Peran Sentral Annar Salahudin di Kasus Uang Palsu UIN Alauddin: Pemberi Ide dan Investor
Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) pengusaha asal Makassar dan Toraja yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan. Annar menyerahkan diri ke polisi, Kamis (27/12/2024) malam, terkait kasus uang palsu di UIN Alauddin. Andi Ibrahim sempat dikira publik sebagai sosok penting dalam kasus uang palsu di UIN Makassar. Nyatanya, sosok tersebut adalah Annar Salahuddin. 
08:35
31 Desember 2024

Peran Sentral Annar Salahudin di Kasus Uang Palsu UIN Alauddin: Pemberi Ide dan Investor

Publik sempat mengira sosok penting dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), adalah Andi Ibrahim.

Adapun Andi Ibrahim menjabat sebagai Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar sebelum dipecat oleh rektor, Hamdan Juhannis.

Nyatanya, sosok penting tersebut bukanlah Andi, melainkan adalah seorang pengusaha bernama Annar Salahuddin Sampetoding.

Peran Annar pun diungkap oleh Dirkrimsus Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Dedi Supriyadi.

Dikutip dari Tribun Timur, Dedi menyebut Annar merupakan sosok yang merancang segala alur produksi hingga peredaran uang palsu.

Dia mengungkapkan Annar merupakan pemberi ide hingga pemberi perintah kepada Andi Ibrahim dan pelaku lainnya.

Tak cuma itu, Annar juga merupakan investor utama yang membiayai kegiatan tersebut.

Bahkan, mesin cetak yang dibeli dari China seharga Rp600 juta juga dimodali oleh Annar.

"Saya akan menanggapi peran ASS dalam kasus uang palsu. Di mana perannya yang bersangkutan adalah yang pertama pemberi ide, kemudian ikut memodali, pembeli mesin, kemudian memberi perintah. Dan itu aja intinya," katanya dalam konferensi pers di Mapolda Sulawesi Selatan, Senin (30/12/2024).

Pada kesempatan yang sama, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Yudhiawan Wibisono, juga mengungkapkan rumah Annar yang berada di Jalan Sunu 3, Kota Makassar, menjadi lokasi awal untuk memproduksi uang palsu sebelum dipindahkan ke kampus UIN Alauddin.

Yudhiawan juga mengatakan Annar dan komplotannya sudah mengedarkan uang palsu di Makassar selama dua tahun.

"Kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, uang itu sudah dicetak sejak 2022 sekarang sudah mau 2025," katanya.

Annar Sakit usai Jadi Tersangka

Di sisi lain, Annar dinyatakan sakit setelah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus uang palsu ini.

Annar dilarikan ke rumah sakit oleh penyidik Polres Gowa setelah mengeluh sakit.

Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, membenarkan kondisi Annar.

"Iya dibawa ke rumah sakit," kata AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (28/12/2024) malam.

Menurut Reonald, mendapatkan perawatan di rumah sakit sudah menjadi hak bagi seseorang meski telah ditetapkan tersangka.

"Jadi haknya memang tersangka apabila sakit, kita bantarkan," jelasnya.

Meski demikian, Reonald mengaku belum tahu pasti sakit yang diderita Annar.

"Ini sementara diperiksa (di RS Bhayangkara), saya sementara di rumah sakit juga ini," jelasnya.

Namun, Annar disebut memiliki riwayat penyakit jantung dan prostat.

"ASS punya riwayat penyakit jantung, porstat. Dia syok saat ditetapkan tersangka dan dilakukan penahanan," kata Reonald.

Ada 18 Tersangka Sudah Ditetapkan

Masih dikutip dari Tribun Timur, hingga saat ini, sudah ada 18 tersangka yang sudah ditetapkan.

Selain Annar, 17 orang yang dimaksud adalah Andi Ibrahim (54), Mubin Nasir (40), Kamarang Dg Ngati (48), Irfandy MT (37), Muhammad Syahruna (52), John Biliater Panjaitan (68), Sattariah alias Ria (60), Sukmawati (55), Andi Khaeruddin (50), Ilham (42), Suardi Mappeabang (58), Mas’ud (37), Satriyady (52), Sri Wahyudi (35), Muhammad Manggabarani (40), Ambo Ala (42), dan Rahman (49).

Selain itu, AKBP Reonald Simanjuntak menuturkan masih ada dua orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Masih ada dua DPO yang kita kejar," jelasnya.

Awal Mula Sindikat Uang Palsu UIN Makassar Terbongkar

Penampakan mesin cetak uang palsu yang disita dari Gedung Perpustakaan Kampus II UIN Alauddin Makassar. Penampakan mesin cetak uang palsu yang disita dari Gedung Perpustakaan Kampus II UIN Alauddin Makassar. (Tribun Toraja)

Pengungkapan sindikat uang palsu ini berawal dari adanya laporan masyarakat. Setelah itu, polisi pun melakukan tindak lanjut dan penyelidikan.

AKBP Reonald Simanjuntak menuturkan setelah penyelidikan dilakukan, pihaknya menangkap seorang pelaku di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, pada awal Desember 2024.

Dia mengatakan pelaku itu ditangkap saat mencoba mengedarkan uang palsu senilai Rp500 ribu.

Setelah penangkapan tersebut, dia menjelaskan pihaknya langsung melakukan pengembangan dan menggerebek UIN Makassar.

Ketika penggerebekan, polisi menemukan uang palsu dengan jumlah ratusan juta rupiah.

"Kita kembangkan, sehingga kami temukan yang senilai Rp 446.700.000. Barang bukti yang kami temukan di salah satu kampus di Gowa," jelas Reonald pada Senin (16/12/2024).

Dia mengatakan uang palsu yang diproduksi tersebut dalam bentuk pecahan Rp 100 ribu.

"Pecahan uang palsu Rp 100 ribu. Barang bukti lainnya masih ada. Jadi sabar, mudah-mudahan dalam waktu  singkat ini kami rilis kembali. Dan ini akan dirilis oleh Kapolda Sulsel langsung," ujar Reonald.

Reonald mengatakan, dalam penggerebekan di Kampus II UIN Makassar tersebut, pihaknya menyita setidaknya 100 jenis barang bukti, termasuk mesin pencetak uang palsu.

Sebagian artikel telah tayang di Tribun Timur dengan judul "Inilah Dalang Sebenarnya Pabrik Uang Palsu di UIN: Inisiator, Pemodal, dan Perintah Andi Ibrahim Cs"

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Timur/Sakinah Sudin/Muslimin Emba)

Artikel lain terkait Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin 

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #peran #sentral #annar #salahudin #kasus #uang #palsu #alauddin #pemberi #investor

KOMENTAR