Hari Film Nasional, Kemendikbudristek Bangun Ekosistem Perfilman Nasional yang Tangguh
Ilustrasi film. (Istimewa)
23:40
29 Maret 2024

Hari Film Nasional, Kemendikbudristek Bangun Ekosistem Perfilman Nasional yang Tangguh

–Direktorat Perfilman Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi bekerja keras mengangkat ekosistem perfilman di Tanah Air.

Pada 2023, perfilman Indonesia mencapai puncak dengan penampilan mengesankan 50 judul film di 24 festival film internasional di 18 negara. Sebuah pencapaian yang mengukuhkan posisi Indonesia di panggung film global dan menandai Indonesia sebagai pesaing kuat di pasar film internasional.

Direktur Perfilman Musik dan Media Ahmad Mahendra menyatakan, capaian itu merupakan momen paling gemilang dalam sejarah perfilman. Itu membuktikan strategi dan dukungan pemerintah dalam mengangkat industri film nasional ke tingkat berikutnya.

Menurut dia, peringatan Hari Film Nasional juga menjadi momentum untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film. Seperti Indonesiana Film dan berbagai inisiatif lain yang memperkaya keterampilan dan jaringan para sineas muda Indonesia.

”Strategi ini bertujuan untuk menjaga animo penonton, meningkatkan kehadiran film Indonesia di tingkat internasional dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produksi film,” tutur Ahmad Mahendra.

Peningkatan Pendidikan Film Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi juga telah mengambil langkah strategis dalam mendukung peningkatan literasi dan apresiasi film melalui berbagai program. Salah satunya adalah Indonesiana Film, sebuah lokakarya penulisan skenario yang dibimbing profesor dari University of Southern California, yang berfokus pada pengembangan narasi lokal Indonesia.

”Program ini bertujuan untuk menghasilkan cerita-cerita yang kuat dengan nilai-nilai moral dan kearifan lokal, sekaligus meningkatkan eksposur dan pendapatan daerah tempat syuting,” ujar Mahendra.

Sampai saat ini, lanjut dia, Bank Naskah Indonesiana Film telah menghasilkan 33 naskah. Selain itu, terdapat beberapa inisiatif lain seperti Layar Indonesiana yang menyelenggarakan kompetisi produksi film pendek untuk sineas muda, dan Lock x Full Circle Lab yang meningkatkan kapasitas penceritaan sinematik serta jaringan internasional.

”Inisiatif-inisiatif ini mencerminkan upaya berkelanjutan pemerintah dalam mengembangkan industri perfilman yang tidak hanya kreatif tetapi juga kompetitif di panggung global,” jelas Mahendra.

Kemendikbudristek juga secara konsisten mendukung Festival Film Indonesia (FFI) dan festival film regional. Sepanjang 2023 Kemendikbudristek juga memfasilitasi lebih dari 20 film festival dari Sabang sampai Merauke. Hal itu bertujuan mengapresiasi karya seniman lokal serta mengidentifikasi dan mengasah bakat-bakat muda dalam rangka menguatkan ekosistem perfilman nasional.

Mahendra juga menjelaskan, Kemendikbudristek mengorganisir pemutaran khusus (nonton bareng/nobar). Hal itu dilakukan untuk mempertahankan minat penonton, menjaga aksesibilitas dan apresiasi terhadap film Indonesia.

Film-film yang memperkaya jalinan budaya seperti Nyanyian Akar Rumput, The Science of Fiction, dan Perempuan Tanah Jahanam telah dipertontonkan, merefleksikan kekayaan dan keragaman sinema Indonesia. Itu menunjukkan tidak hanya keberhasilan dalam mempromosikan karya lokal tetapi juga peningkatan minat dan dukungan masyarakat terhadap industri film nasional.

Kemendikbudristek juga mengakui peran penting komunitas film lokal melalui inisiatif AFI (Apresiasi Film Indonesia). Sejak dimulai pada 2022, program itu telah menjangkau 79 komunitas di 10 kota.

”Untuk beberapa film kami fasilitasi menggunakan anggaran Kemendikbudristek untuk mengorganisir pemutaran khusus atau nobar, kami ingin minat penonton terjaga, dan angka capaian jumlah penonton di 2023 mencerminkan meningkatkannya apresiasi masyarakat terhadap film-film nasional dan menunjukkan adanya pertumbuhan yang stabil dalam industri perfilman di Indonesia,” ujar Mahendra.

Untuk mendorong kehadiran film Indonesia di tingkat internasional, Kemendikbudristek memberikan dukungan finansial melalui dana travel grant (hibah perjalanan) untuk sineas dan film Indonesia yang akan berpartisipasi dalam festival film internasional. Direktorat Perfilman Musik dan Media, lanjut dia, juga terus mendampingi dan memfasilitasi sineas Indonesia untuk terlibat dalam beberapa festival film besar dunia, termasuk di Busan, Berlin, dan Toronto, dengan rencana ambisius untuk menembus Venice International Film Festival pada 2024.

Mahendra menjelaskan, salah satu aspek penting dari strategi perfilman Indonesia saat ini adalah penggunaan film sebagai alat diplomasi strategis.

”Melalui kebijakan yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, perfilman Indonesia diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan dan memajukan budaya Indonesia di mata dunia,” jelas Mahendra.

Hal itu tecermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk menonton film Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh total penonton yang mencapai 55 juta orang pada 2023. Pada akhir 2023, Direktorat Perfilman Musik dan Media mencatat sebuah pencapaian penting dalam pengelolaan anggarannya. Hingga 31 Desember 2023, Direktorat itu berhasil menyerap anggaran hampir secara penuh, dengan persentase penyerapan anggaran mencapai 99,96 persen.

Memperingati Hari Film Nasional, Kemendikbudristek juga telah mengorganisir serangkaian acara yang kaya dan beragam untuk merayakan sinema Indonesia dan para pembuatnya. Kegiatan-kegiatan yang digelar mencakup pemutaran film klasik Usmar Ismail di kota kelahirannya, diskusi dan nonton bareng inklusif, pameran karya seni yang mendukung film, serta penghormatan kepada legenda perfilman Indonesia. Ada pula program nonton bareng kerja sama dengan bioskop XXI, CGV, dan Cinepolis, serta pembagian tiket gratis, yang memungkinkan lebih banyak penonton menikmati karya-karya terbaik film nasional.

”Inisiatif ini merupakan bukti nyata dari komitmen Kemendikbudristek untuk tidak hanya merayakan tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap film-film Indonesia, serta memperkuat identitas budaya nasional melalui medium film,” tutur Mahendra.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #hari #film #nasional #kemendikbudristek #bangun #ekosistem #perfilman #nasional #yang #tangguh

KOMENTAR