Brutalnya Era Awal UFC: Pertarungan Hingga 33 Menit dengan Perpanjangan Waktu, Mirip Sepak Bola
Ken Shamrock berhasil pertahankan gelar juara UFC Superfight Championship di UFC 7. (Instagram/@kenshamrockofficial)
16:43
8 September 2024

Brutalnya Era Awal UFC: Pertarungan Hingga 33 Menit dengan Perpanjangan Waktu, Mirip Sepak Bola

— Dunia mixed martial arts (MMA) kini mungkin lebih teratur, penuh dengan aturan ketat, serta dilengkapi dengan sistem juri yang memadai.

Namun, 29 tahun yang lalu, tepatnya pada 8 September 1995, UFC masih berada di era yang brutal dan tanpa aturan yang jelas seperti sekarang. Pertarungan yang berlangsung hingga 33 menit, dengan adanya perpanjangan waktu seperti di sepak bola, menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah olahraga ini.

Kenangan itu datang dari UFC 7, yang digelar di New York dan menjadi saksi bisu salah satu duel terpanjang yang pernah ada.

Pada masa awal kemunculannya, UFC benar-benar merupakan arena pertempuran yang menyeramkan. Setiap pertarungan mengadu petarung dengan disiplin ilmu bela diri yang berbeda-beda.

Bayangkan, seorang karateka bisa saja bertemu dengan seorang petinju di dalam oktagon, atau bahkan seorang pegulat dipertemukan dengan master taekwondo.

Tak ada batasan disiplin, tak ada pembagian kelas berat, dan yang pasti, tak ada ronde yang membatasi pertarungan. Durasi pertarungan terus berlanjut hingga ada pemenang yang jelas melalui KO, tapout, atau permintaan corner untuk menghentikan pertandingan.

Seperti layaknya sebuah turnamen gladiator, petarung di masa itu bahkan harus siap bertanding lebih dari sekali dalam satu malam. Semua laga harus selesai di hari yang sama, dan kemenangan berarti maju ke babak berikutnya hingga pemenang turnamen ditemukan.

UFC pada masa itu benar-benar berbeda dengan yang kita kenal sekarang, dan bisa dibilang lebih dekat dengan konsep pertarungan bebas yang liar.

UFC 7 menjadi salah satu perhelatan yang penuh dengan aturan 'purba'. Tak ada pembagian kelas berat, tak ada juri yang menghitung angka, dan setiap pertarungan berlangsung tanpa adanya ronde.

Salah satu sorotan terbesar dari UFC 7 adalah pertarungan antara Ken Shamrock dan Oleg Taktarov. Shamrock, yang pada saat itu merupakan pemegang sabuk juara UFC Superfight Championship, harus berhadapan dengan Taktarov, juara turnamen UFC 6.

Meski mereka berdua berteman baik dan berasal dari sasana yang sama, pertarungan ini tetap berlangsung dengan intensitas tinggi. Shamrock dan Taktarov memiliki tujuan yang jelas: untuk menang.

Namun, keduanya juga tak ingin melukai lawannya secara berlebihan. Ini mungkin terdengar kontras dengan citra brutal UFC di masa itu, tetapi strategi bertarung Shamrock dan Taktarov tetap penuh perhitungan.

Shamrock, misalnya, mencoba menyerang Taktarov dengan brutal untuk membuatnya cepat berdarah. Strategi ini sebenarnya cukup cerdas, mengingat jika Taktarov mengalami luka parah dan berdarah banyak, kemungkinan besar corner Taktarov akan menyerah, dan wasit pun bisa menghentikan pertarungan. Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya.

Pertarungan antara Shamrock dan Taktarov berlangsung seperti tanpa akhir. Mereka berdua bertarung selama 30 menit penuh tanpa ada yang berhasil memukul KO lawannya, tanpa ada tapout, dan tentu saja, tanpa adanya permintaan dari corner untuk menghentikan laga.

Pada masa itu, batas waktu untuk Superfight ditetapkan 30 menit, dan jika tak ada pemenang dalam waktu tersebut, maka perpanjangan waktu maksimal 5 menit akan diberikan. Mirip seperti peraturan dalam sepak bola.

Momen inilah yang membuat UFC 7 begitu bersejarah. Pertarungan antara Ken Shamrock dan Oleg Taktarov terus berlanjut ke perpanjangan waktu. Namun, masalah teknis muncul.

Waktu perpanjangan lima menit yang diberikan tak bisa digunakan secara penuh karena adanya batasan durasi siaran televisi berbayar (pay-per-view) pada saat itu. Hasilnya, pertarungan berakhir setelah 33 menit, yang menjadi salah satu duel terpanjang dalam sejarah UFC.

Selama pertarungan, Ken Shamrock jelas mendominasi. Taktarov lebih sering berada dalam posisi bertahan dan menerima banyak serangan. Namun, karena pada saat itu UFC belum menggunakan juri yang menghitung skor pertarungan, hasil akhirnya pun dinyatakan imbang.

Tak ada KO, tak ada tap-out, dan tak ada corner yang menyerah. Dengan hasil imbang ini, Ken Shamrock sukses mempertahankan sabuk juara UFC Superfight Championship, meski tak ada pemenang yang jelas dalam pertarungan itu.

Jika kita membandingkan dengan UFC di masa kini, durasi pertarungan semacam ini mungkin tak terbayangkan. Saat ini, durasi maksimal pertarungan UFC hanya 25 menit, yang terbagi menjadi 5 ronde, masing-masing 5 menit, dengan waktu istirahat satu menit di antara ronde. Setiap ronde kini diawasi oleh juri yang menghitung skor, sehingga kemenangan bisa ditentukan melalui keputusan juri jika tidak ada KO atau tapout.

Selain itu, UFC modern sudah memberlakukan aturan yang lebih ketat, termasuk pembagian kelas berat. Pertarungan tak lagi sekadar ajang "adu jotos" antar disiplin bela diri, tetapi sudah menjadi arena olahraga yang lebih teratur dan profesional.

Namun, jika kita menengok ke belakang, UFC di era purba menawarkan pengalaman yang benar-benar berbeda. Tak ada yang tahu berapa lama sebuah pertarungan akan berlangsung, dan hasil akhirnya sepenuhnya bergantung pada kemampuan fisik serta mental para petarung di dalam Octagon.

UFC 7 adalah salah satu contoh dari masa-masa brutal tersebut, di mana seorang petarung harus bersiap untuk menghadapi apapun, termasuk pertarungan panjang tanpa batasan ronde dan tanpa jaminan juri akan memberikan kemenangan. Pertarungan Ken Shamrock dan Oleg Taktarov yang berlangsung selama 33 menit dengan perpanjangan waktu menjadi salah satu momen paling ikonik dari era awal UFC.

Kini, UFC telah banyak berubah dan berevolusi menjadi salah satu olahraga terbesar di dunia. Namun, sejarahnya yang kelam dan brutal tetap menjadi bagian penting yang tidak boleh dilupakan. UFC 7 adalah bukti bahwa di masa lalu, UFC adalah arena pertarungan yang jauh lebih liar, penuh dengan ketidakpastian, dan tentunya lebih brutal daripada yang kita saksikan saat ini.

Editor: Edi Yulianto

Tag:  #brutalnya #awal #pertarungan #hingga #menit #dengan #perpanjangan #waktu #mirip #sepak #bola

KOMENTAR