Tradisi Isra Mikraj Indonesia: Berziarah ke Makam Ulama hingga Makan Bersama, Mempererat Rasa Cinta Kepada Nabi
Ilustrasi: Isra Mikraj (Pinterest.com)
18:09
18 Januari 2024

Tradisi Isra Mikraj Indonesia: Berziarah ke Makam Ulama hingga Makan Bersama, Mempererat Rasa Cinta Kepada Nabi

Isra Mikraj adalah perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW di malam hari menuju Sidratul Muntaha di langit ke tujuh, untuk menerima perintah salat dari Allah SWT. Bagi umat muslim, Isra Mikraj merupakan salah satu peristiwa penting untuk diperingati. Biasanya umat muslim memperingati Isra’ Mi'raj setiap hari ke-27 pada bulan Rajab. Suatu kejadian yang berkaitan dengan Rasulullah SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa hanya dalam satu malam dan naik ke Sidratul Muntaha, untuk menerima perintah menunaikan salat lima waktu sehari semalam yang kita lakukan sekarang ini. 

Dengan kata lain, 'Isra' berarti perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Sedangkan Mikraj artinya perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa naik ke Sidra-tul-Muntaha dan bertemu Allah SWT.   Dikutip dari genmuslim.id, ada beberapa tradisi unik di Indonesia mulai dari Rajaban hingga Ambengan dalam memperingati Isra Miraj di bulan rajab:
1. Rajaban Tradisi Rajaban dilaksanakan oleh masyarakat Cirebon, Jawa Barat, untuk merayakan Isra Miraj.
    Mereka berziarah bersama ke Plangon, tempat makam dua tokoh ulama, yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Selain itu, di Keraton Kasepuhan Cirebon, tradisi ini disertai dengan pengajian dan pembagian nasi bogana untuk warga keraton, kaum masjid, abdi dalem,      dan masyarakat sekitar.
2. Khatam Kitab Arjo
    Masyarakat Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah, melaksanakan tradisi Khatam Kitab Arjo. Mereka membaca Kitab Arjo dari awal hingga akhir, dengan pembacaan kitab dimulai oleh tahlil. Kitab Arjo, berbahasa Jawa dengan tulisan Arab Pegon karya KH Ahmad Rifai Al-          Jawi, berisi kisah lengkap perjalanan Isra Miraj Rasulullah.   3.  Nganggung
     Masyarakat Kelurahan Kampung Bukit, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung, merayakan Isra Miraj dengan tradisi nganggung. Mereka membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang yang diisi dengan kue-kuean, buah-buahan, atau nasi             dan  lauk-pauk.
4. Rejeban Peksi Buraq
    Tradisi Rejeban Peksi Buraq telah dijalankan selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta. Nama Buraq diambil dari burung yang menjadi kendaraan Rasulullah saat Isra Miraj. Tradisi ini melibatkan pembuatan dua Buraq dari kulit jeruk balik, diletakkan di atas gunungan buah-buahan, seperti manggis, rambutan, dan tebu. Gunungan tersebut kemudian dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta ke Serambi Masjid Gedhe Kauman untuk dibagikan kepada jamaah usai pengajian.
5. Ambengan
    Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur merayakan Isra Miraj dengan tradisi Ambengan, yaitu makan bersama untuk memperingati hari besar umat Islam.
    Ambengan, dalam bahasa Jawa, berarti wadah dengan ukuran tanggung. Dalam tradisi ini, nasi dan lauk, seperti mie goreng, ayam, telur, serundeng, kentang, dan lainnya diletakkan dalam ambeng. Masyarakat membawa ambeng ini ke masjid atau mushola setelah salat magrib, dan memakannya setelah kiai memimpin doa.

Editor: Kuswandi

Tag:  #tradisi #isra #mikraj #indonesia #berziarah #makam #ulama #hingga #makan #bersama #mempererat #rasa #cinta #kepada #nabi

KOMENTAR