JRF mengganggu masyarakat dalam beraktivitas pada akhir pekan.

Karena itu, seluruh lomba lari yang dipertandingkan di JRF nanti mulainya dari pagi buta dengan cut of time lebih cepat. Untuk kategori lomba 5K misalnya, akan dimulai pukul 05.30 WIB dan 15 menit kemudian langsung dilanjutkan dengan 10K.

"Nah ini kita bikin pagi sehingga teman-teman bisa lebih finish early, lebih bisa menikmati. Diharapkan 7.30 itu sudah beres semua, sudah masuk GBK. Jadi jalanan sudah clear, maka di situ kita sudah bisa buka jalan. Jqdi masyarakat lain itu tidak terganggu, mereka bisa beraktifitas," ucapnya.

Begitu pula pada lomba hari Minggu. Maraton akan dimulai pukul 04.00 WIB dan half marathon satu jam setelahnya. Sementara untuk cut of time lomba hanya 5 jam alias sampai pukul 09.00 WIB.

Donny menyadari bahwa banyak yang mengatakan cut of time singkat itu terbilang kejam untuk pelari. Tapi JRF akan menerapkan itu karena telah mempertimbangkan masak-masak, terutama dari sisi keselamatan pelari.

"Karena sebenarnya kalau udah lewat dari jam 8.30 WIB aja, lari Jakarta itu udah panas sekali, udah gak enak. Jadi makanya kita bikin cut-off time -nya itu 5 jam saja dan juga itu kita pikirkan sebenarnya untuk masyarakat lainnya, agar jam 9 itu pelari sudah masuk semua, dan masyarakat lain itu bisa beraktivitas, tidak terganggu gitu. Jadi itu yang kita pertimbangkan," ungkapnya.

Kemudian untuk hydration point, JRF akan menyediakan spot pengambilan air bagi pelari lebih banyak. Setelah 21 kilometer, pelari akan menemukan titik-titik itu setiap berlari 2 kilometer. Di titik itu akan tersedia air mineral, minuman isotonik, hingga energy gel.

Dukungan medis dalam JRF juga banyak. Nanti akan ada 21 pos medis yang melibatkan lebih dari 400 kru disertai 15 ambulans dengan 21 mobile medical. "Jadi ini memang sudah memenuhi standar dari World Athletics malah melebihi, yang kita siapkan ini," jelasnya.

Hal yang membedakan JRF dengan ajang lari lainnya adalah ada sebuah expo yang digelar dari sebelum lomba diselenggarakan. Ini membuat JRF bukan sekadar ajang lomba lari saja. Expo itu akan digelar pada 10-13 Oktober di Istora Senayan.

"Jadi tahun ini kita membuat sebuah expo sebuah expo, exhibition dimana itu mungkin akan menjadi one of the biggest di Jakarta atau mungkin di Indonesia, di mana kita akan jalankan di Istora Senayan," ucap Donny.

"Nah, di situ nanti akan ada brand global, kemudian ada juga disini kita lihat kan brand-brand lokal nih sekarang lagi banyak banget dan berkembang dan mungkin banyak sekali pelari yang enggak familiar nih brandnya apa aja dan lain-lain. Nah maka kita menyiapkan sebuah corner dimana kita namakan Local Hood," tambahnya.

Selain brand, akan ada juga lebih dari 40 branch booth food and beverages (F&B), talk show, hingga festival musik. Pengambilan race pack seluruh peserta juga bertempat di Istora Senayan.

Menurut Donny, expo itu digelar agar masyarakat umum bisa terlibat dan meramaikan JRF. Jadi yang datang nantinya diharapkan bukan hanya peserta atau pelari dan harapannya ajang ini bisa dinikmati semua orang.

"Jadi mereka bisa lihat apa sih nih yang lagi seru nih, lagi nge-trend nih di dunia lari. Mereka bisa lihat, kemudian bisa menikmati juga sama keluarga lah ya. Jadi ini nanti di expo nya sendiri nih, tanggal 10-13 Oktober, selama 4 hari. Targetnya kurang lebih 30.000 visitor itu di luar dari pelari ya," pungkas Donny.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #dimeriahkan #ribu #peserta #jakarta #running #festival #2024 #bakal #jadi #lebih #dari #sekadar #ajang #lari

KOMENTAR