Akhir Drama Mendikti Vs Pegawai yang Berujung Damai
Sejumlah pegawai Kemendikti Saintek lakukan aksi unjuk rasa pada Senin (20/1/2025) di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, karena merasa diperlakukan sewenang-wenang oleh Mendikti Saintek Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro(KOMPAS.com/SANIAMASHABI)
07:32
22 Januari 2025

Akhir Drama Mendikti Vs Pegawai yang Berujung Damai

- Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi sorotan publik setelah muncul tudingan dirinya bersikap sewenang-wenang terhadap pegawainya.

Sebagai bentuk protes, ratusan pegawai menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kemendikti Saintek pada Senin (20/1/2025).

Para pegawai membawa spanduk bertuliskan, "Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri, #LAWAN! #Menteridzalim #PaguyubanPegawaiDikti".

Selain itu, mereka juga menampilkan spanduk satire yang bertuliskan "Pak Presiden, Selamatkan Kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar dan Main Pecat".

Aksi protes ini juga diwarnai dengan pengiriman karangan bunga sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan yang dianggap sewenang-wenang.

Karangan bunga bertuliskan "Berdiri Bersama Hari Ini Untuk Dikti yang Lebih Baik #LAWAN #MenteriDzolim #PaguyubanPegawaiDikti" sempat dipajang di depan pintu masuk kantor.

Tuding mendikti semena-mena

Ketua Paguyuban Pegawai Kemendikti Saintek, Suwitno, menyatakan bahwa masalah ini bermula setelah pergantian pejabat baru di bawah kepemimpinan Satryo.

"Tapi dengan cara-cara yang tidak elegan, cara-cara tidak fair, cara-cara juga tidak sesuai prosedur," kata Suwitno, di Kantor Kemendikti Saintek, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Permasalahan semakin rumit ketika Neni Herlina, salah satu pegawai, mengaku dipecat secara sepihak oleh Satryo.

Neni, yang bertugas menangani urusan rumah tangga kementerian, mengungkapkan bahwa pemecatan tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman terkait penempatan meja di ruang kerja Menteri.

"Waktu itu popularitas mengganti meja itu dari istrinya sih. Karena waktu itu ke kantor, habis pelantikan beres-beres, kata sekretaris yang sekarang sudah dipecat itu bilang kayak begitu," kata Neni.

Klarifikasi mendikti

Menanggapi aksi demo tersebut, Satryo mengeklaim karena Kemendikti Saintek sedang melakukan mutasi dan rotasi pegawai untuk meningkatkan efektivitas dan kinerja.

"Saya jelaskan pada mereka (pegawai yang berdemo) bahwa kami sedang melakukan suatu proses mutasi-rotasi dari jajaran yang ada," kata Prof. Satryo dikutip dari Kompas TV, Selasa (21/1/2025).

Namun, polemik ini berakhir pada Senin malam setelah Satryo menggelar pertemuan dengan Neni dan Suwitno.

Dalam pertemuan tersebut, tercapai kesepakatan perdamaian.

"Setelah semalam ya Pak Sekjen yang mengundang saya. Kami ada islah, kami berkomunikasi, bersilaturahmi, dan kami saling memaafkan," ujar Neni, saat konferensi pers di Kantor Kemendikti Saintek, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).

Sekretaris Jenderal Kemendikti Saintek, Togar M Simatupang, menegaskan bahwa tidak ada istilah pemecatan pegawai di kementerian tersebut.

"Jadi istilah pemecatan itu enggak ada, yang ada kan non-aktif," kata Togar, saat konferensi pers di Kantor Kemendikti Saintek, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).

Toga menegaskan bahwa status Neni saat ini tidak berubah, yakni tetap pegawai Kemendikti Saintek. Hanya saja, status Neni sedang non-aktif.

Editor: Firda Janati

Tag:  #akhir #drama #mendikti #pegawai #yang #berujung #damai

KOMENTAR