Pengamat Nilai Posisi Megawati Layak Digeser Jadi Ketua Dewan Pembina PDIP Pada Kongres Mendatang
Faktor usia Megawati menjadi satu dasar posisi Ketua Umum PDIP harus mengalami penyegaran.
Diketahui PDIP akan menyelenggarakan kongres, di mana satu agendanya terkait pemilihan Ketua Umum.
"Hal itu memang perlu dilakukan karena kondisi objektif Megawati Soekarnoputri saat ini sudah sepuh. Hal ini membuat Megawati sudah tidak lagi cukup lincah untuk memimpin partai sebesar PDIP," kata Jamaluddin Ritonga saat dimintai tanggapannya, Minggu (12/1/2025).
Hanya saja menurut dia, saat ini kondisi internal maupun eksternal PDIP sedang tidak baik-baik saja.
Karena itu, Jamiluddin beranggapan kalau Presiden ke-5 RI itu tetap mendapatkan posisi strategis di partai.
"Maka Megawati sebaiknya tetap diberi posisi strategis dan menentukan. Posisinya digeser dari Ketua Umum ke Ketua Dewan Pembina atau yang setara dengan itu," ujar dia.
Posisi itu diperlukan agar pergantian Ketua Umum PDIP dapat berjalan mulus.
"Setidaknya, bila Megawati menjadi Ketua Dewan Pembina dapat menjadi benteng gempuran dari internal dan eksternal," ujar Jamiluddin.
Dari segi internal, faksi-faksi yang ada di PDIP, menurut dia, berpeluang besar menerima ketua umum pengganti yang nantinya dikehendaki Megawati.
Hal itu berpeluang terjadi, lantaran Megawati selama ini dinilai sebagai pemersatu faksi-faksi yang ada.
"Semua faksi akan legowo, minimal tidak berani frontal menolak pilihan Megawati," ucapnya.
Dari segi eksternal, Megawati juga diyakini Jamiluddin, bisa menjadi benteng untuk menahan gempuran terhadap PDIP, baik dari mantan kader ataupun pihak lain yang ingin mengacak-acak partai berlogo kepala banteng moncong putih itu.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena sosok Megawati akan dapat menjaga soliditas internal.
"Jadi, Megawati masih tetap dibutuhkan sebagai pemersatu partai. Dengan menjadi Ketua Dewan Pembina, Megawati juga dapat mengamankan ketua umum yang dikehendakinya," ujar dia.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani merespons pernyataan mantan kader PDIP Effendi Simbolon, yang meminta Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatan Ketua Umum PDIP.
Menurut Effendi, hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban terkait persoalan hukum yang menimpa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Puan meminta Effendi menghormati proses internal PDIP.
Apalagi, status Effendi merupakan mantan kader partai berlambang banteng moncong putih.
"Kita jangan berandai-andai. kita menghormati proses intern di suatu partai," kata Puan di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).
Puan lantas menjelaskan bahwa mekanisme pemilihan ketua umum ada di forum kongres.
Kongres VI PDIP rencananya digelar April 2025.
"Untuk internal ada di kongres, ikuti seperti apa dan itu masih April," ujar Ketua DPR RI itu.
Sebelumnya, Effendi Simbolon menyatakan sudah saatnya PDIP melakukan pembaruan total di jajaran kepemimpinan.
Dia mengusulkan agar posisi ketua umum dan jabatan strategis lainnya direstrukturisasi.
"Ya, harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke ketua umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level Sekjen ya, sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya, karena ini kan fatal ini," kata Effendi.
Sebagai mantan kader PDIP, Effendi mengaku prihatin dengan kondisi partai berlambang banteng moncong putih itu.
Dia menilai bahwa perkara yang menimpa Hasto adalah petaka besar bagi PDIP, terutama karena melibatkan pejabat dengan posisi tinggi.
"Ya itu kan dengan sendirinya, turut prihatin, ini petaka yang sangat besar ya buat partai yang lama saya ikut di sana ya, belum pernah ada setinggi ini posisinya," imbuh Effendi.
Tag: #pengamat #nilai #posisi #megawati #layak #digeser #jadi #ketua #dewan #pembina #pdip #pada #kongres #mendatang