Kisah Solikin, Rawat Anak Yatim, Lindungi WNI di Malaysia Hingga Diganjar Penghargaan HWPA 2023
Penerima Penghargaan Hasan Wirajudha Perlindungan Award (HWPA) Solikin Bin Martono. [Suara.com/Bagaskara]
23:44
27 April 2024

Kisah Solikin, Rawat Anak Yatim, Lindungi WNI di Malaysia Hingga Diganjar Penghargaan HWPA 2023

Solikin Bin Martono mungkin boleh sangat berbahagia usai mendapat penghargaan Hassan Wirajuda Perlindungan Award (HWPA) 2023 pada Jumat (26/4/2024).

Lantaran dedikasinya melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri mendapat apresiasi.

"Rasanya memang terharulah bagi saya, dapat penghargaan ini. Sebab saya tak pernah, saya pun duduk di dalam perantauan ini, saya datang ke Kementerian Luar Negeri Indonesia ini, sudah lah terharu, macam tak ada batasannya lah," kata Solikin usai diganjar penghargaan dalam kategori Mitra Kerja Perwakilan RI.

Bukan tanpa sebab, Solikin memang boleh dibilang sangat berjasa bagi perlindungan WNI yang bekerja di luar negeri khususnya di Langkawi, Malaysia.

Ia mengaku tergerak hatinya membantu sesama lantaran merasa prihatin dengan WNI karena menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) mendapatkan upah yang tak layak.

"Tiap-tiap bulan kerjanya macam itu. Jadi apabila terjadi sakit, karena mereka itu nggak ada duit, jadi terpaksa saya turun untuk membantu mereka, kerja-kerja sosial saya, itulah," tuturnya.

Sejak 1991, Solikin sudah berkecimpung membantu sesama, sebagai pekerja kontruksi, hatinya tergerak membantu anak-anak yatim dan saudara Islam di Kedah, Malaysia. Dari situ jiwa mulia Solikin merambah membantu para WNI yang kesulitan di Malaysia.

Bukan tanpa sebab, kala itu banyak WNI terkatung-katung di Malaysia mulai dari kesulitan untuk berobat hingga tak bisa membayar sewa kos-kosan.

"Jadi terpaksa mula-mula perjanjiannya itu dengan keluarganya, dia bilang 'Pak Solikin, pakailah duit Pak Solikin dulu. Bila sudah selesai urusan, yang di kampung (diganti), 'Pak minta maaf Pak, saya mana ada duit'. Jadi terpaksa kita ikhlaskanlah benda itu yang berlaku," katanya.

Ikhlas Membantu

Solikin sendiri bukan orang yang bergelimang harta, bahkan untuk kehidupannya sendiri juga berpenghasilan yang tak jelas. Namun ia menegaskan, ikhlas dalam membantu sesama.

"Walaupun kita menolong secara individu, secara macam mana pun, namanya rezeki kita tak akan kering lah. Masih sumbernya masih ada saja, di situlah," ujarnya.

Apa yang dilakukan Solikin sendiri sebenarnya bukan perkara yang mudah. Ia mengakui kerap kali juga menemukan berbagai macam kesulitan. Namun ia tekun dan rela hati membantu para WNI yang bermasalah.

"Oke, bila ada apa terjadi, laporkan. Kejadian kemalangan, kejadian kena tangkap polis, kejadian kena tangkap migrasi. Pokoknya kejadian apa ke laporan saya, saya akan menghubungi siapa majikannya, siapa keluarganya."

"Kalau misalnya keluarganya ya nggak mampu, itu ya ikut perundangan, bagaimana kalau kita boleh tebus, ya kita tebus. Kalau kita proseskan pulang (ke Indonesia)," katanya.

Semua masalah sudah dihadapi oleh Solikin dalam aksinya melindungi WNI. Namun ada satu kata dia yang sangat berkesan dihidupnya.

Hal itu kala Solikin membantu WNI yang kedapatan ditangkap aparat karena bermasalah dengan majikannya. Namun justru dalam upaya membantu, Solikin malah dituduh melindungi tersangka WNI tersebut.

"Didakwa bahwa saya melindungi empat orang itu. Padahal itu bukan ulah saya, bukan ini, cuma saya ditugaskan," katanya.

"Itu pernah penjara dua minggu," sambungnya.

Kendati begitu, semangat Solikin nampaknya tidak pernah padam untuk melakukan tugas mulianya tersebut. Meski diganjar penghargaan HWPA 2023 dirinya masih akan terus berkecimpung melindungi WNI.

"Artinya tetap akan bergerak di membantu yang pulang ke Indonesia dan merasa kesulitan. Perjanjian kita dengan Paguyuban di sana, dengan rekan-rekan di sana, saya sampai ke air hayat saya kalau mau membantu. Itu saja," ujarnya.

Editor: Chandra Iswinarno

Tag:  #kisah #solikin #rawat #anak #yatim #lindungi #malaysia #hingga #diganjar #penghargaan #hwpa #2023

KOMENTAR