



5 Kata yang Sering Disalahpahami dalam Hubungan, Hati-Hati Bisa Jadi Sumber Konflik!
Setiap hari, kita menggunakan kata-kata yang terdengar indah dan bermakna dalam hubungan. Kita mengucapkannya dengan harapan akan dipahami, merasa terhubung, dan menciptakan ikatan yang kuat.
Tapi sering kali, justru kata-kata itulah yang membuat kita salah paham, merasa kecewa, atau bahkan terluka. Contohnya kalimat seperti:
- "Aku ingin merasa aman bersamamu."
- "Kamu tidak menghormati aku."
- "Aku percaya kamu."
- "Aku mencintaimu, bukankah itu cukup?"
- "Kamu harus lebih rentan."
Kata-kata seperti cinta, kepercayaan, keamanan, rasa hormat, dan kerentanan memang terasa universal. Tapi sebenarnya, semua itu sangat subjektif. Tanpa kejelasan bersama, kata-kata ini bisa menjadi sumber konflik dibanding jembatan koneksi. Mari kita lihat satu per satu, sebagaimana dilansir dari Your Tango.
1. Cinta
Kata yang paling kita dambakan, tapi juga paling sering disalahartikan.
Cinta sering dipahami sebagai tindakan (memberi hadiah, menjaga, menyayangi), padahal cinta sejati bukan sekadar perilaku.
Cinta adalah esensi hidup. Ia bukan sesuatu yang harus dibuktikan atau didapatkan. Ia ada dalam diri kita, menunggu untuk disadari kembali ketika hidup jadi terlalu sibuk.
Solusi: Jangan jadikan "cinta" sebagai pengganti kebutuhan yang tidak terpenuhi. Kalau kamu ingin perhatian, kasih sayang, atau waktu berkualitas, katakan saja dengan jelas. Biarkan cinta jadi fondasi, bukan tuntutan.
2. Kepercayaan
Kita sering berpikir bahwa kita "memberi" kepercayaan pada orang lain. Padahal sebenarnya, kita sedang mempercayai penilaian diri sendiri tentang orang tersebut.
Ketika kepercayaan "rusak", sering kali kita merasa disakiti karena pilihan kita sendiri. Tapi justru di sinilah kekuatan kita — mengambil kembali tanggung jawab atas penilaian dan keputusan kita.
Solusi: Gunakan kata dapat dipercaya. Tanyakan, "Apa yang membuat aku merasa orang ini bisa dipercaya?" Konsistensi? Kejujuran? Tindak lanjut? Fokuslah pada hal-hal nyata.
3. Keamanan
Rasa aman bukan berarti selalu setuju, nyaman, atau bebas konflik. Keamanan emosional adalah saat kamu bisa jujur tanpa takut dihakimi atau ditinggalkan. Ini tentang tahu bahwa perasaanmu diterima, bahkan saat kamu sedang tidak baik-baik saja.
Solusi: Daripada berkata, "Aku tidak merasa aman," cobalah lebih spesifik, "Aku ingin tahu bahwa kamu tidak akan marah kalau aku cerita ini," atau "Aku butuh waktu tenang sebelum kita bicara." Definisi yang jelas akan lebih memudahkan pasangan memahami dan memenuhi kebutuhanmu.
4. Rasa Hormat
Sering digunakan saat konflik, tapi jarang dijelaskan dengan gamblang. Bagi satu orang, rasa hormat mungkin berarti didengarkan. Bagi yang lain, berarti tidak dikritik di depan orang lain. Jika tidak dibahas, perbedaan persepsi ini akan menimbulkan pertengkaran yang berulang.
Solusi: Bicarakan bersama apa arti rasa hormat bagi masing-masing. Tanyakan, "Apa yang membuatmu merasa dihormati?" atau "Apa yang tidak terasa menghormati buat kamu?" Dari sana, bangun kesepakatan bersama.
5. Kerentanan
Banyak yang mengira kerentanan artinya membuka luka, menangis, atau curhat habis-habisan. Padahal, kerentanan sejati adalah keberanian untuk jujur tentang hal yang belum tentu diterima atau dimengerti. Ini bukan kelemahan, tapi kekuatan yang membangun kedekatan.
Solusi: Mulailah dari hal kecil, seperti, "Aku takut ini tak masuk akal, tapi aku ingin cerita…" atau "Aku pengin lebih dekat, tapi aku nggak tahu harus mulai dari mana." Kerentanan adalah kejujuran yang dibagikan dengan niat membangun koneksi.
Jika ingin hubungan yang benar-benar terhubung dan tumbuh, berhentilah menganggap pasangan tahu arti kata-kata besar seperti cinta, percaya, atau hormat. Setiap kata punya makna yang unik bagi tiap orang.
Daripada berasumsi, lebih baik bertanya. Jelaskan. Bangun makna bersama. Di situlah kedalaman hubungan yang sejati akan hidup. (*)
Tag: #kata #yang #sering #disalahpahami #dalam #hubungan #hati #hati #bisa #jadi #sumber #konflik