Dukungan Kapolri Sigit untuk Disabilitas Membuat Rendi Arif Pratama, Warhana Nandyu, Hingga Novita Fajrin Jadi Polisi Inklusif
- Rendi Arif Pratama, seorang atlet paralimpik sekaligus penyandang disabilitas, menjadi salah satu dari sekian banyak individu yang berhasil lolos seleksi Bintara Polri melalui jalur disabilitas yang dibuka oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kebijakan inklusif ini memungkinkan Rendi, putra dari Serka Hendri, seorang anggota Kodim Deli Serdang, untuk meraih mimpinya menjadi abdi negara. “Saya sangat berterima kasih kepada Kapolri, yang telah memberikan ruang bagi penyandang disabilitas seperti anak saya untuk bergabung di Polri,” ujar Serka Hendri dengan penuh syukur.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membuka peluang besar bagi penyandang disabilitas untuk berkarier di kepolisian melalui jalur inklusif ini. Langkah ini bukan hanya tentang memberikan pekerjaan, tetapi juga tentang menghancurkan stigma dan membuka kesempatan yang setara bagi semua.
Sebanyak 16 penyandang disabilitas, termasuk Rendi, diterima dan kini menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) berbagai polda di Indonesia.
Selain Rendi, Warhana Nandyu, seorang siswa Bintara disabilitas asal Polda Kalimantan Timur, juga berhasil lolos seleksi. Warhana yang memiliki keterbatasan fisik pada tangan kanannya, mengaku tidak pernah menyangka bisa mendaftar sebagai siswa Bintara Polri.
"Saya iseng buka grup WhatsApp komunitas penyandang disabilitas dan menemukan informasi soal penerimaan Bintara Polri jalur disabilitas. Langsung saya urus dokumennya," cerita Warhana.
Warhana, yang juga ahli dalam web programming, merasa bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk menjalani pendidikan di SPN Polda Metro Jaya bersama siswa lainnya. Meski memiliki keterbatasan fisik, ia tetap dapat mengikuti pendidikan seperti siswa Bintara lainnya.
“Saya merasa bangga bisa berlatih dan belajar bersama teman-teman di sini. Saya berharap bisa menjadi polisi yang profesional dan menyumbangkan skill saya untuk Polri,” ungkapnya.
Kapolri percaya bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam tugas-tugas kepolisian. Sejak dibuka, jalur inklusif ini telah memberikan harapan baru bagi penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.
Salah satunya adalah Novita Fajrin, yang berhasil masuk Polri meskipun harus kehilangan sebagian fungsi tangan kirinya akibat kecelakaan. Novita bahkan meraih medali emas di cabang olahraga Muaythai sebelum lolos seleksi Bintara Polri.
Novita mengaku sangat berterima kasih kepada Kapolri atas kesempatan yang diberikan. “Saya dapat informasi penerimaan jalur rekpro penyandang disabilitas dari pelatih saya. Prestasi di olahraga membantu saya lolos seleksi,” jelas Novita.
Hal serupa dialami oleh Nur Fatia Azzahra, sarjana psikologi dengan predikat cumlaude yang juga lolos seleksi Bintara Polri jalur disabilitas. Fatia menyampaikan bahwa kebijakan Kapolri ini membangkitkan harapannya yang sempat terkubur. “Saya ingin membuktikan bahwa penyandang disabilitas bisa setara dengan orang lain. Kita semua punya kesempatan yang sama,” katanya.
Komisioner Komisi Nasional Disabilitas, Eka Prastama, menyambut baik kebijakan Polri ini. “Langkah Polri memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas bekerja di institusi Polri adalah komitmen luar biasa. Ini juga melawan stigma diskriminasi yang selama ini ada,” ujar Eka.
Kebijakan Kapolri untuk merekrut penyandang disabilitas telah memberi kepercayaan diri dan harapan baru bagi banyak individu seperti Rendi, Warhana, Novita, dan Fatia. Mereka kini menjalani pendidikan dengan semangat tinggi, bertekad untuk memberikan yang terbaik bagi institusi Polri dan masyarakat.
Dengan dukungan penuh dari Polri, diharapkan semakin banyak penyandang disabilitas yang terinspirasi untuk mengembangkan diri dan berkontribusi dalam menjaga keamanan di Indonesia.
Tag: #dukungan #kapolri #sigit #untuk #disabilitas #membuat #rendi #arif #pratama #warhana #nandyu #hingga #novita #fajrin #jadi #polisi #inklusif