Pemerintah Blak-blakan Bersiap Membuka Keran Impor Beras, Menteri Zulkifli Hasan Beberkan Alasannya
Stok cadangan pangan pemerintah yang disimpan Perum Bulog Cabang Banyumas di Kompleks Pergudangan Cindaga, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (ANTARA/Sumarwoto)
15:08
30 Oktober 2024

Pemerintah Blak-blakan Bersiap Membuka Keran Impor Beras, Menteri Zulkifli Hasan Beberkan Alasannya

 

 - Impor beras tampaknya masih akan berlanjut. Pemerintah akan menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton untuk menambah kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).   Menurut Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, untuk impor beras kali ini, pemerintah akan menerapkan skema business to business.   “Memang kita terutang harusnya kan kita impor 1 juta ton lagi, tapi karena awalnya India melarang, jadi pakai skema business to business,” ujar menteri yang akrab disapa Zulhas itu, Selasa (29/10) seperti dikutip dari Antara.   Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan kuota impor beras sebanyak 3,6 juta ton pada tahun ini. Sedangkan realisasi impor pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 2.937.772 ton.   Lalu untuk September hingga Desember mendatang rencananya akan mengimpor beras sebanyak 1.552.686 ton.   Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan impor beras tidak serta merta dilakukan begitu saja karena harus melihat jumlah produksi beras nasional.   Jika produksi beras menurun, maka barulah impor dilakukan untuk memperkuat dan mengamankan cadangan pangan.   “BPS menyampaikan untuk menyiapkan cadangan pangan lagi ke depan sambil kita memperkuat produksi dalam negeri,” kata Arief.   Ia juga berharap melalui kolaborasi antar kementerian/lembaga, terutama Kementerian Pertanian bisa turut mendukung peningkatan produksi beras dalam negeri.   Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus, produksi beras pada periode September dan Oktober 2024 akan meningkat masing-masing menjadi 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton.   Jumlah tersebut meningkat dibandingkan produksi beras pada Juni yang tercatat 2,06 juta ton dan Juli sebesar 2,05 juta ton.   Lalu menurut survei BPS, produksi beras pada September dan Oktober itu diprediksi melebihi konsumsi beras nasional yang hanya 2,58 juta ton dalam periode yang sama, sehingga menunjukkan adanya surplus produksi.   Meskipun begitu, Perum Bulog sebelumnya memprediksi pada Januari - Februari 2025 akan terjadi musim paceklik.   Adanya pergeseran musim hujan disinyalir menjadi penyebab mundurnya musim tanam mundur dari September ke Oktober, sehingga masa panen baru bisa dimulai pada Januari 2025.   Akibatnya, beras hasil panen diperkirakan baru memasuki pasar pada Maret 2025 karena beras hasil panen harus melalui proses pengeringan terlebih dahulu. Sehingga, akan terjadi defisit beras sekitar 3 juta ton pada Januari dan Februari 2025.   Atas dasar itulah Perum Bulog berharap pemerintah segera mengeluarkan perintah penugasan impor beras untuk 2025 sebagai langkah mengantisipasi defisit produksi-konsumsi beras nasional pada tahun depan.   “Untuk mengantisipasi defisit 3 juta ton pada Januari--Februari 2025, kami sebagai operator sangat berharap perintah untuk menambah stok itu diberikan lebih awal,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi.  ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #pemerintah #blak #blakan #bersiap #membuka #keran #impor #beras #menteri #zulkifli #hasan #beberkan #alasannya

KOMENTAR