Angka Partisipasi Kasar di Indonesia Timur Masih Rendah, Pemberian Beasiswa Diperkuat
Dalam kerja sama dengan Eramet ini, KBF Indonesia telah membuka pendaftaran program beasiswa sejak 27 Agustus-6 September 2024. (mia/ Jawa Pos)
08:40
23 November 2024

Angka Partisipasi Kasar di Indonesia Timur Masih Rendah, Pemberian Beasiswa Diperkuat

– Pendidikan di Indonesia Timur masih dihadapkan pada ketimpangan akses yang signifikan dibanding wilayah lainnya. Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi dari tahun 2021 hingga 2023 pun terungkap masih rendah. Guna mengejar hal ini, peran swasta dinilai sangat penting.

Pendiri Kitong Bisa Foundation Indonesia (KBF Indonesia) Billy Mambrasar mengatakan, dukungan pihak swasta terhadap peningkatan kualitas pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Sebab, perlu ada sinergi dari banyak pihak untuk bisa membantu peningkatan kualitas pendidikan anak-anak di wilayah Timur Indonesia ini.

Diakuinya, saat ini, ada kesenjangan pendidikan yang tinggi antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur. Padahal, pendidikan adalah hal yang fundamental. “Harus ada kesamaan kemerataan pendidikan di seluruh Indonesia,” tegasnya dalam diskusi panel dan penyerahan beasiswa Eramet di Jakarta, Jumat (22/11).

 

Kolaborasi jadi salah satu upaya yang kerap dilakukan KBF Indonesia. Menurutnya, perlu adanya sinergi dari banyak pihak untuk bisa membantu peningkatan kualitas pendidikan anak-anak, khususnya yang ada di Timur Indonesia.

Pihaknya pun sudah sejak lama menjadi jembatan yang menghubungkan antara pemerintah dan pihak swasta. Banyak kerjasama ini juga telah membawa keberhasilan dan perubahan yang positif untuk Bangsa Indonesia. “Kerja sama dengan Eramet ini akan menjadi satu milestone tambahan untuk KBF Indonesia. Kami juga bersyukur bahwa Eramet memiliki visi positif dan besar untuk ikut mengembangkan talenta terbaik Bangsa Indonesia,” paparnya.

Dalam kerja sama dengan Eramet ini, KBF Indonesia telah membuka pendaftaran program beasiswa sejak 27 Agustus-6 September 2024. Setidaknya, ada 3.400 orang pendaftar dari Maluku Utara, Papua, dan Sulawesi yang ikut bersaing untuk bisa mengikuti program beasiswa tersebut.

Dari jumlah tersebut, terjaring 42 mahasiswa Indonesia yang dipilih berdasarkan kriteria khusus yang mencakup prestasi akademik hingga latar belakang ekonomi. Termasuk, komitmen mereka untuk kembali membangun daerah asal.

 

Chief Sustainability & External Affairs Officer Eramet Virginie de Chassey menurutkan, bahwa beasiswa merupakan bentuk komitmen dan dukungan pihaknya untuk mengurangi kesenjangan akses ke pendidikan berkualitas di Indonesia Timur. Senada dengan Billy, ia menekankan jika pendidikan adalah kunci untuk membuka peluang yang lebih luas.

“Program Eramet Beyond memiliki ambisi, khususnya untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam pendidikan dan gender,” katanya. Selain itu, program beasiswa ini juga sejalan dengan peta jalan CSR Eramet yang berfokus pada percepatan pengembangan lokal dan berkelanjutan di komunitas serta wilayah operasional. Karenanya, melalui beasiswa ini, pihaknya mendorong generasi muda di daerah terpencil untuk melanjutkan pendidikan tinggi mereka dan mendapatkan kesempatan yang sama seperti anak-anak dari wilayah lain.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Pembiayaan Pendidikan Tinggi (BPPT) Ratna Prabandari menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi Eramet dan KBF. Menurutnya, kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah memang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Saya berharap peningkatan kompetensi pendidikan, baik formal maupun informal, ke depan, tidak hanya mengandalkan APBN atau pemerintah, tetapi juga melibatkan institusi lain, termasuk perusahaan,” tutur Ratna dalam sambutannya.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Nikson Maling, 20, mengaku bersyukur bisa lolos seleksi beasiswa Eramet ini. Sehingga, ia pun bisa berkuliah di jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga, Jawa Tengah.

Mahasiswa asal Papua ini pun berharap nantinya makin banyak peluang beasiswa bagi anak-anak dari Indonesia Timur. Dengan begitu, mereka bisa melanjutkan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi. “Setelah lulus nanti, saya akan kembali ke daerah untuk membangun daerah saya sendiri,” katanya

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #angka #partisipasi #kasar #indonesia #timur #masih #rendah #pemberian #beasiswa #diperkuat

KOMENTAR