Profil Satryo Soemantri Brojonegoro, Sosok Ilmuwan yang Ditunjuk Jadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi di Kabinet Merah Putih
Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Satryo Soemantri Brojonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi. Sosok Satryo dikenal sebagai Ketua sekaligus Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI)
Dikutip dari website AIKIP, Satryo Lahir di Delft, Belanda pada 5 Januari 1956. Satryo memiliki segudang pengalaman di bidang penelitian sains dan teknologi.
Setelah meraih gelar Ph.D di bidang teknik mesin dari University of California, Berkeley, USA tahun 1985, ia bergabung di ITB. Sebagai ilmuwan, tulisan ilmiah mencapai lebih dari 99 publikasi.
Pengalamannya luas di bidang pendidikan tinggi, yaitu dalam hal reformasi dan pembaharuan untuk peningkatan mutu agar mampu berdaya saing. Tahun 1992, ia dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB saat mengawali implementasi dari proses self evaluation pada jurusan tersebut. Belakangan, proses ini diadopsi oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia mulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Saat ini Satryo aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.
Di dunia pendidikan Indonesia, nama Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah nama yang tidak asing lagi. Selama pengabdiannya di dunia pendidikan Indonesia, beliau telah menghadapi berbagai masalah dan rintangan dalam usahanya memajukan pendidikan di Indonesia. Sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi atau yang disebut pula Dirjen Dikti, Satryo Soemantri Brodjonegoro telah memberikan kontribusi yang cukub signifikan bagi pendidikan Indonesia.
Di masa kepemimpinannya, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengalami banyak rintangan di dunia pendidikan. Beberapa dilema di dunia pendidikan Indonesia terus menguji kegigihan Satryo Somantri Brodjonegoro dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Salah satu ujian terberat yang dihadapi Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah tingkat kualitas lulusan perguruan tinggi di dalam dunia kerja. Lulusan perguruan tinggi Indonesia dinilai kurang kompeten.
Hal ini diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak putra putri Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan bahkan mengabdikan dirinya di luar negeri pula. Keadaan ini membuat kualitas sumber daya manusia di mata internasional juga tidak begitu baik. Banyak negara di luar sana yang menilai bahwa Indonesia mempunyai kualitas tenaga kerja di bawah rata-rata. Bahkan generasi muda Indonesia sendiripun memandang negaranya sebelah mata.
Mereka lebih memilih bekerja untuk negara lain karena mereka menilai bahwa negara lain lebih menghargai kemampuan mereka dengan harga yang lebih tinggi. Hal inilah yang coba diperbaiki oleh Satryo Soemantri Brodjonegoro selaku Dirjen Dikti Indonesia.
Di sisi lain dari dilema-dilema yang muncul dalam masa jabatannya sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Satryo Soemantri Brodjonegoro tidak berhenti berkarya. Beliau bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency atau yang lebih dikenal dengan nama JICA, dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa.
Tag: #profil #satryo #soemantri #brojonegoro #sosok #ilmuwan #yang #ditunjuk #jadi #menteri #pendidikan #tinggi #sains #teknologi #kabinet #merah #putih