Dampak Erupsi Lewotobi Laki-Laki, 5.383 Siswa Tak Bisa Sekolah, Pemerintah Siapkan Sekolah Darurat di Area Pengungsian
AKIBAT HUJAN ABU: Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores, membuat atap bangunan, jalan, dan pepohonan diselimuti abu vulkanis, Minggu (10/11). (AFP)
12:40
14 November 2024

Dampak Erupsi Lewotobi Laki-Laki, 5.383 Siswa Tak Bisa Sekolah, Pemerintah Siapkan Sekolah Darurat di Area Pengungsian

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur masih mengeluarkan abu vulkanis. Dampak letusannya tidak hanya dirasakan warga sekitar. Beberapa bandara di NTT juga masih tutup hingga kemarin. Sektor pariwisata, terutama di Labuan Bajo dan Bali, pun terganggu.

Erupsi menerus itu turut berdampak pada kegiatan belajar-mengajar di daerah sekitar. Di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, misalnya, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencatat, erupsi menyebabkan gangguan proses belajar di 66 satuan pendidikan atau sekolah. Sebanyak 458 guru dan 5.383 siswa terdampak langsung.

Sekolah-sekolah tersebut mengalami kerusakan pada gedung dan sarana pendidikan lainnya. Sejauh ini ada 17 gedung sekolah yang kerusakannya teridentifikasi secara lengkap. Hingga kemarin pendataan masih berlangsung.

Pembelajaran juga terganggu lantaran gedung dan halaman sekolah dijadikan sebagai lokasi pengungsian. Ada 11 sekolah di Kecamatan Titehena yang kini dimanfaatkan untuk keperluan tersebut.

Suharti mengungkapkan, anak-anak terdampak bencana tetap harus mendapatkan haknya untuk mengakses pendidikan. Oleh sebab itu, pihaknya berkomitmen memastikan mereka tetap bisa belajar walaupun dalam situasi darurat. ”Kami berupaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial,” tuturnya.

Menurut dia, Kemendikdasmen akan mengoordinasikan layanan pendidikan darurat di beberapa titik pengungsian bersama pemerintah daerah setempat. Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur telah menyelenggarakan pembelajaran darurat secara bertahap mulai 9 November 2024 di 8 lokasi pengungsian. Selain itu, ada tiga tenda milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial (Kemensos) yang kini digunakan untuk kelas darurat.

"Kami akan melakukan pendampingan penyelenggaraan pendidikan dalam situasi darurat ini melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT, Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, dan Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana,” paparnya.

Sejumlah bantuan pendidikan yang telah disiapkan, antara lain, penambahan tenda ruang kelas darurat dan fasilitas belajar bagi siswa sebanyak 15 unit, lalu 1.570 paket perlengkapan belajar, masker dan family kit, 3.464 eksemplar buku bacaan nonteks pelajaran, dan bantuan dana.

Untuk mengoptimalkan penanganan pascabencana, Kemendikdasmen berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk rehabilitasi sarana pendidikan yang rusak. Termasuk bekerja sama dengan sejumlah organisasi mitra untuk turut serta menyediakan layanan dukungan psikososial hingga distribusi perlengkapan sekolah.

Sementara itu, bantuan logistik juga terus disalurkan Kemensos untuk para pengungsi di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka. Apalagi, jumlah warga yang terdampak dan mengungsi semakin bertambah karena erupsi kembali terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Masryani Mansyur mengatakan, bantuan akan terus disalurkan selama masa tanggap darurat. Kemensos sendiri telah menyalurkan bantuan total Rp 3,78 miliar. (mia/lyn/far/c6/oni)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #dampak #erupsi #lewotobi #laki #laki #5383 #siswa #bisa #sekolah #pemerintah #siapkan #sekolah #darurat #area #pengungsian

KOMENTAR